Ringkasan PAI Bab Meneladani Produktivitas dalam Berkarya dan Semangat Literasi Masa Keemasan Islam Era Daulah Abbasiyah (750-1258 M)
A. Dinasti Abbasiyyah
Permasalahan yang menimpa pemerintahan Bani Umayyah
memicu keturunan Bani Abbas melakukan perlawanan terhadap Dinasti Umayah.
Gerakan ini berusaha menggulingkan Kekhalifahan Umayyah karena mengklaim Daulah
Abbasiyah sebagai penerus sejati Nabi Muhammad, berdasarkan garis keturunan
mereka yang lebih dekat.
|
Peta Daulah Abbasiyyah |
Pendiri dinasti ini adalah Abdullah as-Saffah bin
Muhammad bin Ali bin Abdillah bin Abbas. Kekuasaannya berlangsung dari tahun
750 M – 1258 M. Dinamakan Dinasti Abbasiyyah karena para pendiri dan
khalifahnya merupakan keturunan dari Abbas bin Abdul Muthalib (paman Nabi
Muhammad saw.) Total khalifah/pemimpin yang pernah memimpin Dinasti Abbasiyyah
berjumlah 37 orang.
Masa keemasan Dinasti Abbasiyah terjadi pada masa
tujuh khalifah setelah al-Mansur, yaitu al-Mahdi (775-785 M), al-Hadi (775-786
M), Harun Ar-Rasyid (786-809 M), al-Ma’mun (813-833 M), al-Mu’tashim (833-842
M), al-Watsiq (842-847 M), dan al-Mutawakkil (847-861 M). Masa puncak kejayaannya terjadi ketika
dipimpin oleh Khalifah Harun ar-Rasyid pada tahun dan putranya al-Ma’mun. Pada
masa Harun ar-Rasyid, kekayaan kerajaan banyak digunakan untuk keperluan
sosial, diantaranya untuk pembuatan rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan
farmasi. Setidaknya ada 800 dokter di masa pemerintahan beliau.
B. Daftar Khalifah Daulah Bani Abbasiyyah
1. Periode Pertama (132 H/750 M - 232 H/847 M), disebut
periode pengaruh Persia pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M - 334 H/945 M), disebut
periode pengaruh Turki pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M - 447 H/1055 M), masa
kekuasaan dinasti Bani Buwaih dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah. Periode
ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M - 590 H/1194 M),
masa kekuasaan daulah Bani Seljuk dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah;
biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua (di bawah kendali)
Kesultanan Seljuk Raya (salajiqah al-Kubra/Seljuk agung).
5. Periode Kelima (590 H/1194 M - 656 H/1258 M), masa
khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di
sekitar kota Baghdad dan diakhiri oleh invasi dari bangsa Mongol yang dipimpin
Hulagu Khan.
