Home · Parenting · Konseling · Blogging · Tips · Daftar Isi

Masih Adakah Surga Untukku Episode 22

#Masih Adakah Surga Untukku Bagian 22
#Laila

Tama mengeratkan pelukannya pada bahu ibunya. 
"Ibu, ayo, itu Laila mau salaman sama, Ibu." Tama menggoyang bahu ibunya. Laila masih mematung dengan tangan menggantung di udara.
Dengan wajah datar, Ibu Tama akhirnya menerima uluran tangan Laila. Laila mencium tangan ibu mertuanya dengan hormat. Bapak yang sedari tadi memperhatikan sikap istrinya yang terlihat kurang bersahabat pada Laila, menarik napas lega. Laila juga merasa beban di dadanya sedikit berkurang. Meski wajah ibu mertua tidak terlihat ramah, tapi setidaknya beliau masih menerima uluran tangan Laila.

"Ibu, mau ke kamar." sang ibu pamit pada Tama. Lalu wanita yang mengenakan gamis polos warna coklat itu berlalu melewati Tama dan Laila. Ayah ikut berdiri dan menyusul istrinya.  Laila menatap Tama dengan mata yang terasa mulai panas. Tama tersenyum lembut.
"Ayo, kamu istirahat di kamar Uda aja, ya." Tama menarik tangan Laila dan berjalan menuju ke kamarnya di samping ruang keluarga. Laila menurut. Tama masih menggenggam tangan Laila ketika sampai di depan pintu kamarnya, dibukanya handel pintu dengan tangan kiri, lalu dituntunnya Laila masuk ke dalam kamar.
Kamar Tama lumayan luas. Laila mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan kamar. Kamar itu dicat warna putih, dengan sebuah tempat tidur berukuran sedang, lemari pakaian dan sebuah televisi yang diletakkan di atas sebuah meja.
"Mau tiduran atau mau duduk dulu?" Tama diikuti Laila duduk di pinggir tempat tidur.
"Ibu nggak menyukai Laila kan, Da?"
"Ya suka lah, kan yang memilihkan kamu untuk Uda, Ibu." Tama menggenggam jemari tangan Laila erat. Diusapnya punggung tangan istrinya itu dengan lembut. Laila menunduk, menyembunyikan resah di dalam dadanya.

"Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Ibu bukan orang yang keras hati. Beliau gampang juga luluh jika melihat kelembutan dan kebaikan seseorang. Uda akan ngomong baik-baik sama Ibu. Kamu tunggu di sini, ya." Sebelum berdiri dan meninggalkan kamar, Tama merengkuh bahu Laila dan mencium kening perempuan yang sudah mulai berkaca-kaca itu.
Tinggallah Laila yang resah sendiri. Laila tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh Tama pada ibunya.
Tama menuju ke kamar ibunya yang terletak di samping ruang tamu. Tama mengetuk pintu dan membuka handelnya setelah mendengar suara mempersilakan masuk dari dalam. 
Terlihat ibunya sedang duduk bersandar di kepala tempat tidur dan bapaknya duduk di sebuah kursi di samping ibunya duduk.

Melihat Tama datang, bapaknya pun berdiri.
"Bicaralah baik-baik pada Ibumu." Bapak menyentuh bahu Tama sebelum ke luar meninggalkan kamar. Tama hanya mengangguk.

Tama duduk di kursi di samping ibunya, di tempat bapaknya tadi duduk. Terlihat sang ibu hanya diam tanpa ekspresi.
"Bu, Ibu nggak senang Tama pulang?" Tama menyentuh punggung tangan ibunya dengan lembut. Wanita yang sebagian rambutnya telah memutih itu, menoleh pada tama.
"Kenapa bicara seperti itu?" sang ibu menatap Tama dengan  mata berkaca-kaca. 
"Buktinya Ibu tak mempedulikan kedatangan Tama." Tama menggenggam tangan ibunya dan meletakkannya di pangkuannya.

"Ibu sedang capek." wanita yang amat disayangi Tama itu menghindari tatapan mata anaknya. Tama tersenyum mendengarnya.
"Bukan karena Tama datang bersama Laila?"Sang ibu hanya melengos, tak menjawab pertanyaan Tama.
"Bu, Laila memang pernah berbuat salah. Tapi dia telah membuktikan bahwa dia pantas diberi kesempatan."
"Tapi kamu tidak tahu bagaimana orang-orang kampung membicarakanmu dan membicara istrimu itu." Kali ini mata perempuan itu mulai mengeluarkan butiran-butiran bening. Tama merasa sesak, laki-laki ini selalu tak bisa melihat ibunya bersedih. Apalagi jika sampai menangis.
Tama bangkit dan duduk di atas tempat tidur di samping kaki ibunya. Tama mengusap pipi wanita yang telah mulai keriput itu.
"Bu, tiga puluh tahun umur Tama, belum pernah Tama mencintai perempuan seperti Tama mencintai Laila. Dulu mungkin Tama pernah suka atau tertarik pada perempuan, tapi hanya sebatas itu. Tama terlalu sibuk mengurus usaha dan pekerjaan. Dan kali ini, Tama ingin mengatakan pada Ibu, kalau Tama mencintai Laila. Sangat mencintainya."
Tama berhenti sejenak. Ibunya terlihat sudah sedikit tenang.
"Tolong rida atas pernikahan Tama dengan Laila, Bu. Tanpa rida dari Ibu, Tama dan Laila tak akan hidup dalam keberkahan." Tama mengambil tangan ibunya dan meletakkannya di dadanya.

