KEKAISARAN MUGHAL (1526–1857)
A. SEJARAH PENDIRIAN DAN
WILAYAH
Kesultanan Mughal adalah salah
satu kerajaan Islam terbesar dan paling berpengaruh di anak benua India.
Kerajaan ini berdiri selama lebih dari tiga abad (1526-1857) dan memberikan
warisan budaya, arsitektur, serta pemerintahan yang besar bagi wilayah
tersebut.
Dinasti ini didirikan oleh Babur
yang merupakan keturunan Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol. Babur adalah
nama kecil dari Zaharuddin, yang artinya singa. Ayahnya bernama Umar Mirza
menjadi amir di Fergana, turunan langsung dari Miransyah putra ketiga dari
Timur Lenk. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan Jengkuai, anak kedua dari
Jengis Khan. Pada usia 11 tahun, Babur
kehilangan ayahnya dan sekaligus menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia
yang masih sangat muda. namun demikian ia sangat pemberani sehingga kelihatan
lebih matang dari usianya.
Ia berusaha menguasai Samarkand
yang merupakan kota terpenting di Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia
mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat bantuan
Ismail I, Raja Safawi, sehingga pada tahun 1494, Babur berhasil menaklukan kota
Samarkand, dan pada dengan Tahun 1504 menaklukan Kabul, ibukota Afganistan.
Dari Kabul Babur melanjutkan ekspansi ke India yang pada saat itu diperintah
Ibrahim Lodi.
Pada tanggal 21 April 1526 M
terjadilah pertempuran yang sangat dasyat di Panipat. Ibrahim Lodi beserta
ribuan pasukannya terbunuh dan Babur langsung mengikrarkan kemenangannya dan
mendirikannya pemerintahannya. Semenjak itu Babur mengukuhkan dirinya sebagai
penguasa Delhi.
 |
Peta Imperium Mughal, India |
Wilayah Kesultanan Mughal pada
masa sekarang merupakan bagian dari negara berikut:
▪ India: Sebagian besar wilayah
Mughal berada di India modern, termasuk kota-kota penting seperti Delhi, Agra, Jaipur,
Lucknow, dan Hyderabad. Monumen terkenal seperti Taj Mahal (Agra), Benteng
Merah (Delhi), dan Masjid Jama (Delhi) masih berdiri di India.
▪ Pakistan: Wilayah Pakistan,
terutama bagian utara dan timur, juga merupakan bagian dari Kekaisaran Mughal.
Kota Lahore, misalnya, pernah menjadi ibu kota Mughal.
▪ Afghanistan: Sebagian wilayah
Afghanistan, terutama di bagian barat laut, pernah berada di bawah pengaruh
Mughal. Babur, pendiri Kekaisaran Mughal, berasal dari Fergana (kini
Uzbekistan) dan memulai ekspansinya dari wilayah Afghanistan.
▪ Bangladesh: Wilayah
Bangladesh, yang dulunya dikenal sebagai Bengal, adalah bagian penting dari
Kekaisaran Mughal. Kota Dhaka (ibu kota Bangladesh saat ini) berkembang pesat
di bawah kekuasaan Mughal sebagai pusat perdagangan tekstil dan sutra.
▪ Nepal: Beberapa bagian wilayah
selatan Nepal berada di bawah pengaruh politik Mughal, meskipun tidak
sepenuhnya dikuasai. Hubungan perdagangan antara kerajaan lokal Nepal dengan
Kekaisaran Mughal berkembang cukup erat.
▪ Bhutan: Seperti Nepal, Bhutan
berada di perbatasan timur laut Kekaisaran Mughal dan menjadi bagian dari
jaringan perdagangan Mughal. Namun, Bhutan tidak sepenuhnya dikuasai oleh
kekuatan Mughal.
B. KAISAR YANG PERNAH BERKUASA
Kesultanan Mughal dipimpin oleh
sederet penguasa yang memiliki karakter dan visi yang berbeda-beda. Berikut
adalah beberapa penguasa dan kontribusi mereka:
1. Zahiruddin Muhammad Babur
(1526-1530):
▪ Pendiri Dinasti: Babur adalah pendiri dinasti Mughal. Ia
berhasil menaklukkan Delhi dan mendirikan imperium yang luas.
▪ Keturunan Timur Lenk: Sebagai keturunan Timur Lenk, Babur
membawa tradisi militer dan administratif yang kuat ke India.
