Home · Parenting · Konseling · Blogging · Tips · Daftar Isi

Kultum: Puasa Sebagai Media Pengendali Nafsu

Materi Ceramah: Puasa Sebagai Media Pengendali Nafsu
Shaum
Assalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, sebagaimana firman Allah ta’ala :
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. at-Tiin, 95:4)
Kepada manusia diberikan Allah beberapa kebaikan diantaranya adalah akal fikiran dan nafsu. Berbeda dengan malaikat yang diciptakan Allah tanpa memiliki nafsu. Namun demikian manusia tidak boleh membunuh nafsu tapi harus dikendalikan. Diantara ajaran agama yang membunuh nafsu adalah agama kristen. Biarawatinya tidak boleh menikah. Dan dalam ajaran agama Budha, para biksu tidak boleh gagah. Kepalanya digunduli, tidak boleh memakai kemeja atau jas, dan hanya menggunakan kain yang diselempangi (dililit). Tidur tidak boleh di kasur-kasur empuk, dan hanya tidur diatas-atas paku.
Tidak demikian dengan Islam. Islam tidak membunuh nafsu melainkan menekankan pada para pemeluknya agar mengendalikan nafsu sehingga tidak liar atau sembrono. Manusia yang dapat mengendalikan hawa nafsunya, adalah manusia yang memiliki martabat yang tinggi dalam kehidupan dunia dan akhirat. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: “beruntunglah siapa yang menjadikan akalnya raja dan nafsunya budak, dan celakalah siapa yang menjadikan nafsunya raja dan akalnya budak”. (al-Hadits)
Manusia yang dapat menjadikan akalnya sebagai raja, dapat mengarahkan nafsunya sesuai keinginannya karena nafsunya adalah budak dan harus turut apa kata akal. Lain halnya kalau nafsunya sebagai budak dan nafsunya sebagai raja. Manakala nafsunya ingin ini itu akalnya tidak bisa mengatakan tidak, atau jangan. Dan nafsu itu tidak pernah cenderung pada keingin yang baik, akan tetapi selalu pada keinginan yang buruk dan jahat. Firman Allah: “inna an-nafsa la’ammaratun bis-su’i”. Sesungguhnya nafsu itu condong pada kejahatan.
Bahkan akal yang tidak bisa diperintahkan oleh nafsu adalah akalnya para Nabi-nabi, sahabat-sahabat dan ulama-ulama shalihin. Ketika akalnya memerintahkan untuk berpuasa, maka nafsunya ikut puasa, ingin bangun malam maka nafsunya tidak bisa lagi enak-enak tidur. Dan ketika akalnya ingin menjalankan sholat maka nafsunya segera memikirkan jalan menuju ketempat whudu’.
Nafsu yang dapat dikendalikan itu disebut nafsu al-mutmainnah yang bersemayam di hati para orang-orang shaleh dan para ulama serta para Nabi. Siapa saja yang mendapatkannya maka selamatlah seumur hidupnya dari segala perbuatan jahat dan mungkar.
Puasa merupakan sarana paling tangguh untuk membantu memerangi hawa nafsu serta menekan nafsu syahwat sekaligus sebagai sarana pensucian jiwa dan pemberhentiannya pada batas-batas Allah Ta’ala, di mana dia akan menahan lisannya dari berbicara sia-sia, mencela, serta menyerang kehormatan orang lain, berusaha menyebar ghibah (menceritakan kejelekan atau aib orang) dan namimah (mengadu domba) ke tengah-tengah mereka, puasa juga dapat menundukkan tipu daya, pengkhianatan, kecurangan, muslihat, serta mencegah upaya melakukan perbuatan keji, memakan riba, menyuap dan memakan harta manusia dengan cara yang bathil serta berbagai macam penipuan. Selain itu, puasa juga mendorong seorang muslim untuk sesegera mungkin mengerjakan perbuatan baik, baik itu shalat maupun zakat dengan cara yang benar serta menyalurkan kepada pihak-pihak yang telah ditentukan oleh syari’at. Dia juga akan berusaha mengeluarkan shadaqah serta melakukan hal-hal yang bermanfaat, berkeinginan keras untuk memperoleh rizki yang halal dan menghindarkan diri dari perbuatan dosa dan keji.
Dengan demikian, di dalam puasa itu terkandung banyak keutamaan yang sangat agung. Selain itu juga memiliki berbagai rahasia besar yang sebagian di antaranya telah diketahui oleh banyak orang, sedang sebagian lainnya tidak diketahui.
Wassalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Kultum: Puasa Sebagai Media Pengendali Nafsu"

Post a Comment

Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.