"Ibu meridai pernikahan kalian. Bukankah Ibu yang telah memilihkan perempuan itu untukmu? Tapi apa yang pernah dilakukannya, sungguh sangat melukai hati Ibu." 
"Tolong maafkanlah Laila dengan iklas, Bu." 
"Ibu telah memaafkannya, tapi jangan paksa Ibu untuk bisa langsung bersikap baik dan ramah pada istrimu itu. Ibu butuh waktu."

"Ikutlah dengan Tama dan Laila ke Jakarta, Bu. Beri Laila waktu satu minggu untuk membuktikan pada Ibu bahwa ia memang pantas untuk Ibu sayangi." Tama mencium tangan ibunya dengan tatapan penuh harap.
"Akan Ibu pikirkan semalam ini. Pergilah temani istrimu. Ibu ingin istirahat sejenak." Wanita itu lalu mengubah posisinya dari duduk menjadi berbaring.
Tama bangkit dan menyelimuti tubuh ibunya dengan selimut. Sebelum beranjak ke luar dari kamar ibunya, Tama mencium kening ibunya dengan penuh kasih.
Tama kembali ke kamarnya. Didapatinya Laila sedang duduk termenung di pinggir tempat tidur. Tama duduk di samping istrinya dan merengkuh bahu istrinya.
"Apa yang kamu pikirkan?" Tama menatap istrinya dengan lembut. 
"Bagaimana Ibu?" Laila balik bertanya. Tama tersenyum. Tiba-tiba Tama bangkit dan berdiri di hadapan Laila. Tama menyentuh jilbab Laila.

"Buka lah jilbabmu kalau berada di dekat Uda. Uda suka melihat rambutmu yang tergerai indah." Tama membuka jilbab yang menutup kepala Laila. Wajah Laila mendadak merona, membuat Tama tak sanggup menahan diri untuk tidak mencium pipi istrinya itu.
"Uda, ditanyain tentang Ibu juga." Mata Laila membulat protes dengan sikap santai Tama yang seperti tak peduli dengan kerisauan hatinya. Tama tertawa, senang sekali melihat ekspresi wanita di hadapannya ini yang terlihat amat menggemaskan kalau sedang marah atau kesal.
Tama kembali duduk di samping Laila. Diraihnya tangan istrinya dan digenggamnya dengan erat.
"Ibu akan ikut kita ke Jakarta." Laila kaget mendengar ucapan Tama. Tangannya kembali terasa dingin. Dadanya menjadi berdebar tak beraturan. Bukan ia tak senang Ibu Mertuanya itu ikut dengan mereka. Tapi sikap ibu mertuanya yang terlihat masih tak bersahabat, membuat Laila takut. Bagaima ia akan menghadapi dan bersikap pada ibu mertuanya ini nanti.

"Tugas kamulah untuk bisa mengambil hati Ibu agar beliau bisa menyayangimu seperti beliau menyayangi aku anaknya." Tama mengerling pada Laila.
Ya, Tuhan, enak bener laki-laki ini bicara. Tentu karena dengan ibunya sendiri. Bagaimana dengan dirinya yang hanya seorang menantu? 
"Tenang, Uda akan selalu mendampingimu. Uda akan selalu ada di sampingmu untuk meraih hati Ibu." Tama merengkuh tubuh Laila ke dalam pelukannya. Laila meletakkan kepalanya di dada Tama.
"Kamu siap?" Tama mencium puncak kepala Laila. Laila mengangguk.
"InsyaAllah, Da."
"Tapi, Uda ingin kita sama-sama berjanji, apapun yang terjadi nanti, berjanjilah untuk tidak pernah pergi dari sisi Uda. Temani Uda sampai kita sama-sama menutup usia."

Laila mengangguk.
"Laila berjanji, Da. Laila akan selalu menemani Uda dalam kondisi seperti apa pun juga." Dua bulir bening mengalir di kedua belah pipi Laila. Tama tersenyum.

