Assalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Dalam setiap khutbah jum'at sang khatib sering menghimbau
untuk meningkatkan taqwa kepada Allah. Tentunya dengan memelihara diri dari
perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama Allah agar terhindar dari azab,
sebagaimana firman Allah yang artinya : "Peliharalah dirimu dari (azab yang
terjadi) hari, yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah.
Kemudian, masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang
telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya."
(Al-Baqarah: 281).
Disamping memelihara diri dari perbuatan menyimpang dari
aturan Allah, juga harus diiringi dengan sikap agar tidak lalai dari mengingat
Allah meski berhadapan dengan berbagai kesibukan, sebagaimana Firman Allah :
"Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh
jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan salat, dan (dari)
membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (pada hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang." (An-Nur: 37).
Setiap mukmin yang mengharap kesuksesan, hendaknya dapat
memadukan antara kegiatan berusaha dengan ketaatan kepada Allah, agar usahanya
mendapat jaminan balasan tidak hanya di akhirat berupa terhindar dari siksa api
neraka, melainkan juga balasan di dunia, berupa rizqi yang tidak terbatas,
sebabagaimana firman Allah :
لِيَجْزِيَهُمُ
اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَن
يَشَاء بِغَيْرِ حِسَابٍ
“(Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi
balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah
memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas”. (QS. An-Nur:38)
Dunia telah diciptakan Allah sebagai suatu tempat untuk
mengumpulkan bekal menuju kampung Akhirat. Dalam mengisi kehidupan hendaklah
manusia bekerja secara shaleh.
Bekerja secara shaleh artinya melaksanakan pekerjaan
secara profesional dan sungguh-sungguh, sesuai dengan tata aturan, tidak
membabi buta, tidak serampangan dan sesuai prosedur yang ditetapkan. Bahkan
untuk bisa meraih sukses, manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk berkreasi,
berinofasi dan mencari peluang-peluang baru untuk kebahagiaan dunianya. Sebab
Allah menghargai setiap aktifitas manusia yang dilakukan secara kreatif
sebagaimana FirmanNya: “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di
dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia akan dirugikan” (QS.Hud:15)
Namun demikian seorang muslim jangan sampai melupakan
akhlak atau budi pekerti sebagai hamba Allah dalam aktifitas usahanya, seperti
mengembangkan sikap amanah, baik amanah dalam menjalankan kepercayaan yang
diberikan, atau amanah dalam pengertian sikap jujur dalam menjalankan
pekerjaannya.
Ketika kesuksesan telah diraih ia bersedia untuk
berinfaq, zakat dan shadaqah sebagai sikap Tawadhu’ (Rendah Hati) menghilangkan
kesombongan serta kesyukuran dengan membantu orang lain.
Wassalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Belum ada tanggapan untuk "Ceramah Singkat: Visi Hidup Seorang Muslim"
Post a Comment
Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.