Home · Parenting · Konseling · Blogging · Tips · Daftar Isi

Hukum Mad: Pengertian, Pembagian dan Contoh Lengkap

Pengertian Mad | Mad Ashli | Mad Far’i
Mad adalah apabila alif yang sebelumnya fathah seperti (كَانَ), ya’ sukun yang sebelumnya kasrah seperti (قِيْلَ) dan wawu sukun yang sebelumnya dhammah seperti (أَعُوْذُ).
Hukum mad dibagi dua macam, yaitu mad ashli dan mad far’i.
Huruf Mad
A. Mad Ashli
Pengertian mad ashli
Mad ashli adalah mad yang tidak membutuhkan sebab berupa hamzah atau sukun. Hal ini disebutkan dalam bait Tuhfatul Athfal:
وَالْمَـدُّ أَصْلِـيٌّ وَ فَرْعِـيٌّ لَهُ • وَسَــمِّ أَوَّلًا طَبِيعِـيًّـا وَهُو
مَا لاَ تَوَقُّـفٌ لَـهُ عَلَـى سَبَـبْ • وَلا بِدُونِـهِ الحُـرُوفُ تُجْتَـلَـبْ
بلْ أَيُّ حَرْفٍ غَيْرُ هَمْزٍ أَوْ سُكُـونْ • جَـا بَعْـدَ مَـدٍّ فَالطَّبِيعِـيَّ يَكُونْ
Artinya:
Mad itu ada ashli dan far’i. Mad ashli disebut juga mad thabi’i.
Mad ashli adalah mad yang tidak tergantung terhadap sebab, dan tidak akan ada dzat huruf mad jika tanpa ada mad ashli.
Bahkan setiap huruf selain hamzah dan sukun yang datang setelah huruf mad maka disebut mad thabii.
Sebagaimana kita bahwa mad adalah apabila:
• Alif yang sebelumnya fathah. Contoh (كَانَ)
• Ya’ sukun yang sebelumnya kasrah. Contoh (قِيْلَ)
• Wawu sukun yang sebelumnya dhammah. Contoh (أَعُوْذُ)
Apabila setelah ketiga keadaan di atas tidak ada huruf yang sukun atau hamzah, maka dikategorikan mad ashli. Seluruh ulama qiraat sepakat bahwa ukuran mad ashli adalah dua harakat atau satu alif.
Mad ashli bisa disebut juga mad thabii. Namun, jika melihat definisi, tak selamanya mad ashli adalah mad thabii. Intinya ada perbedaan antara mad ashli dan mad thabii. Mad thabii merupakan bagian dari mad ashli.
Pembagian Mad Ashli
Pada bagian ini saya akan menjelaskan macam-macam mad ashli. Penjelasan saya berbeda dengan materi di buku tajwid yang beredar selama ini. Saya tidak bermaksud menyalahkan atau menganggap saya yang paling benar. Semua kembali kepada teori dan ilmu yang saya terima dari guru-guru saya.
Mad ashli dibagi 4 macam, yaitu mad thabii, mad iwadh, mad shilah shugra, dan mad tamkin. Berikut penjelasannya:
1. Mad Thabii
Mad thabii adalah aapabila ada huruf mad dan tidak ada hamzah atau sukun setelahnya. Mad thabii ada dua:
a. Mad Thabii Kilmi
Yaitu mad thabii yang terdapat pada kata. Contoh:
قَالَ – يَقُوْلُ – قِيْلَ - نُوْحِيْهَا
b. Mad Thabii Harfi
Yaitu mad thabii yang terdapat pada huruf (ح ي ط ه ر) pada fawatihus suwar. Dalam kitab Tuhfatul Athfal dijelaskan:
وَمَا سِوَى الحَرْفِ الثُّلاَثِي لَا أَلِـفْ • فَـمَـدُّهُ مَــدًّا طَبِيعِـيًّـا أُلِــفْ
وَذَاكَ أَيْضًا فِـي فَوَاتِـحِ السُّـوَرْ • فِي لَفْظِ (حَيٍّ طَاهِرٍ) قَـدِ انْحَصَـرْ
Artinya:
Dan (huruf muqathaah) yang tidak terdiri dari tiga huruf selain alif, maka madnya disebut mad thabii.