"Terima kasih sayang." Laila mengagguk dengan pipi basah. Kembali hatinya mengucap syukur  atas karunia Allah swt yang telah menganugrahkan cinta dan kebahagiaan yang begitu indah kepadanya.
TAMAT
Terima kasih penulis ucapkan kepada admin dan moderator yang selalu menyetujui terbitnya cerbung ini di KBM. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dari segi EYD dan jalan ceritanya.
Terima kasih pembaca setia Tama dan laila yang telah meluangkan waktu membaca cerbung ini dari part awal hingga akhir. Support dan perhatian dari sahabat-sahabat semua sangat berarti bagi penulis. Dan satu hal yang ingin Uni katakan, Uni sangat bahagia melalui cerbung ini telah menambah sahabat dan teman dari berbagai penjuru dan berbagai latar belakang. Tak dapat disebutkan satu persatu, semua memiliki arti dan kenangan tersendiri buat Uni.
Mohon maaf, jika cerbung ini Uni selesaikan sampai di sini untuk versi KBM-nya. Semula tak pernah terpikir untuk mengankat Tama dan Laila menjadi sebuah novel. Tapi akhirnya melalui  perenungan dan berbagai pertimbangan, Uni pun berpikir, kenapa tidak mencobanya.
Terima kasih jika sahabat-sahabat Laila ada yang berkenan untuk PO novel ini. Info selanjutnya tentang jumlah halaman dan harga akan Uni bagi kepada sahabat-sahabat semua.
Berbagai adegan romantis dan yang menimbulkan cemburu di hati Tama dan Laila, yang tidak terdapat di dalam versi KBM tapi akan ditemukan dalam versi novel. Selain itu ending yang lebih jelas dan lebih manis tentunya di dalam versi novel. Jawaban atas pertanyaan "Apakah Laila berhasil meluluhkan hati ibu mertuanya?" akan terjawab di dalam novel "Masih Adakah Surga Untukku."
Sekali lagi Uni ucapkan terima kasih atas perhatian  sahabat-sahabat Laila yang telah menemani Uni sampai 22 episode ini. Mohon maaf jika keputusan yang Uni ambil untuk menerbitkan novel ini mengecewakan  sebagian dari sahabat Laila di cerbung ini.

Eps 1 >> Eps 2 >> Eps 3 >> Eps 4 >> Eps 5 >> Eps 6 >> Eps 7 >> Eps 8 >> Eps 9 >> Eps 10 >> Eps 11 >> Eps 12 >> Eps 13 >> Eps 14 >> Eps 15 >> Eps 16 >> Eps 17 >> Eps 18 >> Eps 19 >> Eps 20 >> Eps 21 >> Eps 22

Artikel keren lainnya:

Tuhan Sembilan Senti Karya Taufik Ismail

Judul puisi: "Tuhan sembilan senti"
Pengarang: Taufik Ismail
No Smoking
Tuhan Sembilan Senti

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-
perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk
orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana
kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter
tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun
menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut
dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul
saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya
mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya
ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat
dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im
sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup
bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka
memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda
yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.

Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok
lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana,
beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Artikel keren lainnya:

Kumpulan Meme Blogger Lucu Dan Gokil

Meme Blogging| Meme Adsense | Gambar Serba-serbi Blogger
Memang jadi blogger itu penuh suka dan duka. Sukanya ketik mendapatkan tranferan dari Adsense dan dukanya adalah ketika berjuang menjadi penayang adsense dan mengumpulkan dolar dari adsense. Berikut adalah kumpulan meme tentang blogger.
• Meme tuman blogger 

Salah satu syarat ingin jadi blogger sukses adalah rajin posting yang berkualitas. Nah ini yang menjadi tantangan para blogger. Banyak yang kesulitan ketika harus menulis artikel yang bagus secara rutin.
• Blogger itu calon idaman
Kalau para jomblo sedang mencari pasangan hidup saya rekomendasikan salah satunya adalah blogger. Mengapa demikian? Karena para blogger itu ulet, blog aja dirawat apalagi anak orang. Terus blogger itu biar pun tidur dapat penghasilan.
Orang yang suka jail seperti tukang jinjling harus dikasih "pelajaran". Jinjling bisa berakibat negatif terhadap reputasi blog di mata mesin pencarian.
• Meme Page One
Satu hal yang tidak mudah yang ingin dicapai para blogger adalah artikel bisa masuk halaman pertama di mesin pencarian seperti google atau yahoo.
• Meme Adsense Amin Richman


 Tukang copas, tenggelamkan!
Meme tukang copas
Kebiasaan buruk seorang blogger adalah copas artikel orang lain. Bahkan yang lebih kejamnya adalah copy paste semua artikel tanpa edit sama sekali sekali.
 Tenggelamkan tukang jinjling!

Meme Jinjling
 Dapet receh dari Adsense
Meme dapat receh dari adsense
Udah diterima Adsense tapi hanya dapat recehan. Terus kapan bisa payout. Hmmm. Masih butuh perjuangan lagi supaya bisa mendapatkan visitor lebih banyak lagi.
 Dunia blogging itu menyeramkan
Semoga menghibur. Jangan lupa bahagia!

