Assalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Islam dalam konsep mengajarkan manajemen, menempatkan
penguasaan ilmu dan keahlian sebagai kunci sukses utama bagi pencapaian keberhasilan. Allah
menjelaskan dalam firman Nya: “Sesungguhnya Allah akan meninggikan
derajat orang yang beriman dan orang yang bertaqwa.”
(58/al-Mujadalah:11). Demikian Rasulullah SAW ada mengisyaratkan bahwa
penguasaan ilmu sangat menentukan bagi kesuksesan seseorang, sebagaimana
sabdanNya : “Bagi siapa yang ingin mencapai kesuksesan di dunia hendaklah ia
mempergunakan ilmu. Siapa yang ingin mencapai kesuksesan akhirat hendaklah ia
menggunakan ilmu dan siapa yang ingin mencapai kebahagiaan pada kedua-duanya
hendaklah ia menggunakan ilmu” (H.R.Bukhari Muslim).
Keberhasilan seseorang juga tidak lepas dari pembangunan
dan pemanfaatan networking dalam profesinya. Networking dapat didefinisikan
sebagai keunggulan sekelompok orang yang bersatu, saling memperkuat daya yang
dimiliki masing-masing untuk mencapai satu tujuan.
Al Ries dan Jeck Trout dalam buku Horse Course
mengumpamakan pemanfaatan networking dengan memilih kuda balap, sehingga
seseorang harus hati-hati dalam memilih kuda yang tepat.
Seseorang dapat membangun kerjasama dengan membina tali
ukhuwwah dengan teman-teman sekolah, teman-teman sehobbi, seprofesi, keluarga,
lingkungan pergaulan istri, koneksi pimpinan, arisan, STM, tetangga, dll, baik
dalam bentuk ukhuwah islamiyah ukhuwah insaniah, dan ukhuwah wataniyyah.
Kemampuan dan budaya untuk mengevaluasi diri menjadi
salah satu faktor bagi kesuksesan seseorang dalam meniti karirnya, dalam bahasa agama
dimaksudkan sebagai muhasabah, yang dalam penyelesaian selanjutnya digunakan
lembaga taubat, terutama bagi hal-hal yang ditemukan sebagai kesalahan atau
penyimpangan. Sebab kemampuan mengevaluasi diri dan upaya bertaubat dari
kesalahan akan memungkinkan seseorang untuk dapat lebih waspada dan tidak
menyombongkan diri pada masa berikutnya.
Komunikasi juga merupakan salah satu faktor penting bagi
kesuksesan seseorang. Seseorang harus menkomunikasikan aktifitasnya kepada
Tuhan dalam bentuk ibadah vertikal, dan komunikasi dengan pimpinannya dilakukan
dengan bekerja secara efektif, baik dan shaleh, begitupula dengan menjalin
komunikasi yang baik sama manusia atau teman seprofesinya, seperti yang
digambarkan mengenai Hablun minallah wa hablun minan nas dalam Q.S. 3/Ali
Imran:112.
Di dalam kajian-kajian mengenai strategi pengembangan
karier, penampilan dipahami sebagai mencakup kebersihan, tata rias, dan busana.
Namun dalam keprofesian senantiasa dikaitkan hanya dengan keserasian dan
keindahan. Sementara dalam perspektif Islam hal tersebut bukan hanya dikaitkan
dengan keindahan fisik luar tetapi keseharian dalam hal moral juga penting,
sebagai pendukung penampilan.
Wassalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Belum ada tanggapan untuk "Kultum: Faktor-faktor Yang Mendukung Keberhasilan"
Post a Comment
Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.