2. Nasiruddin Muhammad Humayun
(1530-1540):
▪ Penerus Babur: Humayun adalah putra Babur. Ia sempat
kehilangan kekuasaan namun berhasil merebutnya kembali.
▪ Ekspansi Wilayah: Humayun memperluas wilayah kekuasaan
Mughal, meskipun tidak segemilang ayahnya.
3. Jalaluddin Muhammad Akbar
(1556-1605):
▪ Masa Kejayaan: Akbar adalah penguasa Mughal yang paling
terkenal. Ia dikenal karena kebijakan toleransi beragama, pembangunan
infrastruktur, dan pengembangan seni dan budaya.
▪ Kebijakan Toleransi: Akbar mendirikan agama baru yang
disebut Din-i-Ilahi, sebuah upaya untuk menyatukan berbagai agama di bawah satu
payung.
▪ Pembangunan Infrastruktur: Di masa pemerintahannya, banyak
dibangun benteng, jalan, dan bangunan megah lainnya.
4. Nuruddin Muhammad Jahangir
(1605-1627):
▪ Pengembangan Seni: Jahangir adalah seorang pencinta seni.
Ia mendorong perkembangan seni lukis dan miniatur.
▪ Hubungan dengan Inggris: Di masa pemerintahannya, hubungan
dengan Perusahaan Hindia Timur Inggris mulai terjalin.
5. Khurram Shah Jahan (1628-1658):
▪ Taj Mahal: Shah Jahan terkenal karena membangun Taj Mahal
sebagai monumen cinta untuk istrinya, Mumtaz Mahal.
▪ Arsitektur Megah: Di masa pemerintahannya, banyak dibangun
bangunan megah lainnya seperti Red Fort di Delhi.
6. Muhiuddin Muhammad Aurangzeb
(1658-1707):
▪ Kebijakan Keras: Aurangzeb dikenal karena kebijakannya
yang sangat Islami dan upaya untuk memurnikan Islam di India.
▪ Pelemahan Kekaisaran: Kebijakan kerasnya memicu
pemberontakan dan melemahkan kekaisaran.
7. Muhammad Mu'azzam Bahadur Shah I (1707–1712)
▪ Berusaha menyatukan kembali kerajaan setelah kematian
Aurangzeb, meskipun situasinya sudah melemah.
▪ Berhadapan dengan pemberontakan dari kaum Sikh dan
Maratha.
▪ Saat Bahadur memegang kekuasaaan,
Kesultanan Mughal mengalami keambrukan, yang berujung pada kebangkitan perampas
takhta, Feroze Jung III.
8. Mu'izuddin Muhammad (Jahandar Shah) (1712-1713 M)
9. Farrukhsiyar (1713-1719 M)
▪ Pada masa kepemimpinannya, ia mengeluarkan dekrit kepada
kongsi dagang Inggris, East India Company (EIC), yang memberi mereka hak dagang
guna menguatkan pos-pos di pantai Timur.
10. Rafi ud-Darajat (1719 M)
11. Rafi ud-Daulah (Shah Jahan II) (1719 M)
12. Roshan Akhtar (Muhammad Shah) (1719-1748 M)
▪ Menyaksikan invasi oleh Nadir Shah dari Persia, yang
merampas harta termasuk Takhta Merak (Peacock Throne).
13. Azizuddin (Alamgir II) (1754-1759 M)
▪ Pada 1756, Alamgir II menginvasi India dan berhasil
merebut Delhi. Ia juga menjarah Mathura.
14. Muhi-ul-Millat (Shah Jahan III) (1759-1760 M)
▪ Masa kepemimpinannya terbilang singkat, karena ia segera
dilengserkan oleh Maratha Sardar.
15. Ali Gauhar (Shah Alam II) (1760-1788 M)
▪ Dalam kurun waktu beberapa tahun, wilayahnya hilang secara
perlahan akibat satu per satu daerah kekuasaannya melepaskan diri dan
mendirikan kerajaan baru.
▪ Berjuang melawan pengaruh Inggris dan Maratha, tetapi
akhirnya tunduk pada Inggris.
16. Bidar Bakht (Jahan Shah IV) (1788 M)
▪ Ia bahkan diangkat menjadi penguasa sebagai boneka Ghulam
Kadir.
