Home · Parenting · Konseling · Blogging · Tips · Daftar Isi

Ringkasan Materi PAI SMP Kelas 7: Dekat dengan Allah Melalui Asmaul Husna

Ringkasan materi PAI materi tentang lebih dekat dengan Allah melalui asmul husna (al-'Alim, al-Khabir, As-Sami' dan Al-Bashir).

Tahlil

A. Pengertian Iman Kepada Allah

Iman menurut bahasa berarti percaya atau yakin

Menurut istilah, iman adalah sikap hati dengan penuh keyakinan tanpa keraguan sedikitpun membenarkan keberadaan Allah swt. dengan segala sifat-sifat yang dimiliki-Nya.

Iman meliputi keyakinan hati, pernyataan lisan, dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

Orang yang beriman disebut mukmin, sedangkan orang yang ingkar atau tidak beriman disebut kafir.

Keimanan terhadap “Keesaan Allah” (tauhid) ini dalam pengertian bahwa:

(1) Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, dipuji dan dimintai pertolongan.

(2) Allah adalah satu-satunya Tuhan Pencipta dan Pengatur alam semesta.

(3) Allah adalah satu-satunya Tuhan yang memiliki segala sifat kesempurnaan dan jauh dari sifat kekurangan.

B. Pengertian Asmaul Husna

Asmaul Husna menurut bahasa berarti nama-nama yang baik

Menurut istilah, Asma’ul Husna adalah nama-nama yang baik, yang indah milik Allah swt., sebagai bukti ke-Mahasempurnaan-Nya yang berjumlah 99 nama.

1. Al-’Alim (Maha Mengetahui/Memiliki Ilmu)

Al-’Alim artinya Maha Mengetahui/Memiliki Ilmu

Dengan pengetahuan yang tiada batas, Allah bebas memberikan ilmu kepada hamba-Nya yang mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya

Pengetahuan semua makhluk adalah bersumber dari pengetahuan Allah swt.

Perilaku yang dapat diwujudkan untuk meneladani bahwa Allah swt memiliki Asmaul Husna al-‘Alim adalah kita harus terus-menerus mencari ilmu-ilmunya Allah Swt. dengan cara belajar dan merenungi ciptaan-Nya.

2. Al-Khabir (Maha Teliti)

Al-Khabir artinya Mahateliti

Allah swt. mengetahui apa pun yang dikandung dalam hati dan pikiran

Untuk meneladani nama Allah Al-Khabir ini adalah dengan berbaik sangka kepada Allah dan sesama.

Perilaku yang dapat diwujudkan untuk meneladani bahwa Allah swt memiliki Asmaul Husna Al-Khabir (Mahateliti) adalah kita selalu waspada dan teliti terhadap apa saja yang telah dan akan kita lakukan. Kita harus teliti dan cermat dalam melaksanakan kegiatan, baik di sekolah, di rumah, maupun di tempat lainnya. Orang yang teliti akan mendapatkan hasil maksimal, dan tidak akan menyesal di kemudian hari.

 

3. As-Sami’ (Maha Mendengar)

As-Sami’ artinya Maha Mendengar

Allah Maha Mendengarkan segala sesuatu yang ada sekalipun pelan suaranya

Allah mendengar tanpa perantara daun telinga baik yang didengar-Nya itu bunyi suara, warna, maupun benda.

Perilaku untuk meneladani Asmaul Husna: As-Sami’ (Maha Mendengar) adalah kita harus mau mendengarkan orang lain yang sedang berbicara. Terlebih lagi jika yang sedang berbicara adalah guru atau orang tua kita. Selain itu, kita harus peka terhadap informasi dan berlatih agar bisa memilah informasi yang baik dan yang buruk, yang hak dan yang batil.

4. Al-Bashir (Maha Melihat)

Al-Bashir artinya Maha Melihat

Allah Maha Melihat segala sesuatu yang ada di alam ini baik yang tampak maupun tersembunyi lahir batin, tidak ada satu pun yang terlepas dari penglihatan Allah.

Perilaku untuk meneladani Asmaul Husna: Al-Bashir (Maha Melihat) adalah kita berusaha semaksimal mungkin untuk dapat melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini sebagai bahan renungan akan kebesaran Allah Swt. Kita diajarkan untuk pandai dan cermat dalam memandang berbagai persoalan di sekeliling kita. Namun jangan lupa, kita juga harus selalu introspeksi diri untuk melihat kelebihan dan kekurangan kita sendiri agar hidup menjadi lebih terarah.

C. Hikmah Beriman Kepada Allah swt.

▪ Selalu mendapat pertolongan dari Allah Swt.

