JANDA CEO
Part 11
Masa Tenang
Kalau Laki-laki elits para konglomerat muda Indonesia berlomba-lomba memiliki mobil mewah atau motor besar yang harganya selangit, lalu membooking racing area di Sentul untuk sekedar ngebut-ngebutan, atau touring antar propinsi, antar pulau, bahkan antar negara, dan kemudian aktif dalam komunitas itu, ngobrol-ngobrol sesama pencinta mobil mewah. Well itu bukan Gardin banget. Kepemilikannya pada mobil mewah hanya sekedar punya, dan dia nggak terlalu nyaman kalau ngumpul dan ngobrol seputar otomotif mewah itu. Makanya dia nggak punya merk mobil kesayangan untuk dimiliki. Nggak heran koleksi mobil mewahnya terkesan random. Nah kalau ditanya apa sih yang hal yang menarik bagi Gardin, jawabnya Truck and Heavy equipment. Anehkan? Dia akan betah berjam-jam menikmati kekuatan mesin dari truck atau segala jenis heavy equipment itu. Hal itu jadi sangat berpengaruh pada banyak hal. Makanya, kalau para orang-orang kaya Indonesia akan menyebut New York, Paris, LA, Dubai, Maldive, Milan atau kota-kota terkenal itu sebagai lokasi tujuan wisata mereka, kalau Gardin dengan cepat akan menyebutkan Gothenburg sebagai lokasi yang selalu dan berkali-kali ingin ia kunjungi. Kota itulah tempat Volvo heavy equipment bersarang. Kadang ya, kalau lagi butuh hiburan, dia dateng aja gitu ke Gothenburg, ke kantor Volvo, terus bertanya pada mereka apakah produk mereka yang terbaru? Setelahnya belanja deh banyak heavy equipement dengan kalapnya. Walaupun sebenarnya ia tahu kalau di Jakarta pun ada main dealer dari produk itu. Tapi menurutnya datang langsung ke Gothenburg merupakan hiburan yang menyenangkan. Untungnya usahanya di bidang mineral dan energy, makanya dia memang membutuhkan that kind of things, biasa banget tuh kantor dan site mereka di Sangata ataupun Balikpapan menampung heavy equipment hasil belanjaan Gardin walaupun sebenarnya mereka belum membutuhkan. Gardin itu punya license lho untuk mengemudi alat berat itu. Selain Volvo, ada MAN, UD dan Scania yang juga begitu ia favoritkan. Kalau Jason bilang mah, Gardin itu CEO rasa buruh, doyannya maenan sama truck.
Lain lagi ceritanya kalau dia suntuk tapi sibuk. Maka pelariannya adalah jalan tol di pinggir kota. Duduk di rest area dan menikmati lalu lalangnya truck-truck besar lewat. Dulu, waktu Maura masih di sisinya, sering banget tuh mendampinginya nongkrong di pinggir Tol. Nanti dengan hebohnya Gardin akan bercerita dengan semangat tentang merk-merk truck yang dilihatnya lengkap beserta sejarahnya. Maura cukup mendengar saja.
Setelah ia mengenal Lucy, hobby nongkrong di pinggir tol berubah menjadi nongkrong ngopi cantik di Mall. Sibuk photo-photo untuk upload di Instagram, setelahnya menemani Lucy belanja tas mewah. Mana mau Lucy diajak nongkrong di jalan Tol, dia akan ribut dengan cara batuk-batuk dan berdalih kalau debu-debu berterbangan dan sinar matahari itu sangat mengganggu kesehatan dan kecantikannya. Sudahlah ya, mari kita sudahi ngomongin Lucy yang nggak guna itu. Mungkin pernah bersama perempuan itu adalah masa lalu yang nggak ingin diingat Gardin sama sekali.
Sekarang Gardin lagi suntuk, dan dia minta diantar subhan ke rest area yang ada di antara Bekasi timur dan Cikarang. Duduk termenung, dia merasa begitu kesepian.
“Udah lama elo nggak ke sini ya?” Tiba-tiba ada Jason di sampingnya.
Gardin menoleh kaget, “Kok elo tahu gue ada di sini?”
“Gue nebak, tapi ya gue nanya Subhan juga.” Jason nyengir.
Oooo.
“Subhan udah gue suruh balik ke kantor, elo ntar naek mobil gue aja.”
“Kenapa cari gue?”
“Ntar sore kita ada meeting sama mentri, bos. Elo belom nyiapin materi buat meeting.”
“Denny nggak nyiapin?”
“Njing, elo yang punya perusahaan, elo mau apa omongin ke asisten elo, bukannya dia disuruh nebak apa mau lo!”
Gardin nyengir. “Elo aja deh yang ngomong ke Denny. Gue lagi nggak bisa mikir.”
“Udah.” Jason menjawab dengan sewotnya. Setelahnya dia menatap lekat bos sekaligus sahabatnya itu “Ini workaholic satu, kalau sampai nggak bisa mikir artinya kangen bini.”
Gardin nyengir.
“Kenapa, sedih ya dicuekin?”
“Ya gitu deh. Baru punya anak tapi nggak bisa lihat, mana Maura sekarang sibuk banget lagi.”
“Uang nggak bisa beli mereka biar bisa merhatiin elo?”
“Sialan lu.” Gardin merasa tersindir.
Jason menepuk bahu Gardin. “Udah dapet nomer telepon Maurakan?”
Gardin mengangguk.
“Udah diijinin untuk menghubungi diakan?”
Gardin mengangguk lagi.
“Masalahnya apa sekarang?”
“Bingung mulainya.”
“Kayak ABG Pacaran lu. Nelepon bini aja pakai bingung.”
“Ah elo, gue ngomongnya bingung.”
“Coba WA dulu aja deh. Responnya baik nggak?”
(Maura, Kamu apa kabar?) Gardin pun mencoba menyapa melalui pesan singkat WA.
“Jiahhhh garing banget. Sesuai banget dah ama nama lu!”
“Reseh lu!” Gardin terdiam menanti. “Belom dibales…”
“Ya sabar dong!” Seketika Jason menatap truck yang baru lewat. “Eh ada MAN baru Din...”
“Mana? Eh iya… wah gue harus punya tuh.”
“Ha? Buat apaan?”
“Ya punya aja masa nggak boleh.”
“Terus elo mau taro mana?”
“Mana kek pokoknya harus punya.”
“Ya kali, mau ngajak Maura kencan naek truk gitu. Anti mainstream banget.”
Gardin heran. “Elo nggak tahu apa? Di Sangata, gue sering kok ngajak jalan Maura naik dump truck.”
Jason tertawa sambil geleng-geleng. “Geblek lo! Ferrari segambreng, jalan sama bini naek dump truck.”
**
(Aku baik, Hiro sehat. kabar kamu gimana?) Pukul 6 sore waktu Jakarta Maura menjawab WA dari Gardin.
Kala itu Gardin ada di mobil, baru pulang dari kementrian ESDM. Begitu membacanya dia pun langsung jumpalitan kegirangan. Subhan sang driver sampai kaget, dan Jason pun yang duduk di sampingnya begitu terkejut.
“Kenapa lu?”
“Dibales bang sama Muara.”
Serius, ini bener-bener layaknya ABG pacaran deh.
(Aku kangen kamu sama Hiro. Boleh nggak aku ke sana nengok kalian?) Gardin langsung memberanikan diri untuk menyampaikan niatnya.
Jason mengintip apa yang ditulis Gardin. Sepertinya Gardin nggak keberatan juga kok.
(Kalau mau ketemu Hiro silahkan, tapi maaf, aku belum sanggup bertemu kamu.)
Gardin menghela nafas membaca jawaban dari Maura.
“Sabar, paling nggak dia sudah mau membuka diri untuk Hiro. Jangan berharap semuanya bisa langsung seperti yang elo mau!” Jason berusaha menghibur melihat Gardin sedikit down.
Gardin mengangguk, dan berusaha menerima. (Ya sudah, aku sabar kok menunggu kamu siap.)
(Kapan kamu mau nengok Hiro?)
(Dua minggu lagi boleh?)
Agak lama tidak ada jawaban dari Maura. Terlihat, dia melakukan type, tapi kemudian berhenti dan typing lagi. Sepertinya ada keraguan dari apa yang ingin ia sampaikan. (Ok. Din… kalau boleh aku mohon, jangan ambil Hiro dari aku ya, aku nggak bisa hidup tanpa dia.)
Gardin menghela nafas panjang. Dia agak sedih tentang hal itu. Kekhawatiran Maura akhirnya terucap juga. Walaupun dia sudah tahu tentang hal ini. Tapi menerima pesan langsung dari Maura rasanya tetap menyakitkan. Seburuk inikah pandangan Maura tentangnya? Apakah Maura menganggap dia begitu kejam, hingga sama sekali tidak memikirkan perasaan Maura?
Ketika Jason mengintip lagi yang tertulis, dan bagaimana raut wajah Gardin berubah, dia sangat paham perasaan sang sahabatnya itu. Memang menyakitkan ketika orang yang kita cintai tidak lagi menitipkan kepercayaannya pada kita. Tapi Jason bingung untuk bersikap. Akhirnya memutuskan hanya diam. Nggak baik juga terlalu ikut campur urusan orang.
(Aku hanya akan membawa Hiro pulang ke rumah kita dengan kamu. Kapan pun kamu siap, aku akan jemput Hiro dan kamu. Tapi kalau kamu belum siap, aku pastikan kamu nggak akan kehilangan Hiro. Aku Janji.) Gardin berusaha keras membuat Maura kembali nyaman dengan dirinya. Semoga janji yang dia berikan bisa pelan-pelan bisa membuat Maura percaya lagi padanya.
(Terima kasih. Aku nggak akan pernah menghambat kamu bertemu Hiro.)
Percakapan pun selesai. Menyisahkan perasaan Gardin yang campur aduk. Dia pun menatap ke luar melalui jendela mobil itu. Berusaha menyembunyikan kegalauannya dari Jason.
Jason pun menepuk bahu Gardin, sekedar memberitahu bahwa ia tak sendiri. “Ambil sisi positifnya. Maura sudah tidak lagi bersembunyi dari elo. Semoga ini bisa jadi awal yang baik.”
Gardin pun mengangguk. Besar harapannya Jason benar. Semoga ini awal yang baik.
_*....Bersambung...*_
Belum ada tanggapan untuk "Janda CEO Bagian 11 (Masa Tenang)"
Post a Comment
Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.