Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dapat
dilakukan dengan cara membedakan konten, proses, produk, dan lingkungan
belajar. Contoh penerapan pembelajaran berdiferensiasi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut.
|
Pembelajaran Diferensiasi |
A. Pembelajaran Berdiferensiasi Konten
1. Contoh Diferensiasi Konten berdasarkan Gaya
Belajar Peserta Didik
Seorang guru IPA kelas 4 SD sedang mengajarkan
mengenai ekosistem. Setelah melakukan analisa profil (gaya) belajar dan
kebutuhan peserta didik, guru memberikan materi sesuai dengan profil belajar
peserta didik:
a. audio visual: materi melalui video
pembelajaran,
b. kinestetik: mengobservasi lingkungan
sekitar,
c. audio: mendengarkan lagu tentang makhluk
hidup.
Dengan memberikan materi melalui video,
observasi lingkungan sekitar dan bernyanyi kebutuhan peserta didik akan visual,
kinestetik dan audio terpenuhi.
2. Contoh Diferensiasi Konten berdasarkan
Kesiapan Belajar Peserta Didik
Seorang guru Matematika di kelas 7 sedang
mengajarkan mengenai penanganan data dan statistik. Setelah melakukan analisa
profil dan kebutuhan peserta didik, guru kemudian mendapati peserta didik dapat
dibagi menjadi tiga kelompok;
a. Kelompok peserta didik yang sudah memahami
konsep dasar statistik; mean, median, modus
b. Kelompok peserta didik yang masih harus mengulangi
pemahaman dalam mean, median, modus
c. Kelompok peserta didik yang sudah siap
diberikan tantangan dalam penanganan data
Guru tersebut kemudian membagi aktivitas kelas
berdasarkan
diferensiasi konten sebagai berikut
Sentra
1: Yang sudah paham
Studi Kasus
Untuk
peserta didik kelompok 1 yang sudah memahami konsep dasar mean, median, modus.
Berlatih menggunakan studi kasus dari guru dengan kompleksitas lebih.
Sentra
2: yang masih mengulang
Latihan
Soal
Untuk
peserta didik kelompok 2 dijelaskan ulang kemudian mengerjakan latihan soal
yang sudah pernah dilakukan di kelas, bersama dengan guru sebagai penguatan
materi.
Sentra
3: yang siap diberi tantangan
Praktik
Mandiri
Untuk
peserta didik kelompok 3, mengadakan survey dan mengumpulkan data dari sekolah,
lalu mengelompokkan data menjadi mean, median, modus
Dari contoh di atas, terlihat bahwa tujuan
pembelajaran tetap sama yaitu memahami konsep statistik yaitu mean, median dan
modus. Namun, guru menyediakan beberapa aktivitas menjadi sentra sesuai dengan
tingkat kesiapan peserta didik untuk memahami konsep statistik.
Kelompok 1 adalah kelompok yang memahami konsep
dasar dan dapat diberikan studi kasus dengan tingkat kompleksitas lebih tinggi.
Kelompok 2 adalah peserta didik yang masih memerlukan penguatan materi dan
diberikan oleh guru langsung. Kelompok 3 adalah kelompok dengan kompleksitas tertinggi
karena melakukan praktik mandiri secara langsung
dan melakukan analisa mean, median dan modus.
3. Contoh Diferensiasi Konten berdasarkan Minat
Peserta Didik
Seorang guru Sastra Inggris di kelas 10 sedang
mengajarkan mengenai menulis analisis perbandingan 2 karya sastra puisi. Setelah
melakukan analisa profil dan kebutuhan peserta didik, guru kemudian mendapati
peserta didik memiliki minat yang berbeda-beda, kemudian guru memberikan 2
puisi kepada peserta didik berdasarkan minatnya
masing-masing;
a. Kelompok peserta didik yang
menyukai alam (nature) diberi puisi yang berhubungan dengan alam,
misalnya: pantai, gunung, lautan, cakrawala, tumbuhan, hewan, dll.
b. Kelompok peserta didik yang
menyukai musik diberi puisi yang dimusikalisasi atau puisi yang berhubungan
dengan seni, instrumen musik, dll.
c. Kelompok peserta didik yang
menyukai hal-hal bersifat teoritis, diberikan puisi yang berhubungan dengan
hal-hal filosofis, proses berpikir abstrak, perenungan diri, dll.
d. Kelompok peserta didik yang
menyukai hal-hal sosial diberi puisi yang berhubungan dengan masalah sosial,
keadaan masyarakat, persamaan hak, emansipasi, toleransi, dll.
B. Pembelajaran Berdiferensiasi
Proses
1. Contoh Diferensiasi Proses
berdasarkan Kesiapan Belajar Peserta Didik
Seorang guru Matematika kelas 3
sedang mengajarkan mengenai perkalian dua digit. Guru melakukan pre-asesmen dan
mendapatkan pemetaan berdasarkan pemahaman konsep perkalian. Berdasarkan
kesiapan anak yang didapatkan dari preasesmen, guru mengenalkan perkalian dalam
beberapa cara:
a. Kelompok peserta didik yang
masih membutuhkan media untuk penjumlahan diberikan melalui penjumlahan berulang
menggunakan tabel angka.
b. Kelompok peserta didik yang
mulai lancar penjumlahan berulang tanpa media menggunakan pola dari hitung
lompat.
c. Kelompok peserta didik yang
sudah lancar menyelesaikan perkalian menggunakan beberapa strategi mental math untuk
mulai lancar perkalian.
2. Contoh Diferensiasi Proses
berdasarkan Minat Peserta Didik
Di kegiatan Matematika kelas 2
mengenai satuan ukur, peserta didik dapat mencoba menggunakan mistar ukur untuk
mengukur panjang objek yang sesuai dengan minatnya.
a. Kelompok peserta didik yang
menyukai alam (nature) dapat mengukur lingkar pohon, tinggi tanaman.
b. Kelompok peserta didik yang
menyukai seni dapat mengukur dekorasi atau hiasan yang ada di kelas, sekolah, atau
rumah.
c. Kelompok peserta didik yang
menyukai kegiatan fisik dapat mengukur jauh atau tinggi lompatan yang dapat dilakukannya.
Peserta didik menjelaskan bagaimana
proses mereka mengukur objek tersebut dan menjelaskan tantangan dalam mengukur objek
tersebut.
3. Contoh Diferensiasi Proses
berdasarkan Gaya Belajar Peserta Didik
Di kegiatan IPA kelas 3 mengenai
sistem pencernaan, peserta didik dapat menggali informasi mengenai sistem
pencernaani dari beberapa media berdasarkan gaya belajar peserta didik:
a. audio visual: menggali informasi
melalui video pembelajaran,
b. Kinestetik: menggali lingkungan
sekitar,
c. visual: menggali informasi
melalui buku dan infografik.
C. Pembelajaran Berdiferensiasi
Produk
1. Contoh Diferensiasi Produk
berdasarkan Minat Peserta Didik
Seorang guru Bahasa Indonesia kelas
5 memiliki tujuan pembelajaran agar peserta didik mampu menganalisis ide utama
dari bacaan. Oleh karena itu di akhir pembelajaran guru tersebut memberikan
pilihan kepada peserta didiknya untuk mengerjakan asesmen sumatif berdasarkan
minat peserta didik.
a. Untuk kelompok peserta didik yang
gemar menulis, dapat menganalisis ide utama bacaan melalui tulisan dari cerita yang
dipilih oleh peserta didik.
b. Untuk kelompok yang yang gemar
bercerita/berbicara dapat menganalisis ide dari bacaan yang dipilihnya melalui video
atau presentasi di kelas.
c. Untuk kelompok peserta didik
yang meminati hal – hal yang berhubungan dengan ruang atau bangun geometri
dapat membuat analisis ide utama bacaan dan menyusunnya dalam sebuah bangun
ruang.
2. Contoh Diferensiasi Produk
berdasarkan Kesiapan Belajar Peserta Didik
Dalam pelajaran Matematika di kelas
7 yang sedang membahas mengenai penanganan data dan statistik, guru mendapatkan
informasi melalui asesmen diagnostik guru kemudian dapat membedakan produk
akhir setiap kelompok peserta didik.
a. Kelompok peserta didik yang
masih harus mengulangi pemahaman dalam mean, median, modus, akan diberi tugas
menampilkan laporan analisis sebuah data melalui sebuah tabel dan diagram
sederhana.
b. Kelompok peserta didik yang
sudah memahami konsep dasar statistik; mean, median, modus, akan diberi tugas menampilkan
laporan analisis dua buah data menggunakan sebuah model diagram.
c. Kelompok peserta didik yang
sudah siap diberikan tantangan dalam penanganan data akan diminta untuk menampilkan
laporan analisis dua buah data dalam berbagai model diagram
3. Contoh Diferensiasi Produk
berdasarkan Gaya Belajar Peserta Didik
Tujuan pembelajaran IPS di SMA
kelas X adalah mengimplementasikan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah.
Dengan mempertimbanhkan profil belajar peserta didik sesuai dengan preferensi
belajarnya, peserta didik dapat melaporkan kegiatan mereka terkait manajemen
kegiatan sekolah melalui produk yang berbeda.
a. Peserta didik yang cenderung
belajar secara visual dapat memilih produk akhir berupa poster, cerita
bergambar, atau komik untuk menjelaskan manajemen kegiatan sekolah yang telah
dilakukannya.
b. Peserta didik yang cenderung
belajar lebih baik secara kinestetis dapat membuat produk akhir berupa role
play, bermain peran, dengan memperagakan manajemen kegiatan sekolah menggunakan
properti atau alat bantu.
c. Peserta didik yang cenderung
belajar secara audio dapat membuat podcast, atau video pendek yang menjelaskan manajemen
kegiatan sekolah yang telah dilakukannya.
D. Pembelajaran Berdiferensiasi Lingkungan
Belajar
1. Contoh Diferensiasi Lingkungan Belajar
berdasarkan Kesiapan Belajar
Guru membagi ruangan menjadi 3 kelompok sesuai
dengan kesiapan belajar masing-masing peserta didik. Setelah penjelasan awal,
guru membagi para peserta didik sesuai dengan kesiapan mereka, kemudian meminta
mereka untuk pergi ke sentra belajarnya masing-masing. Di setiap sentra guru
sudah menyiapkan materi pelajaran sesuai dengan kesiapan belajarnya.
a. sentra 1: untuk peserta didik dengan kesiapan
belajar awal;
b. sentra 2: untuk peserta didik dengan
kesiapan belajar menengah; dan
c. sentra 3: untuk peserta didik dengan
kesiapan belajar lanjutan.
2. Contoh Diferensiasi Lingkungan Belajar
berdasarkan Minat Peserta Didik
Pembagian sentra atau pojok belajar berdasarkan
minat, seperti misalnya pada pembelajaran Bahasa Inggris, guru membagi sentra
berdasarkan:
a. sentra 1: untuk peserta didik yang menyukai
teknologi disediakan computer atau tablet untuk membuat infografis, atau
mendengarkan rekaman audio;
b. sentra 2 untuk peserta didik yang gemar
membaca disediakan perpustakaan mini dengan buku-buku yang sesuai materi; dan
c. sentra 3 untuk peserta didik yang menyukai
seni, disediakan berbagai media seni untuk menginterpretasikan tulisan dalam
bentuk karya seni.
3. Contoh Diferensiasi Lingkungan Belajar
berdasarkan Gaya Belajar
Ruang kelas di kondisikan dengan menyediakan
pilihan tempat duduk yang menghadap jendela untuk peserta didik yang mudah
teralihkan oleh gerakan temannya. Karpet dan sofa dapat dipilih peserta didik
yang membutuhkan ruang untuk bergerak. Peserta didik yang mudah teralihkan oleh
suara di sekitarnya diizinkan menggunakan headphone. Untuk pelajaran matematika
SD misalnya, ruang kelas disesuaikan dengan:
a. menyediakan berbagai permainan seperti
engklek, atau galasin berhitung untuk peserta didik dengan gaya belajar kinestetik;
b. menyediakan poster, infografis, atau bagan
untuk peserta didik dengan gaya belajar visual; dan
c. menyediakan
lagu, film dengan musik dan kelompok diskusi untuk peserta didik dengan gaya
belajar auditory.
Belum ada tanggapan untuk "Pembelajaran Berdiferensiasi | Pengertian dan Contoh Penerapan"
Post a Comment
Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.