Home · Parenting · Konseling · Blogging · Tips · Daftar Isi

Ceramah Singkat: Makna Bisnis Dalam Islam

Materi Kultum: Makna Bisnis Dalam Islam
Bisnis

Assalamu ‘Alaykum  Warahmatullahi Wabarakatuh
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
“Mengapa kalian tidak jadi pedagang, padahal Nabi kalian adalah pedagang yang ulet dan berhasil?” demikian kata Prof. Sutan Takdir Ali Syahbana kepada para mahasiswanya dalam satu pertemuan. Memang kalau diamati secara seksama persoalan sangat serius yang dihadapi ummat Islam adalah keterbelakangan ekonomi. Dan hal ini seringkali disebabkan lemahnya keinginan mereka untuk menjadi pedagang atau menjadi pelaku ekonomi. Terlebih lagi  ada yang memahami bahwa agama harus dipisahkan dari dunia ekonomi, karena adanya hadis-hadis yang mengisyaratkan agar seseorang untuk tidak mengejar dunia. Dan untuk menghindari dampak agar ummat Islam tidak terjebak dalam praktek riba sebagaimana lazimnya terjadi dalam dunia ekonomi, sehingga para ahli tasauf sering mengaggap bahwa terjun ke dunia ekonomi dapat meghilangkan keteguhan iman seseorang.
Dalam sejarah disebutkan bahwa Nabi Muhammad yang menekuni aktifitas hidupnya secara serius sebagai pedagang, baik bersama pamannya Abu Thalib, maupun bersama Siti Khadijah, yang kemudian menjadi isterinya. Untuk itu persoalan ekonomi bagi ummat Islam harus dimasukkan dalam pemahaman agama agar mereka tidak ketinggalan atau bahkan tertindas akibat kegagalan ekonomi. Sebagaimana Malik bin Nabi, seorang ahli sejarah Muslim dari Al-Jazair menyebutkan: “berbagai problema yang dihadapi ummat Islam dan menghambatnya untuk merealisasikan kebangkitannya, dan satu di antaranya adalah orientasi kapital. Artinya, ummat Islam kekurangan modal untuk proyek-proyek pembangunannya di segala bidang.
Al-Qur’an telah memberi isyarat mengenai kaitan antara kehidupan dengan perdagangan. Diantaranya:
Firman Allah: “Allah telah membeli dari orang beriman jiwa raga dan harta mereka supaya mereka beroleh teman (surga)” (QS.al-Taubah: 111).
Surah al-shaf yang menjadi landasan filosofi perusahaan juga telah mengisyaratkan bahwa hidup  dan pergumulannya adalah merupakan perdagangan antara manusia dengan Tuhan. Atas dasar itu Allah Swt menjelaskan bahwa tidak ada aktifitas manusia yang tidak diperhitungkan oleh Allah Swt; yang baik diganjar dengan kebaikan dan yang buruk akan diganjar keburukan. Buku Neraca “perdagangan” hidup itu akan diterima manusia di hari perhitungan kelak, yang merupakan catatan bagi segala aktifitas manusia di dunia. Firman Allah : “Setiap orang, nasibnya sudah kami kalungkan di lehernya, pada hari kiamat akan kami keluarkan baginya sebuah gulungan yang akan dilihatnya sudah terbentang” (QS.17/al-Isra’:13)
Pada ayat lain Allah Swt bahkan menguraikan balasan yang bersifat kuantitatif. Misalnya : “Perumpamaan mereka yang menyumbangkan harta di jalan Allah seperti sebutir biji menumbuhkan tujuh butir; pada setiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas Maha Mengetahui” (QS.2/al-Baqarah:261).
Dari isyarat-isyarat al-Qur’an mengenai hubungan kehidupan dengan perdagangan dapat diketahui bahwa konotasi perdagangan bukan hanya dalam hal material, tetapi juga spiritual dan mental. Untuk itu isyarat itu dapat diterjemahkan sebagai mengajarkan nilai-nilai: Kesungguhan dan etos kerja, Keadilan dan ketaatan pada hukum serta nilai-nilai disiplin dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Wassalamu ‘Alaykum  Warahmatullahi Wabarakatuh

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Ceramah Singkat: Makna Bisnis Dalam Islam"

Post a Comment

Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.