|
Shaum |
Assalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya,
sebagaimana firman Allah ta’ala :
لَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya” (QS. at-Tiin, 95:4)
Kepada manusia diberikan Allah beberapa kebaikan
diantaranya adalah akal fikiran dan nafsu. Berbeda dengan malaikat yang
diciptakan Allah tanpa memiliki nafsu. Namun demikian manusia tidak boleh
membunuh nafsu tapi harus dikendalikan. Diantara ajaran agama yang membunuh
nafsu adalah agama kristen. Biarawatinya tidak boleh menikah. Dan dalam ajaran
agama Budha, para biksu tidak boleh gagah. Kepalanya digunduli, tidak boleh
memakai kemeja atau jas, dan hanya menggunakan kain yang diselempangi
(dililit). Tidur tidak boleh di kasur-kasur empuk, dan hanya tidur diatas-atas
paku.
Tidak demikian dengan Islam. Islam tidak membunuh nafsu
melainkan menekankan pada para pemeluknya agar mengendalikan nafsu sehingga
tidak liar atau sembrono. Manusia yang dapat mengendalikan hawa nafsunya,
adalah manusia yang memiliki martabat yang tinggi dalam kehidupan dunia dan
akhirat. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: “beruntunglah siapa yang
menjadikan akalnya raja dan nafsunya budak, dan celakalah siapa yang menjadikan
nafsunya raja dan akalnya budak”. (al-Hadits)
Manusia yang dapat menjadikan akalnya sebagai raja, dapat
mengarahkan nafsunya sesuai keinginannya karena nafsunya adalah budak dan harus
turut apa kata akal. Lain halnya kalau nafsunya sebagai budak dan nafsunya
sebagai raja. Manakala nafsunya ingin ini itu akalnya tidak bisa mengatakan
tidak, atau jangan. Dan nafsu itu tidak pernah cenderung pada keingin yang
baik, akan tetapi selalu pada keinginan yang buruk dan jahat. Firman Allah: “inna
an-nafsa la’ammaratun bis-su’i”. Sesungguhnya nafsu itu condong pada kejahatan.
Bahkan akal yang tidak bisa diperintahkan oleh nafsu
adalah akalnya para Nabi-nabi, sahabat-sahabat dan ulama-ulama shalihin. Ketika
akalnya memerintahkan untuk berpuasa, maka nafsunya ikut puasa, ingin bangun
malam maka nafsunya tidak bisa lagi enak-enak tidur. Dan ketika akalnya ingin
menjalankan sholat maka nafsunya segera memikirkan jalan menuju ketempat
whudu’.
Nafsu yang dapat dikendalikan itu disebut nafsu al-mutmainnah
yang bersemayam di hati para orang-orang shaleh dan
para ulama serta para Nabi. Siapa saja yang mendapatkannya maka selamatlah seumur
hidupnya dari segala perbuatan jahat dan mungkar.
Puasa merupakan sarana paling tangguh untuk membantu memerangi hawa
nafsu serta menekan nafsu syahwat sekaligus sebagai sarana pensucian jiwa dan
pemberhentiannya pada batas-batas Allah Ta’ala, di mana dia akan menahan
lisannya dari berbicara sia-sia, mencela, serta menyerang kehormatan orang
lain, berusaha menyebar ghibah (menceritakan kejelekan atau aib orang) dan
namimah (mengadu domba) ke tengah-tengah mereka, puasa juga dapat menundukkan
tipu daya, pengkhianatan, kecurangan, muslihat, serta mencegah upaya melakukan
perbuatan keji, memakan riba, menyuap dan memakan harta manusia dengan cara
yang bathil serta berbagai macam penipuan. Selain itu, puasa juga mendorong
seorang muslim untuk sesegera mungkin mengerjakan perbuatan baik, baik itu
shalat maupun zakat dengan cara yang benar serta menyalurkan kepada pihak-pihak
yang telah ditentukan oleh syari’at. Dia juga akan berusaha mengeluarkan
shadaqah serta melakukan hal-hal yang bermanfaat, berkeinginan keras untuk
memperoleh rizki yang halal dan menghindarkan diri dari perbuatan dosa dan
keji.
Dengan demikian, di dalam puasa itu terkandung banyak keutamaan yang
sangat agung. Selain itu juga memiliki berbagai rahasia besar yang sebagian di
antaranya telah diketahui oleh banyak orang, sedang sebagian lainnya tidak
diketahui.
Wassalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Belum ada tanggapan untuk "Kultum: Puasa Sebagai Media Pengendali Nafsu"
Post a Comment
Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.