Berikut 37 khalifah dinasti Abbasiyyah:
1. Al-Saffah 132-136 H atau 750-754 M
2. Al-Mansur 136-158 H atau 754-775 M
3. Al-Mahdi 158-169 H atau 775-785 M
4. Al-Hadi 169-170 H atau 785-786 M
5. Harun Al-Rashid 170-193 H atau 786-809 M
6. Al-Amin 193-198 H atau 809-813 M
7. Al-Ma'mun 198-218 H atau 813-833 M
8. Al-Mu'tasim 218-227 H atau 833-842 M
9. Al-Wathiq 227-232 H atau 842-847 M
10. Al-Mutawakkil 232-247 H atau 847-861 M
11. Al-Muntasir 247-248 H atau 861-862 M
12. Al-Musta'in 248-252 H atau 862-866 M
13. Al-Mu'tazz 252-255 H atau 866-869 M
14. Al-Muhtadi 255-256 H atau 869-870 M
15. Al-Mu'tamid 256-279 H atau 870-892 M
16. Al-Mu'tadid 279-289 H atau 892-902 M
17. Al-Muktafi 289-295 H atau 902-908 M
18. Al-Muqtadir 295-320 H atau 908-932 M
19. Al-Qahir 320-322 H atau 932-934 M
20. Al-Radi 322-329 H atau 934-940 M
21. Al-Muttaqi 329-333 H atau 940-944 M
22. Al-Mustakfi 333-334 H atau 944-946 M
23. Al-Muti' 334-363 H atau 946-974 M
24. Al-Ta'i' 363-381 H atau 974-991 M
25. Al-Qadir 381-422 H atau 991-1031 M
26. Al-Qa'im 422-467 H atau 1031-1075 M
27. Al-Muqtadi 467-487 H atau 1075-1094 M
28. Al-Mustazhir 487-512 H atau 1094-1118 M
29. Al-Mustarshid 512-529 H atau 1118-1135 M
30. Al-Rashid 529-530 H atau 1135-1136 M
31. Al-Muqtafi 530-555 H atau 1136-1160 M
32. Al-Mustanjid 555-566 H atau 1160-1170 M
33. Al-Mustadi' 566-575 H atau 1170-1180 M
34. Al-Nasir 575-622 H atau 1180-1225 M
35. Al-Zahir 622-623 H atau 1225-1226 M
36. Al-Mustansir 623-640 H atau 1226-1242 M
37. Al-Musta'sim 640-656 H atau 1242-1258 M
C. Lini Masa Daulah Bani Abbasiyyah
750 - Abu al-Abbas al-Saffah menjadi Khalifah pertama Bani Abbasiyah.
752 - Bermulanya Kekhalifahan Bani Abbasiyah.
755 - Pemberontakan Abdullah bin Ali. Pembunuhan Abu Muslim.
756 - Abd ar-Rahman I mendirikan kerajaan Bani Umayyah di Spanyol.
763 - Pembangunan kota Bagdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di
Spanyol.
786 - Harun ar-Rasyid menjadi Khalifah.
792 - Serangan ke utara Prancis.
800 - Kaidah keilmuan mulai terbentuk. Aljabar diciptakan oleh
Al-Khawarizmi.
805 - Kampanye melawan Byzantium. Merebut Pulau Rhodes dan Siprus.
809 - wafatnya Harun ar-Rasyid. al-Amin dilantik menjadi khalifah.
814 - Perang saudara antara al-Amin dan al-Ma'mun. al-Amin terbunuh
dan al-Ma'mun menjadi khalifah.
869 - Pemberontakan Zanj. Pemberontakan yang pertama dan salah satu
yang terbesar di Kekhalifahan Abbasiyah oleh kaum budak.[7]
1000 - Masjid Besar Cordoba dibangun.
1005 - Multan dan Ghur ditawan.
1055 - Baghdad dikuasai oleh tentara Turki Seljuk. Pemerintahan
Abbasiyah-Seljuk dimulai sampai sekitar tahun 1258 ketika tentara Mongol
menghancurkan Baghdad.
1071 - Peristiwa Manzikert. Sultan Alp Arselan berhasil mengalahkan
gabungan tentara salib yang dipimpin oleh Kaisar Romanos IV Diogenes.
1072 - Sultan Alp Arselan berhasil menguasai Asia Tengah (Anatolia).
dan meneruskan kepungannya terhadap kerajaan Byzantium.
1085 - Tentara Kristen menawan Toledo, Spanyol.
1091 - Bangsa Norman merebut Sisilia, pemerintahan Muslim di sana
berakhir.
1095 - Perang Salib pertama dimulai.
1099 - Tentara Salib merebut Baitulmuqaddis. Mereka membunuh semua
penduduknya.
1144 - Nur al-Din merebut Edessa dari tentara Salib. Perang Salib
Kedua dimulai.
1187 - Salahuddin Al-Ayubbi merebut Baitul muqaddis dari tentara
Salib. Perang Salib Ketiga dimulai.
1194 - Tentara Muslim merebut Delhi, India.
1236 - Tentara Salib merebut Cordoba, Spanyol.
1258 - Tentara Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan
penduduk terbunuh. Kejatuhan Baghdad. Tamatnya pemerintahan Kerajaan Bani
Abbasiyyah di Baghdad.
D. Perkembangan Seni dan Ilmu
Peradaban ilmu ini berhasil dicapai oleh Dinasti Abbasiyah dengan
melakukan beberapa hal berikut:
1. Mendirikan Bait al-Hikmah yang awalnya merupakan perpustakaan dan
beralih menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan. Di sini terjadi aktivitas
membaca, berdiskusi, dan menulis dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan gaji yang besar kepada para ilmuwan untuk mengembangkan
karya ilmu pengetahuan.
3. Membiayai kegiatan penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai
peradaban lain, seperti Yunani, Mesir, India, dan Persia.
4. Menciptakaan keterbukaan dan memberikan kebebasan akademik kepada
para ilmuwan. Mereka bebas mengeksplorasi nalar kritis dan kreativitasnya dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Karena itulah budaya debat, tukar pikiran, dan
kritik, tumbuh subur serta berdampak positif bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan.
5. Penguasa membuka kesempatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara
luas. Tidak ada pembatasan sumber ilmu. Ilmu pengetahuan bisa dikembangkan dari
mana saja, termauk dari Yunani dan India yang memiliki agama kebudayaan yang
berbeda. Tidak ada juga pembatasan penggunaan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan digunakan kemanapun tanpa ada sekat agama maupun suku bangsa.
Berikut ini adalah beberapa bidang seni yang berkembang di Baghdad dan
berhasil diabadikan dalam catatan-catatan tertulis para sejarawan.
1. Seni Arsitektur
Peninggalan seni arsitektur banyak ditemukan dari
cerita kemegahan kota Baghdad. Desain kota Baghdad sebagai kota bundar itu
sendiri menunjukkan bahwa kota ini dirancang dengan desain yang rapi dan terencana.
2. Seni Patung dan Lukis
Seni patung dan lukis juga berkembang di masa
keemasan Bani Abbasiyah. Beberapa di antaranya terlihat dari patung penunggang
kuda di atas kubah istana Khalifah al-Mansur. Khalifah al-Amin juga memiliki perahu
kesenangan di sungai Tigris dengan bentuk seperti singa, elang dan lumba-lumba.
Dinding istana Khalifah al-Muktasim juga dikabarkan penuh dengan lukisan yang
indah. Demikian pula ketika al-Mutawakkil menjadi Khalifah yang mengembangkan
seni mural di dinding istana.
3. Seni Industri
Seni industri yang berkembang pada masa itu di
antaranya permadani dan keramik. Permadani Baghdad terkenal sangat indah,
bahkan sampai sekarang. Seni permadani dan keramik banyak
dipengaruhi oleh budaya Persia.
4. Seni Kaligrafi
Seni Kaligrafi mulai berkembang sejak abad ke-2 dan
ke-3 Hijriyah. Seni kaligrafi murni berkembang dari tradisi Islam, yakni
bersumber dari ayat-ayat al-Qur’an. Sejak kemunculannya, seni kaligrafi menjadi
sangat diminati.
5. Seni Musik
Khalifah Harun al-Rasyid selain menggaji para
penerjemah juga menggaji para musisi untuk bermain musik di istananya. Philip
K. Hitti mencatat bahwa Khalifah Harun al-Rasyid pernah menyelenggarakan suatu festival
di Baghdad yang dimeriahkan oleh dua ribu penyanyi. Khalifah al-Amin yang
pernah menyelenggarakan festival yang sama. Khalifah al-Makmun pun dikabarkan
suka mendengarkan musik di istana. Alat musik yang sering digunakan adalah
kecapi dan biola. Sementara lagu dinyanyikan oleh seorang penyanyi perempuan di
balik tirai.
E. Faktor Pendukung Tumbuh Dan Berkembangnya Ilmu
Pengetahuan Pada Masa Daulah Bani Abbasiyyah
▪
Pemahaman Umat Islam yang utuh pada Al-Qur'an dan Hadist.
▪
Para Khalifah memiliki perhatian yang tinggi terhadap pentingnya ilmu
pengetahuan.
▪
Setiap karya yang dihasilkan oleh ilmuwan dihargai seberat emas seberat
timbangan buku.
▪
Dibentuknya lembaga pendidikan, laboratorium, observatium, dll.
▪
Didirikannya perpustakaan Baitul Hikmah. Fungsi Baitul Hikmah adalah menyediakan
buku-buku, pusat peradaban Islam, pusat penelitian, pusat penerjemahan, juga
sebagai forum ulama.
▪
Stabilitas pertumbuhan ekonomi dan politik.
▪
Gerakan penerjemahan buku-buku ke bahasa Arab dari berbagai peradaban lain,
seperti Yunani, Mesir, India, dan Persia.
F. Faktor Yang Mengakibatkan Kemunduran Dan
Runtuhnya Dinasti Abbasiyah
▪
Luasnya wilayah dan berdirinya dinasti-dinasti kecil,
▪
Perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan,
▪
Khalifah usia muda serta banyak dipengaruhi oleh bangsa lain,
▪
Konflik antara berbagai suku bangsa Turki, Persia dan Arab,
▪
Konflik keagamaan, antara mutazilah, Syiah, Ahlussunnah, dll,
▪
Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk tentara
bayaran sangat besar,
▪
Agresi bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan.
G. Nilai Keteladanan Produktivitas, Literasi, dan Keharmonisan
Intelektual Antar Agama
1. Seni pangkal keindahan
Kota Baghdad dibangun dengan sentuhan seni yang menyeluruh. Mulai seni
arsitektur, patung, lukis, kaligrafi, sampai seni musik. Para penguasa mengorkestrasi
seni-seni itu menjadi suatu kota yang sangat indah. Pantas saja jika kemudian
kota Baghdad di kenal sebagai metropolitannya dunia pada masa itu.
2. Literasi pangkal kemajuan dan keadaban
Selain dikenal sebagai kota metropolitan, Baghdad juga dikenal sebagai
pusat ilmu pengetahuan dunia. Hal ini tidak lain dikarenakan keberadaan pusat budaya
literasi di Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai biro penerjemahan, perpustakaan,
dan lembaga tinggi pendidikan Islam. Baitul Hikmah menjadi rumahnya ilmu
pengetahuan. Baitul Hikmah menjadi satu-satunya pusat ilmu pengetahuan di
dunia. Di sanalah sumber ilmu pengetahuan berasal. Banyak orang dari berbagai
penjuru dunia yang belajar di Baitul Hikmah. Dari keberadaan Baitul Hikmah inilah
lahir dan berkembang ilmuwan serta ilmu pengetahuan. Baik ilmu pengetahuan umum
maupun agama.
3. Toleransi pangkal keharmonisan
Masa keemasan era Daulah Abbasiyah tidak hanya berbicara tentang kesuksesan
umat Islam. Ada peran-peran umat non-Islam yang berkontribusi besar terhadap
masa keemasan itu. Di antaranya adalah peran para penerjemah yang beragama
Kristen Nestorian ataupun kaum Sābi’īn. Mereka berperan besar dalam
penerjemahan buku-buku Yunani, khususnya dari bahasa Yunani ke bahasa Syiria.
Beberapa seniman yang telibat dalam pembangunan kota Baghdad pun beragama
Kristen Nestorian, khususnya para pematung dan pelukis istana.
Belum ada tanggapan untuk "Materi PAI Bab Sejarah Masa Keemasan Islam Era Daulah Abbasiyah (750-1258 M)"
Post a Comment
Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.