Artikel keren lainnya:

8 Kunci Agar Anak Tidak Jadi Generasi Home Service

Kini ada istilah generasi home service. Apa artinya, apa saja penyebabnya dan bagaimana agar anak terhindar darinya?
“Ma, sepatuku mana?” Milena berteriak. Hampir setiap pagi ia seperti itu. “Kaos kakinya nggak ada Ma. Cepetan cariin!”
“Ih, ini kusut. Pasti belum disetrika ya,” katanya bersungut-sungut. “Ini rok abu-abuku sudah mulai kusam Ma. Nanti siang beliin ya. Soalnya besok kupakai.”
Bukan hanya Milena yang bersikap seperti itu. Banyak anak SMA lainnya yang dikeluhkan oleh orangtua karena mengalami gejala serupa. Sudah besar, tapi belum mandiri. Sudah berseragam putih abu-abu, tapi masih minta semuanya dilayani. Belum bisa mengerjakan sendiri.
Manja
Generasi “Home Service”, demikian istilah untuk mereka. Generasi home service adalah generasi yang selalu minta dilayani. Dalam istilah Al Quran, mereka termasuk dzurriyatan dhi’afa (generasi lemah). Lemah dalam kemandirian, lemah dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Penyebab Anak Jadi Generasi Home Service
Mengapa anak menjadi generasi home service? Setidaknya ada delapan sebab secara umum, sebagai berikut:
1. Sejak kecil dilayani (pembantu)
Sejak kecil dilayani, apalagi oleh pembantu, bisa membuat anak terpola untuk selalu minta dilayani.
2. Ke mana-mana diikuti babbysitter
Di zaman sekarang, kadang ada anak-anak yang ke mana-mana diikuti babbysitter. Ketika ada sesuatu, dengan cekatan babbysitter melakukan aksinya. Beberapa kali saya melihat di plaza dan mall.
Seharusnya, anak bisa mulai bermain sendiri bersama teman. Kadang berselisih, kadang ada yang menangis, tidak masalah. Itu melatih kemandirian dan emosi mereka. Orangtua tidak perlu turun tangan yang justru bisa menghambat kemandirian anak dan membuat anak tergantung. Bahkan bisa timbul pertengkaran antar tetangga jika orangtua turun tangan.
3. Keperluan selalu dipenuhi tanpa dilatih berusaha sendiri
Jika keperluan anak selalu dipenuhi tanpa dilatih berusaha sendiri, anak bisa tumbuh menjadi generasi home service. Anak mau mainan, diambilkan. Anak mencari kaos kaki, dicarikan. Anak habis makan, orangtua yang merapikan.
4. Terlalu lama pakai popok bayi dan disuapi
Umumnya, bagi orangtua yang ingin praktis dan tidak mau repot, mereka memilih anak-anaknya pakai popok bayi saja.
“Daripada nanti ngompol, repot membersihkan lantai dan cucian menumpuk,” demikian pertimbangannya.
Pun karena tak ingin anaknya lapar, anak disuapi. Jika terbawa sampai besar, ini akan berbahaya. Apalagi anak minta disuapi sambil mainan gadget. Faktanya, ada anak usia SD masih disuapi kalau makan.
5. Terbiasa dicarikan tanpa berusaha mencari sendiri
Usia tiga tahun: “Ma, mana mainanku yang kemarin?
Usia SD: “Ma, ambilkan tasku”
Usia SMP: “Ma, mana buku pelajaranku?”
Kalau selalu dicarikan tanpa ia berusaha mencari sendiri, sampai dewasa pun akan terbiasa begitu. Menjadi generasi home service.
6. Terbiasa dibantu
Pakai baju dibantu, pakai sepatu dibantu, mengancingkan baju dibantu. Terus begitu. Akhirnya ia selalu membutuhkan bantuan dan sulit mandiri.
7. Terlalu banyak main gadget yang serba instan
Dengan google, anak bisa mencari apa pun secara cepat. Di playstore, anak bisa mendapatkan aplikasi apa pun yang diinginkannya secara instan. Apalagi jika ia selalu main game, otaknya bisa terpola untuk mengharap sesuatu secara instan tanpa proses yang semestinya.
8. Keinginan selalu dipenuhi orangtua
Saya sering mendapati anak-anak SD bahkan TK sudah punya smartphone sendiri. Ini salah satu indikasi keinginan anak yang selalu dipenuhi orangtua dan itu berbahaya. Dealer resmi iPhone dan iPad hanya mau menjual gadget itu pada usia minimal 17 tahun.
*8 Kunci Agar Anak Tidak Menjadi Generasi Home Service*
Ada delapan kunci agar anak tidak menjadi generasi home service. Yuk kita bahas dan kita amalkan.
1. Latih anak mandiri sejak dini
