Apa ujian terberat yang dihadapi
manusia?
Ternyata ujian terberat kita bukan
pada kesulitan dan kesedihan, melainkan pada kemudahan dan kesenangan yang
mampu melenakan.
|
Kesenangan |
Saat di tempa ujian berupa
kesulitan, kerap kali manusia bisa melampauinya. Menjadi semakin dekat dengan
Rabbnya. Doa begitu mudah dipanjatkan. Air mata mengalir dengan mudah
menenangkan. Tubuh begitu mudah melakukan ibadah dan kebaikan.
Namun sialnya, kita sering
'keliru’ makna ujian. Di kepala ia hanya berbalut dengan musibah, kegagalan dan
kesedihan. Padahal yang jauh lebih menyulitkan adalah saat diberi ujian
kesenangan dan kebahagiaan.
Adalah Sa'labah yang mampu
bersedia bertukar sarung dengan sang istri untuk menunaikan ibadah shalat
berjamaah. Berlari terbirit-birit agar istri dapat segera melakukan
perintah-Nya. Kemudian Rasulullah saw mendo’akan agar dimurahkan rezeki
baginya. Namun siapa sangka, namanya tak lagi sering hadir dalam rentetan
jamaah shalat. Setelah hewan ternaknya menjadi banyak dan butuh banyak
perhatian.
Adalah Fir'aun yang dilimpahi
kesenangan, kedudukan raja tak terbantahkan, pasukan tentara yang gagah
perkasa, harta berlimpah tak berkesudahan. Namun semuanya menjadikan ia mengaku
sebagai ‘Tuhan’. Baginya tak ada yang berhak mengatur kehidupan, sampai
akhirnya ia ditenggelamkan di lautan.
Kadang kala, ketika setiap
kesulitannya teratasi. Diberi kemudahan sebagai ganti, kita sering lupa diri.
Tak ada lagi cerita rengekan
tangis di sepertiga malam, tak ada lagi cerita bergegas ke masjid setiap kali
adzan dikumandangkan. Jarang sekali terdengar lantunan ayat yang sering
dipanjatkan.
Itulah mengapa Ibnu Athaillah
dalam kitabnya Al-hikam pernah mengatakan, “ujian dan musibah yang sebenarnya
bagi kita bukanlah kesulitan dan kesedihan. Melainkan pada kemudahan dan
kebahagiaan.”
Jangan terbatas perlu mendekat
saat kesulitan datang sesaat, lalu lupa saat kemudahan dan kesenangan diberi
sebagai ujian taat.
Allah swt sudah mengingatkan kita
melalui firman-Nya di Surat Al-Fajr ayat 15 dan 16:
15. Adapun
manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya
kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku."
16. Adapun
bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata:
"Tuhanku menghinakanku".
Maksudnya
ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah
suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada
ayat 15 dan 16. Tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan
bagi hamba-hamba-Nya.
Wallahua'lam bishawab.
=======
Sumber dengan beberapa perubahan: https://arikasaputra.tumblr.com/
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Ujian Terberat Adalah Kemudahan dan Kesenangan"
Post a Comment
Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.