▪ Hati menjadi tenang dan tidak gelisah.

▪ Sepanjang masa hidupnya tidak akan pernah merasa rugi.

▪ Melahirkan sikap baik sangka, tabah, dan tawakal

▪ Terhindar dari akhlak tercela dan kemaksiatan

▪ Allah mudahkan segala urusan yang kita hadapi

▪ Meningkatkan ketaqwaan dan keta'atan kepada Allah

▪ Terhindar dari perbuatan-perbuatan yang menjerumus ke perbuatan syirik

▪ Mendapat kebahagiaan hidup baik di dunia atau ketika kelak di alam akhirat

 

Artikel keren lainnya:

PAI SMP: Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan Guru

Ringkasan materi PAI Bab "Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan Guru" untuk SMP dan sederajat.

Orang Tua

Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan Guru

● Hormat adalah sikap menghargai yang diberikan seseorang kepada orang lain yang dianggap berjasa memberikan sesuatu jasa tersebut bisa berupa bimbingan, nasihat, materi, dan sebagainya, sebagai bentuk rasa syukur atau rasa terimakasih atas apa yang diterimanya atau dirasakannya.

Taat adalah sikap setuju dan siap melakukan sesuatu yang baik dan benar serta dalam pelaksanaannya dilakukan secara sungguh-sungguh, jujur, bertanggung jawab, dan ikhlas.

Orang tua adalah ibu bapak kita, yang melahirkan, mengasuh, mendidik, dan membesarkan kita.

Guru adalah orang yang berprofesi sebagai pendidik dan pengajar siswa-siswanya di sekolah (guru formal) atau di lembaga non-formal seperti di tempat les dsb.

Mengapa kita harus hormat dan taat kepada orang tua:

Orang tua adalah orang yang berjasa dalam hidup kita

Orang tua adalah orang yang merawat dan membesarkan kita

Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik, hormat, taat dan berbakti kepada kedua orang tua, terutama ibu (Lihat Q.S. Luqman/31: 14)

Kita tidak akan mampu membalas jasa kedua orang tua

Kewajiban seorang anak; berbakti kepada kedua orang tua

Setiap anak wajib merawat orang tua yang sudah lanjut usia (Q.S. Isra/17: 23)

Setiap anak tidak diperkenankan mengatakan kata kasar, bahkan kata “ah” pun dilarang

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu perbuatan yang dicintai Allah swt. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Amal yang paling dicintai Allah; Shalat pada waktunya, berbuat baik kepada kedua orang tua, dan jihad di jalan Allah (H.R. Bukhari dan Muslim)

Berbuat baik kepada orang tua merupakan amalan penting yang harus dilakukan oleh setiap manusia

Mengapa kita harus hormat dan taat kepada guru:

Guru adalah orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada kita

Guru tidak terbatas hanya yang ada di sekolah, tapi yang mengajar ngaji atau materi di tempat les juga disebut guru

Siapa saja yang pernah menyampaikan ilmu pengetahuan disebut guru, baik itu orang tua, ustaz, kiai dll

Setiap muslim wajib menghormati dan mentaati guru, selagi tidak memerintahkan kepada kemaksiatan kepada Allah

Kita harus menghormati dan menjaga perasaan guru, karena keberkahan ilmu ada pada keridhaan guru 

Contoh hormat dan taat kepada orang tua

Taat terhadap nasihat yang diberikan

Merendahkan diri di hadapan orang tua

Tidak berkata keras, apalahi kasar

Tidak membentak

Merawat mereka dengan baik

Mendoakan mereka

Meminta izin

Contoh hormat dan taat kepada guru:

Menyapa dan mengucapkan salam ketika bertemu

Menaati nasihat mereka

Bertutur kata yang halus dan sopan

Siap membantu jika dibutuhkan

Artikel keren lainnya:

Gemar Beramal Shalih dan Berbaik Sangka Kepada Sesama - PAI Kelas 8

Rangkuman materi PAI bab "Al-Quran dan Hadis tentang beramal shaleh dan berbaik sangka" untuk kelas 8 SMP.

Berbuat Baik

A. Gemar Beramal Shalih

Al-Ashr’: 1-3

وَالْعَصْرِ (1) اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ (2) اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

Artinya : Demi masa (1) Sungguh, manusia berada dalam kerugian (2), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajika serta saling menasihati untuk kesabaran (Q.S. Al-Asr/103: 1-3)

Isi kandungan Al-‘Ashr ayat 1-3

1.  Menghargai waktu karena waktu itu sangat penting dan tidak bisa diulang Kembali.

2.  Janganlah jadi orang  yang merugi di dunia karena tidak memanfaatkan waktu.

3.  Selalu Beramal shaleh.

4.  Saling menasihati dalam kebenaran.

An-Nahl: 97

مَنْ عَمِلَ صٰلِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيٰوةً طَيِّبَةً وَّلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ  (النحل:97)

Artinya: Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupaan yang baik dan akan kami beri balasaan dengan pahala yang lebih bak dari apa yang telah mereka kerjakan (Q.S. An-Nahl/16: 97)

Isi kandungan An-Nahl ayat 97

1. Allah menjanjikan kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat bagi orang yang beramal shalih baik laki-laki atau perempuan

2. Orang yang beriman meyakini bahwa rezeki datangnya dari Allah swt.

3. Orang yang beriman berkeyakinan bahwa balasan di akhirat adalah balasan yang paling besar dari Allah swt. dan diidam-idamkan oleh mereka

Hadits tentang Beramal Shaoleh

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ َنْهُمَا، قَالَ: " لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا وَلاَ مُتَفَحِّشًا، وَكَانَ يَقُولُ: «إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا» (رواه البخاري ومسلم)

Abudullah bin Amr r.a. berkata, Rasulllah saw. bukanlah orang yang suka mengucapkan kata kotor, bahkan beliau bersabda: Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Isi kandungan dari hadits di atas:

1. Larangan untuk berkata kotor dan perbuatan tercela

2. Rasulullah saw. memerintahkan kepada kita untuk berbuat dengan perbuatan terpuji atau berakhalak dengan akhlak mulia

3. Rasulullah saw. memberi isyarat bahwa yang terbaik diantara orang-orang mu’min adalah yang terbaik akhlaknya

Contoh Amal Soleh

1. Melaksanakan perintah-perintah Allah

2. Patuh dan taat kepada guru

3. Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan

4. Memberikan tempat duduk untuk nenek, kakek tua, perempuan yang tidak mendapatkan tempat duduk

5. Memberikan santunan terhadap fakir miskin

6. Ikut kerja bakti

7. Menyumbang dana bagi pembangunan masjid

8. Mendonorkan darah untuk orang lain

B. Baik Sangka

Al-Hujurat: 12

يٰاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوا اللهَ اِنَّ اللهَ  تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ (الحجرات: 12)

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka meakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima taubat, Maha penyayang. (Al-Hujurat: 12)

Isi kandungan Al-Hujurat: 12

1. Seorang mu’min dilarang untuk berburuk sangka kepada sesam manusia karena orang yang berburuk sangka akan mendapatkan dosa

2. Seorang mu’min dilarang mencari kesalahan orang lain

3. Seorang mu’min dilarang menggunjing satu sama lain

4. Jika seorang mu’min saling menggunjing, maka ibarat memakan daging saudaranya yang sudah mati

Hadis Larangan Buruk Sangka

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثِ، وَلاَ تَحَسَّسُوا، وَلاَ تَجَسَّسُوا، وَلاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهُ إِخْوَانًا»

Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Jauhilah sifat prasangka karena sifat itu adalah sedusta-dusta pembicaraan. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan, memata-matai, janganlah kamu saling mendengki, janganlah kamu belakang membelakangi, dan janganlah kamu saling membenci. Dan hendaklah kamu semua menjadi hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (H.R. Bukhari)

Isi kandungan dari hadits di atas adalah:

1. Allah menyeru kepada orang yang beriman agar menjauhi prasangka buruk

2. Prasangka buruk akan menyebabkan timbulnya sikap negatif

3. Pentingnya prasangka baik

4. Pentingnya rasa persaudaraan antar sesama

Contoh Amal Soleh

Husnuzzan kepada Allah swt. dan sabar mengahadapi cobaannya

1. Senantasa taat kepada Allah swt.

2. Memperbaiki ibadah dan amal shalih

3. Bersyukur atas nikmat yang telah dilimpahkan

4. Bersabar dan ikhlas apabila mendapatkan ujian serta cobaan

5. Meyakin isepenuh hati bahwa dibalik penderitaan terdapat hikmah yang agung 

Husnuzzan kepada diri sendiri

1. Selalu gigih dan optimis; sikap teguh pendirian, tabah, dan tidak mudah menyerah untuk meraih cita-citanya 

2. Selalu berinisiatif; membuat sesuatu yang sifatnya produktif

Husnuzzan kepada Sesama manusia

1. Mempererat hubungan persaudaraan

2. Merasa senang melihat kebahagiaan orang lain

3. Menghindari manusai dari perpecahan antara satu dengan yang lain

4. Dapat membersihkan hati dari titik hitam dan mencegah pperkara mungkar di hati

5. Hubungan persahabatan dan persaudaraaan menjadi lebih baik

6. Menghindarkan diri dari penyesalan dalam hubunugan dengan sesama manusia karena menuduh tanpa bukti yang kuat

Artikel keren lainnya:

Hikmah: Kisah Orangtua yang Sibuk Berdakwah

Teruntuk ayah-bunda, ummi-abi yang sibuk

Bagaimana Umi dan Abi Menjagaku (dari kejamnya dunia)?