Melatih anak toilet training, mandi sendiri, pakai baju sendiri dan pakai sepatu sendiri akan membuat anak lebih mandiri. Toilet training bisa dilakukan pada usia 2-3 tahun, bahk
2. Latih anak bertanggung jawab
Sejak dini, tanamkan rasa tanggung jawab kepada anak. Di usia 2-3 tahun, anak-anak perlu dilatih membereskan mainan dan merapikan bukunya.
Di usia 4 tahun sudah mulai dibiasakan membereskan tempat tidur, meletakkan piring kotor di tempatnya, dan membuang sampah. Saat ia masuk sekolah, sejak saat ini harus dilatih untuk merapikan tasnya dan mempersiapkan peralatan sekolah.
Saat SD, sebisa mungkin setiap ada tugas anak berusaha menyelesaikan sendiri. Kecuali hal yang memang benar-benar membutuhkan bantuan dan bimbingan orangtua.
3. Biasakan anak tumbuh dengan tantangan
Biasakan anak-anak tumbuh dengan tantangan. Bukan menuruti semua keinginannya. Misalnya anak ingin mainan. Ajak ia menabung terlebih dahulu.
Carol Dweck, Psikolog dari Stanford University, mengatakan, “Hadiah terpenting dan terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan.”
4. Libatkan ayah mengurus pekerjaan rumah
Bagaikan spons yang menyerap banyak air dengan cepat, begitulah kira-kira gambaran otak anak. Apa yang dilakukan ayah dan ibu akan segera ia tiru.
Ketika anak melihat seluruh anggota keluarga terlibat dalam mengurus pekerjaan rumah, maka ia pun menyerap nilai tanggungjawab dan terbiasa melakukannya. Jangan sampai anak memiliki pemahaman keliru bahwa seluruh pekerjaan rumah adalah tanggung jawab ibu atau pembantu.
Dan meskipun memiliki pembantu, harus ada pekerjaan tertentu yang dikerjakan oleh ayah. Misalnya menyiram tanaman dan mencuci mobil. Jangan sampai anak terbiasa tidak mengerjakan apa pun dan akhirnya saat dewasa tidak bisa melakukan apa pun.
Rasulullah mencontohkan, meskipun beliau adalah kepala negara dan manusia termulia, beliau menjahit sendiri bajunya yang sobek dan memperbaiki sendiri sandalnya.
5. Latih kedisiplinan
Latih kedisiplinan anak sejak dini. Dimulai dari hal-hal sederhana, terkait waktu dan tempat, misalnya. Jam berapa waktunya main, jam berapa harus pulang. Tas diletakkan di mana, sepatu diletakkan di mana, dan sebagainya.
Salah satu kunci menanamkan kedisiplinan adalah dengan mendirikan shalat di awal waktu. Rasulullah bersabda, “Perintahkan anak-anakmu untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun” (HR. Abu Daud)
6. Jadilah teladan dengan ketaqwaan
Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan tentang generasi yang lemah dalam Al Quran, Dia juga memberikan solusinya. Pertama, agar orangtua bertaqwa. Dengan taqwa itu orangtua menjadi teladan bagi anak-anaknya.
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar” (QS. An Nisa: 9)
Orang yang bertaqwa, dia tidak akan menyikapi sesuatu kecuali dengan dua hal yakni sabar dan syukur.
7. Tanamkan Kejujuran
Solusi kedua, masih dalam ayat yang sama, hendaklah orangtua hanya berbicara kepada anak dengan perkataan yang benar (qaulun syadiid). Menanamkan kejujuran kepada anak-anak sejak dini hingga selamanya.
Qulun syadid ini pernah kita bahas pada Kulwap beberapa waktu yang lalu. Kata Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir, qaulan sadida adalah perkataan yang benar dan lurus. Kontennya benar, cara menyampaikannya juga benar.
Ketika anak jatuh, jangan katakan: “Mejanya salah ya Nak, bikin kamu jatuh.” Itu nggak benar, anak akhirnya tumbuh menjadi pribadi yang suka menyalahkan, tidak bertanggung jawab. Akhirnya menjadi generasi home service.
Atau, “Jangan menangis, gitu aja kok. Nggak sakit kok.” Akhirnya anak tumbuh menjadi pribadi yang mengabaikan perasaannya. Atau anak ditinggal pergi dengan cara ditilap, akhirnya anak belajar, “O, boleh menipu ya.”
8. Doakan anak
Kunci yang paling utama agar anak terhindar dari generasi home service adalah doa. Mengapa? Karena pada hakikatnya, hati anak itu dalam genggaman Allah. Allah yang Menguasai dan bisa membolak-balikkan hati manusia.
(Saya belum tahu siapa penulis aslinya. Yang tahu, tlg infokan ke saya ya..terima kasih)

