|
Problem Solving
|
Assalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Manusia dalam kehidupannya senantiasa mendambakan
keberhasilan dan kesuksesan dalam aktifitas dan rencana-rencananya. Akan tetapi
dalam kenyataannya, manusia harus berhadapan dengan berbagai persoalan dan
problem yang hampir tidak pernah sepi, sehingga wajarlah apabila al-Qur’an menggambarkan
kehidupan manusia itu sebagai jihad, karena dalam kehidupan itu ada perjuangan
hidup manusia, sebagaimana dapat kita
lihat dalam firman Allah swt. yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari
azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu.
Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya”. (al-Shaf: 10-11)
Meskipun berbagai persoalan hidup selalu muncul dihadapan
manusia, sebenarnya ia tidak pantas untuk menyerah dan pasrah begitu saja,
sebab manusia telah dianugerahkan Allah kekuatan akal sebagai sebagai daya
menghadapi pergumulan hidupnya, sehingga dengan akal itu dimungkinkan bagi
manusia dapat memecahkan berbagai problematika hidupnya. Apalagi Al-qur’an juga
menegaskan bahwa dibalik kesulitan yang dihadapi manusia, pasti ada kemudahan
yang banyak yang akan diberikan Allah, sebagaimana dalam al-Qur’an disebutkan:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (an-Nashr: 5).
Atas dasar diatas, kiranya tidak ada problem yang sulit
yang tidak dapat dipecahkan sepanjang ada upaya yang diusahakan manusia untuk
keluar dari kesulitan itu, karena Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri” (ar-Ra’d:11).
Meskipun ada manusia yang memandang kehadiran problema
sebagai suatu kendala yang memusingkan, itu dikarenakan ia tidak siap
menghadapi kenyataan yang diterimanya. Sebab hendaknya sebelum menggantungkan
suatu harapan, seseorang harus mengantisipasi munculnya kendala yang mungkin
dihadapinya. Dan menyiapkan langkah-langkah antisipatif apabila harapan-harapan
yang dimilikinya tidak sesuai dengan rencana.
Langkah-langkah tersebut adalah:
• Tetap
menjaga kewaspadaan dan berusaha agar bekerja sesuai standard yang ditetapkan baik
standard perusahaan maupun standard ajaran Islam.
• Menjalin
tali persaudaraan juga dianggap sebagai sikap waspada, sehingga dengan demikian
ia tetap menjaga keramahan kepada siapa saja.
• Teguh
dan kuat menjaga amanah dari pimpinan, tidak menyalah gunakan kewenangan dan
kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan selalu menjaga sikap agar ditiru
oleh orang lain sebagai pemberi tauladan yang baik kepada orang lain.
• Mencipatakan
hubungan yang harmonis antara karyawan dengan pimpinan, yang dibangun atas
dasar tali persaudaraan muslim yang saling mendukung satu dengan lainnya,
sehingga dengan kesadaran tersebut terciptalah suasana kerja yang hangat dan
harmonis.
Apabila sistem perusahaan tersebut dapat dijalankan
dengan semangat keislaman, maka permasalahan yang menjadi kendala usaha akan
dapat diperkecil, karena Islam merupkan solusi bagi setiap problema yang
dihadapi oleh masing-masing individu muslim.
Wassalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Belum ada tanggapan untuk "Ceramah Singkat: Islam Dan Problem Solving di Perusahaan"
Post a Comment
Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.