Begitu juga mad tersebut terdapat di fawatihus suwar, yang terkumpul pada (حَيٍّ طَاهِرٍ).
Contoh mad thabii harfi terdapat pad huruf ha dan ya’ pada kata (كهعص), huruf tha dan Ha pada kata (طه), dan huruf ra’ pada kata (المر). Apabila dituliskan, kelima huruf fawatihus suwar tersebut terdiri dari dua huruf dimana huruf yang kedua merupakan huruf mad.
ح (حَا) - ي (يَا) – ط (طَا) - ه (هَا) – ر (رَا)
2. Mad Iwadh
Mad iwadh adalah mad yang terdapat pada tanwin fathah yang diwaqafkan. Apabila ada fathatain diwaqafkan, tanwin berubah menjadi harakat fathah tunggal. Mad iwadh tidak berlaku pada tanwin fathah yang terdapat pada  ta’ marbuthah. Ta’ marbuthah berharakat apapun ketika waqaf diibdalkan menjadi Ha’ (ه). Contoh mad iwadh:
وَكِيْلًا ← وَكِيْلَا، مَفْعُوْلًا ← مَفْعُوْلَا، عَجُوْلًا ← عَجُوْلَا
3. Mad Shilah Shugra/Qashirah
Mad shilah shugra adalah mad yang terdapat pada Ha’ dhamir yang yang sebelumnya bukan sukun dan setelahnya tidak ada sukun dan hamzah. Mad pada mad shilah berupa mad muqaddarah, yakni dalam tulisannya tidak ada huruf mad, tapi dalam pelafalannya terdapat mad. Contoh mad shilah shugra:
إِنَّهُ كَانَ - لَهُ مَا
Ada ha’ dhamir yang keluar dari ketentuan sebelumnya, yaitu:
• Ha’ dhamir pada surat az-Zumar 7
Ha’ dhamir pada Az-Zumar ayat tujuh dibaca pendek walaupun memenuhi syarat sebagai mad shilah yaitu pada ayat (يَرْضَهُ لَكُمْ). Sebenarnya sebelum Ha’ dhamir ada huruf sukun namun dibuang karena menjadi jawab syarat.
• Ha’ dhamir pada surat Al-Furqan 69
Ha’ dhamir pada kata (فِيْهِ مُهَاناً) dibaca panjang dua harakat meskipun huruf sebelumnya sukun.
4. Mad Tamkin
Ada 3 keadaan yang termasuk mad tamkin:
• Ya’ bertasydid dan berharakat kasrah bertemu ya’ sukun. Contohnya:
حُيِّيْتُمْ – عِلِيِّيْنَ - مِنَ النَّبِيِّيْنَ
 Ada huruf wau sukun sebelumnya dhammah dan setelahnya ada wau berharakat atau ya’ sukun sebelumnya kasrah dan setelahnya ya’ berharakat. Contoh:
قَالُوْا وَهُمْ – آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتُ – فِيْ يَوْمٍ – الَّذِيْ يُوَسْوِسُ
 Apabila wau sukun sebelumnya wau berharakat dhammah atau ya’ sukun sebelumnya ya’ berharakat kasrah. Contoh:
يَلْوُوْنَ – يُحْيِيْ – لَا يَسْتَحْيِيْ
Di buku tajwid yang beredar di masyarakat, disebutkan bahwa mad iwadh, mad shilah shugra, dan mad tamkin dimasukan ke dalam mad far’i. Namun menurut saya hal ini kurang tepat bila melihat dari segi teori dan definisi di kitab-kitab turats.
Keempat mad di atas dibaca sama panjang dengan kadar dua harakat atau satu alif. Untuk praktik yang lebih tepat harus bertalaqi dengan guru. Guru mencontohkan kemudian kita menirukannya.
B. Mad Far’i
Pengertian Mad Far’i
Mad far’i merupakan kebalikan dari mad ashli. Dari segi bahasa mad far’i artinya mad cabang. Sedangkan dalam istilah ilmu tajwid mad far’i adalah mad yang terdapat hamzah atau sukun setelahnya. Dalam kitab Tuhfah Al-Athfal dijelaskan:
وَالآخَرُ الْفَرْعِـيُّ مَوْقُـوفٌ عَلَـى • سَبَبْ كَهَمْـزٍ أَوْ سُكُـونٍ مُسْجَـلَا
Artinya:
Dan yang lainnya mad far’i terjadi karena adanya sebab seperti hamzah atau sukun mutlaq.
Pengertian di atas didapati bahwa apabila mad bertemu hamzah atau sukun maka dikategorikan mad far’i.
Pembagian Mad Far’i
Berdasarkan pengertian mad far’i di atas, ada dua kategori mad far’i: bertemu hamzah dan sukun.
• Hamzah
Mad yang disebabkan karena adanya hamzah ada 3 macam:
1. Muttashil
Yaitu jika mad bertemu langsung dengan hamzah dalam satu kata. Mad ini dinamakan dengan mad wajib muttashil.
1.1. Mad Wajib Muttashil
Mad wajib muttashil adalah huruf mad dan hamzah berada pada satu kata. Disebut mad wajib karena para ulama sepakat membaca panjang lebih dari dua harakat namun berbeda-beda ukurannya. Disebut muttashil yang artinya bersambung karena mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Contoh mad wajib muttashil:
شَآءَ - يُرَاءُوْنَ - وَجِيْءَ
Ukuran panjangnya 4-5 harakat baik ketika washal maupun waqaf namun yang lebih diutamakan 4 harakat. Boleh juga dibaca sampai 6 harakat jika terdapat mad wajib muttashil diujung kata dan dibaca waqaf. Contoh:
حُنَفَآءَ - السَّمَآءِ
2. Munfashil
Mad munfashil adalah mad dan hamzah terpisah atau mad bertemu hamzah di lain kata. Yang termasuk kategori mad munfashil adalah mad jaiz munfashil dan mad shilah thawilah.
2.1. Mad Jaiz Munfashil
Mad jaiz munfashil adalah mad bertemu hamzah pada dua kata. Disebut mad jaiz karena tidak semua ulama ahli qiraat sepakat untuk memanjangkan mad ini lebih dari dua harakat. Munfashil artinya terpisah yakni antara mad dengan hamzah terdapat pada kata yang berbeda. Panjangnya 4-5 harakat.
Contoh mad jaiz munfashil:
كَلَّا إِذَا - إِنِّيْ أَخَافُ – تُوْبُوْا إِلَى اللهِ
2.2. Mad Shilah Thawilah
Mad shilah thawilah atau mad shilah kubra adalah ha’ dhomir yang berada diantara dua huruf berharakat dan sesudahnya ada hamzah. Ukuran panjang mad shilah kubra sama derajatnya dengan mad jaiz munfashil yaitu 4-5 harakat dan yang diutamakan 4 harakat. Contoh:
مَالَهُ أَخْلَدَهُ - عِنْدَهُ إِلَّا
3. Badal
Yang ketiga dari mad yang dikarenakan ada hamzah adalah badal. Maksud badal disini karena huruf madnya pengganti dari hamzah atau hamzah bergantian posisi dengan mad.
3.1 Mad Badal
Mad badal adalah apabila huruf mad terletak setelah hamzah atau bacaan mad yang terdapat pada hamzah. Ada dua sebab mengapa mad ini dinamakan mad badal:
Pertama: Apabila huruf mad merupakan pengganti dari hamzah seperti pada kata:
ءَامَنُواْ - أُوْتُوا – إِيْـمَانًا
Huruf mad pada mad pada contoh di atas merupakan pengganti dari hamzah. Karena asal dari ketiga contoh di atas adalah (أَأْمَنُوْا), (أُؤْتُوا), dan (إِئْمَانًا). Dalam kaidah ibdal, apabila ada dua hamzah beriringan dimana yang pertama berharakat dan hamzah yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua digantikan dengan huruf alif, ya’ sukun, atau wau sukun tergantung harakat pada hamzah yang pertama.
Kedua: Karena posisi mad menggantikan posisi hamzah. Salah satu sebab mad far’i adalah bila terdapat hamzah setelah huruf mad. Namun dalam mad badal posisi keduanya bergantian atau bertukar posisi. Huruf mad pada kasus yang kedua ini bukanlah merupakan pengganti dari hamzah, melainkan memang huruf asli. Contoh:
الْآخِرَةُ -  يُرَاءُوْنَ - مُتَّكِئِيْنَ
Panjang mad badal dalam riwayat Imam Hafsh adalah dua harakat atau satu alif.
• Sukun
1. Sukun Aridh
Sukun aridh adalah sukun dikarenakan waqaf. Asalnya bukan merupakan huruf mati, tapi karena diwaqafkan maka huruf terakhir disukunkan.
1.1 Mad Aridh Lissukun
Mad ‘aridh lissukun adalah setelah mad terdapat huruf sukun karena waqaf. Panjangnya bisa 2, 4 atau 6 harakat. Contoh mad ‘aridh lissukun:
نَسْتَعِيْنُ – يُوقِنُوْنَ – قَدِيْرٌ
Diutamakan panjang 6 harakat apabila huruf yang disukunkannya adalah hamzah dan tentunya terdapat hukum mad wajib muttashil. Contoh:
السَّمَآءِ - حُنَفَآءَ
1.2 Mad Lin
Mad lin adalah apabila setelah huruf lin terdapat huruf sukun baru karena diwaqafkan. Huruf lin adalah wau sukun atau ya sukun yang huruf sebelumnya berharakat fathah. Contoh mad lin:
مِنْ خَوْفٍ - ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ - هذَا الْبَيْتِ
Cara membaca mad lin adalah dengan memanjangkan vokal “u” atau “i” dengan ukuran 2, 4 atau 6 harakat.
2. Sukun Ashli
Apabila mad bertemu dengan sukun asli (bukan aridh) dihukumi mad lazim. Mad lazim terbagi dua, yaitu mad lazim harfi dan mad lazim kilmi. Baik harfi maupun kilmi dibagi lagi menjadi mikhaffaf dan mutsaqqal.
2.1. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
Adalah huruf fawatihus suwar yang bila dipecah terdiri dari 3 huruf dan ditengahnya huruf mad. Hurufnya ada 8 yaitu dikumpulkan pada (نَقَصَ عَسَلُكُمْ). Panjangnya 6 harakat. Contoh:
ن – كهيعص – حم
Catatan:
Apabila huruf yang delapan tersebut dipecah, maka seperti ini (نُوْنْ), (قَافْ), (صَادْ), (عَيْنْ), (سِيْنْ), (لَامْ), (كَافْ), dan (مِيْمْ).
2.2. Mad Lazim Harfi Musyba’
Adalah huruf fawatihus suwar yang bila dipecah terdiri dari 3 huruf dan ditengahnya huruf mad dan diidghamkan. Panjangnya 6 harakat. Contoh:
الـمّ – الـمّر – الـمّص – طسمّ
Huruf-huruf pada fawatihus suwar dibagi tiga:
Dibaca pendek, yaitu alif.
Dibaca 2 harakat, yaitu pada 5 huruf yang dikumpulkan pada (حَيَّ طَهَرَ) dan dihukumi mad ashli.
Dibaca 6 harakat seperti yang telah dijelaskan.
2.3. Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf
Mad bertemu huruf yang sukun. Panjangnya 6 harakat. Di Al-Qur’an hanya tedapat di surat Yunus ayat 51 dan 91 yaitu kata:
...آلأنَ وَقَدْ كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ
آلأنَ وَقَدْ عصيتُ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
2.4. Mad Lazim Kilmi Mutsaqal
Mad bertemu huruf yang bertasydid. Panjangnya 6 harakat. Contoh:
وَلَاالضَّآلِّيْنَ – مِنْ دَآبَّةٍ – الطَّآمَّةُ – الصَّآخَّهُ
Mungkin para pembaca menemukan perbedaan tentang pembagian mad far’i di artikel ini dengan buku tajwid yang banyak beredar di masyarakat. Saya tidak memasukkan mad tamkin, mad iwadh dan mad shilah qashirah ke dalam kategori mad far’i. Ketiga mad tersebut termasuk mad ashli. Hal ini saya dapatkan dari guru-guru saya dan dari buku-buku tajwid berbahasa Arab dimana tidak ada yang memasukkan mad tamkin, mad iwadh, dan mad shilah qashirah ke dalam mad far’i.

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Hukum Mad: Pengertian, Pembagian dan Contoh Lengkap"

Post a Comment

Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.