Artikel keren lainnya:

Kultum: Merasakan Kehadiran Allah

Ceramah Singkat: Merasakan Kehadiran Allah
Assalamu ‘Alaykum  Warahmatullahi Wabarakatuh
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Ada cara beragama yang mempersepsikan Tuhan amat jauh dari kehidupan. Persepsi ini muncul dari pemahaman bahwa Tuhan Maha Tinggi dan Maha Gaib secara kaku, atau pemahaman bahwa Tuhan adalah Maha Pembalas dan Penghukum bagi setiap prilaku menyimpang. Pemahaman seperti ini jika berlangsung secara kaku akan melahirkan cara beragama yang amat gersang dan menegangkan, sehingga peran agama tidak begitu berarti dalam memberikan semangat dinamika dan ketenangan bagi para penganutnya, terutama di saat-saat terjadinya perubahan sosial yang amat cepat, seperti era reformasi di Indonesia.
Cara beragama yang positif adalah cara yang mempersepsikan bahwa Tuhan selalu “hadir” menyertai manusia, memberi petunjuk (hudan) terhadap apa yang akan dan seharusnya dilakukannya, dan memberikan pertolongan jika manusia mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya.
Sesungguhnya Islam memberi petunjuk bahwa Allah senantiasa menyertai manusia dalam kehidupan kehidupan. Hal ini dapat di lihat umpamanya dalam ayat al-Qur’an, ketika Rasul bersama Abu Bakar di Gua Sur. Ketika keduanya berada dalam gua diwaktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita sesungguhnya Allah beserta kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada Muhammad dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya. (al-Taubah:40).
Pada ayat lain juga disebutkan : “Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi” (al-Fajr : 14). “Dan yang kami wahyukan kepadamu dari kitab (al-Qur’an) adalah yang haq, membenarkan apa-apa yang sebelumnya (kitab-kitab). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha melihat hamba-hambanya”. (Q.S. 35/Fathir : 31).
Ayat-ayat diatas mengisyaratkan bahwa Allah SWT tidak pernah jauh dari manusia, apalagi meninggalkannya. Akan tetapi Dia selalu menyertai mereka bahkan dalam aktifitas Manusia.
Keyakinan akan kehadiran Tuhan dalam aktifitas kehidupan seseorang yang beragama paling tidak akan memunculkan tiga hal.
Apabila melakukan amal (pekerjaan) yang baik ia merasa mendapat perkenan dari Allah, sekaligus menumbuhkan semangat kerja yang lebih tinggi. Pada sisi lain seringkali orang yang beribadah merasa mendapat respon dari Allah, sehingga dirinya merasa tenteram. Inilah yang pernah dirasakan para sufi ketika memperoleh “hal” dan orang-orang yang saleh.
Orang yang merasa kehadiran Tuhan dalam hidupnya tidak pernah merasa sendiri dalam melakukan aktifitas-aktifitas yang baik, sehingga akan muncul keberanian dalam dirinya.
Orang yang merasakan kehadiran Tuhan akan memiliki rasa pengendalian diri yang tinggi. Rasulullah Saw bersabda : “Bahwa ada tiga keadaan (manusia) yang berkaitan dengan iman, (1) dalam keadaan emosi seseorang mampu mengendalikan dirinya, (2) dalam keadaan berkuasa (menduduki jabatan) seseorang tidak akan melampaui hak-haknya, dan (3) dalam keadaan gembira, dia tidak melewati batas/berlebihan”.
Mengapa tiga keadaan tersebut dihubungkan  dengan keimanan? Sebab seorang mukmin dituntut untuk beriman bahwa Allah selalu hadir (ada), meskipun gaib. Setiap orang, jika memahami bahwa Allah SWT setiap saat hadir dalam hidupnya, ia akan senantiasa mengendalikan seluruh tindak-tanduknya.
Wassalamu ‘Alaykum  Warahmatullahi Wabarakatuh

Artikel keren lainnya:

Meme Santri Yang Bikin Kangen Mondok

Di hari santri nasional ini saya jadi kangen bagaimana menjalani keseharian sebagai seorang santri di pesantren. Pastinya bagi yang pernah mondok akan merasakan hal yang sama. Untuk mengobati rasa kangen itu, saya akan berbagi meme dan gambar tentang santri yang mudah-mudahan mengobati rasa kangen para santri.
#Kalimat “Wallahu ‘alam bishshawab” adalah alarm untuk santri
Kalau dengar kalimat ini, semua banguuuuun. Haha. Waktu belajar rasanya ngantuk gak bisa ditahan. Eh ketika mendengar sebuah ungkapan indah "wallahua 'alam bishshawab" kantuk hilang dan badan pun segar.
Alarm bagi santri
#Ingatnya kitab, bukan “kamu”
Sidia mah nanti aja ya!
#Dari luar tampak hening, di dalam berlomba-lomba baca Al-Qur’an
#Jauh dari gadget
Jangankan pegang HP, lihat TV aja jarang, itupun ngumpet-ngumpet di kantin pesantren. Mereka aja bisa hidup tanpa gadget, masa kita gak bisa.
#Ngantuk itu berat, biar aku saja
Belajar dimulai, ngantuk pun datang. Menahan kantuk itu berat, biar santri aja deh.
#Istri idaman adalah seorang santri
Kenapa santriyah itu calon istri idaman? Karena mereka faham agama, taat kepada suami, dan ahli dalam mengurus rumah.
Calon istri idaman
#Makan berjamaah
Yang telat pasti gak kenyang. Mungkin bagi sebagian orang ini cara makan jorok banget. Bagi kami ini adalah kebersamaan yang hqq. Kamu pernah?
#Ta’lim dan ta’dzim
Di pesantren itu bukan hanya menambah ilmu tapi juga memperbaiki akhlak. Ada ungkapan bahwa "adab itu di atas ilmu". Ungkapan mengisyaratkan bahwa akhlak itu lebih tinggi tingkatannya dibanding ilmu. Apalah artinya kita menjadi orang yang pinter tapi tidak punya adab. Jadinya malah pinter keblinger.
Sekian dan demikian. 
Salam santri. Ayo Mondok!

Artikel keren lainnya:

Pantun Agama Islam (Nasihat, Ancaman, Pepatah)

Contoh Pantun Agama Islam | Kumpulan Pantun Agama Islam
Banyak cara untuk kita dalam menyampaikan pesan agama Islam mulai dari ceramah, membuat buku, berbagi di medsos, dll. Nah satu diantara cara menyampaikan pesan agama Islam adalah melalui pantun. Di Nusantara ini, pantun merupakan karya sastra yang membudaya di berbagai lapisan masyarakat.
Berikut contoh pantun agama Islam:
Kemumu di dalam semak
Jatuh sehelai selarasnya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya

Sebatang pohon daunnya rimbun
Lebat daunnya tiada buahnya
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya

Dari kecil nak cincilak padi
Sudah besar cincilak padang
Dari kecil nak duduk mengaji
Sudah besar tegak sembahyang

Banyak bulan perkara bulan
Bulan puasa bulan kita
Banyak tuhan perkara tuhan
Tuhan yang Esa Tuhan kita

Ke Baitullah di tanah suci
Datang ke sama minta selamat
Tuhan Allah yang maha suci
Jangan dilupakan setiap saat

Jangan suka memfitnah orang
Orang benci Tuhan pun murka
Jangan suka melalaikan sembahyang
Bila mati masuk neraka 

Bunga kenanga diatas kubur
Pucuk sari dari Minahasa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa

Sayang-sayang buah kepayang
Buah kepayang hendak dimakan
Manusia hanya boleh merancang
Kuasa Allah menentukan

Daun tetap di atas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Perbuatan haram jangan dicoba

Pak Kulup anak juragan
Mati diracun muntahkan darah
Hidup di dunia banyak dugaan
Kepada Allah kita berserah

Tante Mayang tetangga jaksa 
Membeli bubur dikasih laksa
Tidak sembahnyang tidak puasa
Di dalam kubur mendapat siksa

Banyaklah masa antara masa
Tidak seelok masa bersuka
Meninggalkan sembahyang jadi biasa
Tidak takut api neraka

Dua tiga empat lima
Enam tujuh delapan sembilan
Kita hidup takkan lama
Jangan lupa siapkan bekalan

Harimau belang turun sekawan
Mati ditikam si Janda balu
Ilmu akhirat tuntulah tuan
Barulah sempurna segala fardu

Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekal dunia akhirat

Kera di hutan berlompat-lompat
Si pemburu memasang jerat
Hina sungguh sifat mengumpat
Dilaknat Allah dunia akhirat

Redup bulan nampak nak hujan
Pasang pelita sampai berjelaga
Hidup mati di tangan Tuhan
Tiada siapa dapat menduga

Sabtu Minggu bekerja bakti
Bersih tempat kampung halaman
Bagi kamu yang suka ngaji
Ada tempat di sisi Tuhan

Sungguh indah pintu dipahat
Burung puyuh di atas dahan
Kalau hidup hendak selamat
Taat selalu perintah Tuhan

Halia ini tanam-tanaman
Ke barat juga akan rebahnya
Dunia ini pinjam-pinjaman
Ke akhirat juga akan sudahnya

Asam rumbia dibelah-belah
Buah separuh di dalam raga
Dunia ikut firman Allah
Akhirat dapat masuk surga

Ambil galah kupaskan jantung
Orang Arab bergoreng kicap
Kepada Allah tempat bergantung
Kepada Nabi tempat mengucap

Encik Borhan seorang kerani
Terkemut-kemut bila meniti
Tinggalkan sembahyang terlalu berani
Sepertii tubuhnya takkan mati

Bulu merak cantik berkaca
Gugur sehelai ke dalam baldi
Jika tak banyak kitab dibaca
Jangan mengaku khatib dan kadi

Inderagiri pasirnya lumat
Kepah bercampur dengan lokan
Sedangkan Nabi kasihkan umat
Inikan pula seorang insan

Anna Abadi pergi berenang
Sambil berenang berdondang sayang
Jika hidup dikurnia senang
Jangan lupa tikar sembahyang

Berguna hidup karena beradat
Adat lembaga jadi pakaian
Sempurna hidup karena syahadat
Syahadat dijaga mengokohkan iman

Adat mati dikandung tanah
Dunia tinggal harta pun tinggal
Selamat mati mengandung ibadah
Banyak amal banyak bekal

Adat orang berjalan malam
Ada suluh jadi pedoman
Adat orang beragama Islam
Ada petunjuk menerangi iman

Orang berkain menutup aurat
Sesuai dengan petuah hadis
Orang muslimin hidup beradat
Lakunya sopan mukanya manis

Artikel keren lainnya:

Pengertian Dan Contoh Idgham Mutaqaribain

Pengertian Idgham Mutaqaribain | Contoh Idgham Mutaqaribain
Idgham mutaqaribain adalah idgham yang terjadi apabila dua huruf yang berdekatan makhrajnya dan berbeda sifatnya bertemu dan huruf yang pertama sukun.
Idgham
Sebenarnya mutaqaribain bisa diterjemahkan:
• Dekat makhraj dan dekat sifatnya, seperti ha' (ح) dengan Ha' (ه).
• Dekat makhraj tapi beda sifatnya, seperti hamzah tha' (ط) dengan tsa' (ث).
• Dekat sifatnya namun beda makhrajnya, seperti Ha' (ه) dengan tsa' (ث).
Kaidah di atas tidak berlaku secara umum.  Dalam bacaan riwayat Imam Hafsh dari Imam Ashim, Idgham mutaqaribain hanya berlaku pada huruf-huruf berikut:
• Qaf (ق) sukun bertemu kaf (ك). Contoh:
اَلَمْ نَخْلُقْكُّمْ
Cara membaca idgham qaf ke kaf ada yang mengatakan dengan idgham kamil adapula yang naqish. Membaca dengan idgham naqish artinya masih menyisakan sifat isti’la yang terdapat pada huruf qaf.
• Lam (ل) sukun bertemu ra' (ر). Contoh:
وَقُـل رَّبِّ
• Lam ta'rif (ال) bertemu huruf berikut:
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ن
Contoh:
اَلدَّهْرِ
وَالتِّينِ
وَالضُّحَى
وَمِنَ النَّاسِ
• Nun (ن) sukun bertemu ya' (ي), mim (م), wau (و), lam (ل) dan ra' (ر). Contoh:
مِنْ وَّاقٍ
مِنْ مَّسَدٍ
مِنْ رَبِّـهِمْ
أَنْ لَّـمْ يَرَهُ
Syarat berlakunya idgham adalah nun sukun dan huruf idgham harus berbeda kalimat. Apabila nun sukun bertemu huruf idgham pada satu kata maka hukumnya idzhar muthlaq.
Izhhar muthlaq terdapat pada 4 kata, yaitu (الدُّنْيَا), (بُنْيَانٌ), (قِنْوَانٌ) dan (صِنْوَانٌ). Salah satu faidah keempat kata tersebut tidak diidghamkan karena takut tertukar dengan kata  (الدُّيَّا), (بُيَّانٌ), (قِوَّانٌ) dan (صِوَّانٌ).
Catatan:
Lam ta'rif ketika bertemu huruf yang 13 tadi disebut dengan idgham syamsiyah.
Dalam pembahasan nun sukun dan tanwin, ketika nun sukun bertemu wau, ya dan mim disebut dengan idgham bighunnah. Adapun nun sukun bertemu lam dan ra' disebut dengan idgham bila ghunnah.
Dikecualikan hukum lam bertemy ra' pada surat Al-Muthaffifin ayat 14 yang tetap dibaca idzhar dan disertai dengan saktah.
كَلَّا بَـلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ ...
Faidah tidak berlakunya idgham adalah supaya tidak salah makna karena menyangka (بَرَّنَ).
Dalam bacaan riwayat Syu'bah dari Imam Ashim, dza (ذ) sukun ta' (ت) diidghamkan. Namun dari riwayat Imam Hafsh tidak demikian. Contoh:
اتَّخَذْتُمْ
Contoh bacaan Idgham Mutaqaribain
Kali saya akan memberikan beberapa contoh idgham mutaqaribain di Al-Quran dan disertai keterangan surat dan ayat.
• Al-Mursalat: 20
اَلَمْ نَخْلُقْكُّمْ
• An-Nisa’: 158
بَلْ رَّفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ
• Thaha: 114
وَقُـل رَّبِّ زِدْنِي عِلْماً
• Al-Isra’: 24
وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا
• Al-Mu’minun: 29
وَقُلْ رَّبِّ أَنْزِلْنِي
• Al-Anbiya’: 56
قَالَ بَلْ رَّبُّكُمْ
• Al-Kahfi: 22
قُلْ رَّبِّي أَعْلَمُ
Sayur tomat campur lodeh
Tamat deh ....
Semoga tulisan simpel ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Artikel keren lainnya: