Ceramah Singkat: Hidup Yang Berkah Dan
Berkualitas
Assalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ
قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Salah satu ciri kehidupan berkualitas adalah kehidupan
yang berkah. Berkah (barakah) adalah istilah yang digunakan Al-Qur’an untuk
menyebut aspek dalam (di balik material) kehidupan manusia yang belum tentu
diperoleh setiap orang meskipun ia terbilang sukses dari sudut material.
Keberkahan dalam kehidupan hanya didapatkan oleh orang-orang yang senantiasa
menyadari kaitan kehidupannya dengan Allah SWT.
Banyak orang yang mencapai keberhasilan secara material,
akan tetapi karena tidak adanya keberkahan, akhirnya kesuksesan material
tersebut mendatangkan malapetaka dan laknat bagi hidupnya, disamping memang
banyak orang yang berhasil secara material dan memperoleh keberkahan pula dalam
hidupnya. Pada sisi lain banyak orang yang hanya memperoleh keberhasilan
sederhana secara material, namun karena hidupnya berkah, ia mencapai kesuksesan
dalam hidupnya. Begitulah, sehingga keberkahan merupakan bagian yang integral
dalam kesuksesan hidup seseorang.
Berkah atau barkah (jama’nya barakat) yang berarti
annama’ wazziyadah = tumbuh dan bertambah. Secara terminologis, kata berkah
berarti “kebaikan yang bersumber dari Allah yang ditetapkan terhadap sesuatu
sebagaimana mestinya”. Tetapnya kebaikan ini diibaratkan bagai tetapnya air
dalam telaga. Firman Allah : “Sekiranya penduduk bumi beriman dan bertaqwa,
akan Kami limpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan dari bumi, akan tetapi
bila mereka berdusta akan Kami balas kedustaannya” (al-A’raf:96).
Umat Nabi Su’aib mendapat malapetaka dan jauh dari
keberkahan karena tidak beriman kepada Allah. Bani Israil karena kesabaran yang
merka miliki dari penindasan Fir’aun, diberi oleh Allah keberkahan berupa
daerah-daerah yang subur, yang sebelumnya mereka kuasai (al-A’raf, 7:137).
Al-khair al-ilahi (kebaikan yang bersumber dari Allah)
itu muncul tanpa diduga (la yuh tasab) dan tak terhitung pada segi kehidupan,
baik yang bersifat materi maupun non materi. Dan keberkahan yang bersifat
materi itu pun nanti akan bermuara juga kepada keberkahan non materi dan
kehidupan akhirat.
Keberkahan yang dianugerahkan Allah kepada manusia dalam
berbagai aspek kehidupan dapat dirinci sebagai berikut :
Keberkahan dalam keturunan dengan munculnya
generasi-generasi yang kuat dan handal di segala bidang, serta harta benda yang
diberikan-Nya kepada manusia. Semua itu kalau diberkati Allah, dijadikan indah
bagi manusia. Siti Sarah, istri Nabi Ibrahim As hampir putus asa akan
memperoleh keturunan, karena ketuaannya. Akan tetapi karena rahmat dan
keberkahan Allah, akhirnya ia memperoleh keturunan, seorang putera bernama
Ishak as. Sehingga Ibrahim menjadi bahagia dan tenteram (Hud 11:73). Karena itu
tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak beriman dan tidak berterima kasih
kepada Allah (Ali ‘Imran:14 dan an-Nahl:72).
Keberkahan dalam soal makanan yang dapat memberikan
pertumbuhan manusia. Kita dibolehkan menikmati makanan, tetapi dibatasi untuk
tidak melampaui batas (al-A’raf, 7:31). Makanan yang dinikmati itu haruslah
yang halal dan bergizi, (halalan thayyiban) agar mendatangkan keberkahan bagi
tubuh, keselamatan dan kecerdasannya, (al-BAqarah:168; al-Ma’idah:88, dan
sebagainya).
Keberkahan dalam hal waktu, dapat memanfaatkan waktu yang
diberikan Allah kepada untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Wassalamu ‘Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Belum ada tanggapan untuk "Kultum: Hidup Yang Berkah Dan Berkualitas"
Post a Comment
Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.