17. Mirza Akbar (Akbar Shah II) (1806-1837 M)
▪ Semasa kepemimpinannya, Akbar Shah II memiliki
kekuatan de facto karena meningkatnya pengaruh Inggris di India lewat East
India Company (EIC). Selama rezimnya, ia dipercaya sebagai kepala utama di
bawah perlindungan Inggris. Pada 1835, EIC bahkan mengeluarkan koin atas nama
Akbar Shah II.
18. Abu Zafar Sirajuddin Muhammad (Bahadur Shah II)
(1837-1857 M)
▪ Di masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan Sepoy 1857
yakni tentara pribumi melawan Inggris.
▪ Setelah pemberontakan ini gagal, Inggris menghapus
Kesultanan Mughal dan mengasingkan Bahadur Shah II ke Burma.
Kaisar terakhir Mughal.
C. KEMAJUAN DAN PENCAPAIAN
1. Politik dan Pemerintahan
a. Perluasan wilayah dan konsolidasi kekuatan. Usaha ini
berlangsung hingga masa pemerintahan Aurangzeb.
b. Akbar membentuk sitem pemerintahan militeristik. Dalam
pemerintahan tersebut, pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar
(kepala komandan). Sedang wilayah sub-distrik dipercayakan kepada Faudjar
(komandan). Jembatan-jembatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang
bercorak kemiliteran, pejabat-pejabat itu harus mengikuti latihan kemiliteran.
c. Akbar juga menerapkan politik Sulukhul (toleransi
universal). Politik ini mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama
kedudukanya. Mereka tidak dapat dibedakan menurut etnis dan agama. Politik ini
dapat menciptakan kerukunan masyarakat India yang sangat beragam.
d. Pada masa pemerintahan Aurangzeb telah terdapat jalinan
kerjasama dengan negara-negara Islam di luar India. Sejumlah penguasa Islam
telah mengirim duta atau perwakilan negara mereka ke Delhi, misalnya Syarif
Makkah, raja-raja Persia, Balkh, Bukhara dan Kasgar; para gubernur Turki
Basrah, Yaman dan Hadmarut, para pemimpin negeri Maghiribi dan Raja Arbesinia.
2. Bidang Ekonomi Dan Perdagangan
Kemantapan stabilitas politik pemerintahan membawa
kemajuan dalam bidang-bidang lainya. Dalam bidang ekonomi, kerajaan Mughal
dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Akan tetapi, sumber keuangan negara lebih
banyak bertumpu kepada sektor pertanian.
Menurut W.H.Moreland dalam bukunya The Mughal Empiret to the Dheath of
Aurangzeb sebagaimana yang dikutip Badri yatim, di sektor pertanian, komunikasi
antara pemerintah dan petani diatur dengan baik. Pengaturan itu didasarkan atas
lahan pertanian. Deh, merupakan unit lahan pertanian terkecil. Beberapa deh
tergabung dalam pargana (desa). Komunitas petani dipimpin oleh seorang
mukaddam. Melalui para mukaddam itulah pemerintah berhubungan dengan para
petani.
Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting di
antaranya biji-bijian, rempah–rempah, padi, kacang, tebu, tembakau, nila dan
sayur-sayuran. Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu di
ekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan,
seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan gordiyn yang banyak diproduksi di
Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan produksi, jehangir mengizinkan Inggris
(1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di
Surat.
3. Bidang Pendidikan dan Iptek
Dalam bidang pendidikan, Akbar membangun bangunan khusus
untuk tempat pengajian ilmu, dia juga berusaha menarik simpati para ulama
dengan menghibahkan sejumlah madrasah dan perpustakaan..
4. Kesenian
a. Seni Budaya dan arsitektur puncaknya terjadi pada masa
sultan Syah Jahan yang ditandai dengan berbagai karya budaya fisik, seperti
karya arsitektur monumental Taj Mahal, yang merupakan bangunan indah, yang
dimaksudkan sebagai tanda cinta kasihnya kepada istri tercinta Mumtaz Mahal.
Taj Mahal juga salah satu keajaiban dunia dan merupakan lambang peradaban dan
kebudayaan Islam masa lampau di India. Selain itu juga Shah Jahan telah
membangun Masjid Mutiara, Masjid Jami’ di Delhi, serta takhta Merak, yaitu
singgasana yang dibuat dari emas, perak, intan, serta permata cemerlang.
b. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan
penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun India. Penyair India yang
terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi menghasilkan
karya besar berjudul Padmavat, sebuah
karya yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul
seorang sejarawan yang bernama Abu Fadl dengan karyanya bernamma Akbar Nama dan
Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure pemimpinnya.
c. Pada bidang seni musik, terdapat nyayian dan ratusan
penyanyi yang berkembang pada masa pemerintahan Humayun sampai masa Syah Jehan.
5. Paham Keagamaan
a. Pada masa Akbar, perkembangan agama islam di kerajaan
Mughal mencapai suatu fase yang menarik, dimana pada itu Akbar memproklamasikan
sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-I llahi. Karena aliran ini
Akbar mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Akbar dituduh membuat
agama baru. Prateknya, Din-l llahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam.
Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India.
Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan kegilaan Akbar terhadap kekuasaan dengan
simbol-simbol agama yang dikedepankan.
b. Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap
pengembangan Islam, seperti daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan
tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa
disia-siakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh parsi
sangat kuat, hal itu terlihat dengan digunakannya bahasa Persia menjadi bahasa
resmi Mughal dan bahasa dakwah, oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan
budaya India dan Islam melahirkan budaya Islam India yang dikembangkan oleh
dinasti Mughal.
c. Berkembangnya agama Islam di India, sebelum dinasti
Mughal, muslim India adalah penganut sunni fanatik. Tetapi penguasa Mughal
memberi tempat bagi Syi`ah untuk mengembangkan pengaruhnya.
d. Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah
hukum Islam atau upaya kodifikasi ditujukan untuk meluruskan dan menjaga
syariat Islam yang nyaris kacau akibat politik Sulakhul dan Din-I llahhi.
D. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN
Setelah pemerintahan Aurangzeb, Kesultanan Mughal mulai
mengalami kemunduran. Faktor-faktor penyebabnya antara lain:
1. Faktor Internal
▪ Perebutan Takhta: Perselisihan
antara pangeran dan keluarga kerajaan melemahkan kekuasaan pusat.
▪ Korupsi dan Nepotisme: Pejabat
korup dan pengangkatan berdasarkan hubungan keluarga merusak administrasi.
▪ Ekonomi Lemah: Inflasi, pajak
tinggi, dan kemerosotan sistem keuangan.
▪ Perpecahan Agama: Konflik
antara Muslim Sunni dan Syiah, serta diskriminasi terhadap non-Muslim.
▪ Pengabaian Teknologi:
Keterlambatan dalam mengadopsi teknologi baru, seperti senjata api.
2. Faktor Eksternal
▪ Serangan Maratha: Perang
dengan Maratha (1672-1818) melemahkan kekuatan militer Mughal.
▪ Invasi Nader Shah: Penyerangan
oleh Nader Shah dari Persia (1739) menghancurkan Delhi.
▪ Perang Anglo-Mughal: Konflik
dengan Inggris (1756-1862) mengakibatkan kekalahan Mughal.
▪ Kolonialisme Inggris:
Penjajahan Inggris secara bertahap menghancurkan kekuasaan Mughal.
▪ Pengaruh Perang Napoleon:
Perang Napoleon mempengaruhi hubungan diplomatik dan ekonomi Mughal.
3. Faktor Sosial dan Budaya
▪ Pengaruh Feodalisme: Sistem
feodalisme melemahkan kekuasaan pusat.
▪ Perubahan Sosial: Perubahan
sosial dan budaya, seperti kemerosotan moral dan nilai-nilai.
▪ Keterisolasi: Keterisolasi
dari dunia luar dan kurangnya kontak diplomatik.
▪ Pengabaian Pendidikan:
Kurangnya perhatian terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan.
E. PENINGGALAN DAN WARISAN
Warisan Kesultanan Mughal
 |
Taj Mahal |
1. Arsitektur: Taj Mahal, Benteng Agra, Masjid Jama, dan
Humayun’s Tomb.
2. Seni dan Budaya: Lukisan Mughal, musik, sastra, dan
kaligrafi Islam berkembang pesat.
3. Administrasi: Sistem birokrasi yang digunakan oleh
Mughal diadopsi oleh penguasa kolonial Inggris.
4. Harmoni Budaya: Perpaduan antara budaya Islam, Hindu,
dan Persia terlihat dalam seni dan arsitektur.
Belum ada tanggapan untuk "Sejarah Kekaisaran Mughal di India (1526–1857)"
Post a Comment
Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.