Sinopsis Pudarnya
Pesona Cleopatra (Novel Psikologi Islam Pembangun Jiwa)
Karangan:
Habiburrahman El Shirazy ( Penulis Novel best seller Ayat-ayat cinta)
|
Cleopatra |
Part 3
Acara
pengajian dan aqiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru
lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut
hangat, penuh cinta, dan penuh bangga.“
Selamat
datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam
keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan bundaku serta
kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain
dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal.
Apanya
yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik
dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti
Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan
satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan.
Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia.
Tapi
diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana.
Sambutan
sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana
yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya
tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami
yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku
sendiri dibuat pusing dengan sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku dan
mertuaku yang menyindir tentang keturunan.” Sudah satu tahun putra sulungku
menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang
cucu” kata ibuku. ” Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu,
doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku
tergagap dan mengangguk sekenanya.
Setelah
peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura
kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura.
Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya,
ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana
sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin manis.
Keluarga
bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah
hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana
yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya” Mana tanggung
jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. ” Entahlah, betapa sulit aku menemukan
cinta” gumamku.
Dan
akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam.
Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan.
Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh
dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus
tetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, ” Mas untuk
menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di
ATM. Aku taruh dibawah bantal, no. pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita”.
Setelah
Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Aku tidak bertemu
dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian.
Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya. Tapi toh bukan
masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.
Waktu
terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang
kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar
lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu
terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas,
bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku,
lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut. Malam itu aku
benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah
segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat
sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan
sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.
Sinopsis Pudarnya Pesona Cleopatra: Part 1 >> Part 2 >> Part 3 >> Part 4 >> Part 5
Belum ada tanggapan untuk "Ringkasan Pudarnya Pesona Cleopatra Bagian 3 (Habiburrahman El Shirazy)"
Post a Comment
Dilarang membagikan link judi, pornografi, narkoba, dan kekerasan. Terimakasih.