Ortu Peluk Anak

Seorang gadis kecil memandangi jendela rumah dengan kesal. Menanti umi dan abinya yang tak kunjung pulang. Seraya membatin, "Dakwah mulu, kalo aku gede, aku gak mau dakwah-dakwahan!" 

Abi sibuk mengisi kajian, mengajarkan Al-Quran dari satu daerah, kota, bahkan keluar pulau. Umi juga sibuk mengisi kajian ibu-ibu, dari rumah ke rumah.

Hari ini, anak perempuan itu sudah besar. Ia yang baru satu tahun menikah, sedang belajar tentang "Membangun keluarga dakwah". Sebuah nasihat seorang gurunda begitu menghujam hatinya. 

"Jika kita menjadi orang tua yang salih, yang taat, yang bermanfaat untuk umat, maka Allah yang akan langsung menjaga dan mendidik anak-anak kita. Tolong agama Allah, Allah akan menolong kita." 

Lihat Nabi Musa, rasanya tak mungkin, seorang anak yang dihanyutkan ke sungai demi menghindari pembunuhan raja tirani, dibesarkan oleh Firaun dalam pusat kedzoliman, bisa menjadi seorang Nabi yang menyeru, menyampaikan risalah.

Bersebab seorang ibunda salihah yang taat sehingga Allah langsung yang menjaga dan mendidik Nabi Musa. 

Lihat Nabi Yusuf, rasanya tidak mungkin, seorang anak yang dibenci saudara-saudaranya, dibuang ke sumur, dijadikan budak, digoda ratu untuk berzina, hingga dipenjara, bisa menjadi seorang Nabi yang salih dan cerdas. 

Bersebab seorang ayah yang salih, taat, ialah seorang Nabi Yakub. Sehingga Allah langsung yang menjaga dan mendidik Nabi Yusuf. 

Lihat Maryam binti Imran, seorang bayi yang terlahir yatim. Harusnya ia hanya dibesarkan  ibunda. Namun, karena kesalihan orang tuanya, Imran dan Hanah, Allah kirimkan seorang Nabi Zakaria untuk mendidik dan mengasuhnya hingga menjadi seorang perempuan terbaik sepanjang zaman. 

Lihat seorang anak yatim yang Allah kisahkan di Surat Al-Kahfi. Bersebab seorang ayah yang salih, Allah sampai kirimkan Nabi Musa dan Nabi Khidr untuk perbaiki rumahnya yang hampir rubuh. Kelak di bawah tanahnya terpendam harta warisan untuk sang anak yatim bertumbuh. 

Perempuan itu kini termenung lama. Mengingat masa bertumbuhnya yang penuh keajaiban. Saat remaja, jauh dari orang tua, betapa sering ia mangkir dari pengajian, menginginkan kebebasan, melanggar batas-batas yang mengekang. 

Namun, sesering itu juga tangan Allah bekerja. Entah ada saja cara-Nya, Allah gagalkan keinginan nakalnya, Allah dekatkan ia pada gurunda luar biasa, kawan-kawan solehah, lingkungan baik, hingga mengecap aktivitas dakwah! Hal yang dulu ia benci. Aduhai, untuk pertama kalinya perempuan itu mengisi kajian di forum kemuslimahan dengan suara bergetar. Ia demam panggung! 

Mengingatnya ia terkekeh, betapa bodohnya kalau mengira semua kebaikan itu ia dapatkan karena kesolehannya sendiri. Nol besar! Ternyata, bersebab aktivitas dakwah orang tuanya (yang sering ia kesalkan dulu), menjadi sebab derasnya petunjuk dan pertolongan Allah dalam hidupannya. 

Ia meleleh dalam nikmat Allah yang tak terkira. Kini, ia tengah belajar menjadi calon ibunda yang juga berdakwah. Semoga ikhtiarnya kelak membuat Allah berkenan menjaga buah hatinya. 

#cintalewatcerita 

FQ.

Artikel keren lainnya: