Home · Parenting · Konseling · Blogging · Tips · Daftar Isi

Masih Adakah Surga Untukku Bagian 16

#Masih Adakah Surga Untukku 16
#Laila


Tama sedang memakai kemejanya ketika Laila masuk membawa secangkir teh panas untuk Tama. Memakai baju tidur selutut warna maron, berbahan katun dengan lengan pendek, membuat Laila tampak begitu cantik dan mempesona. Lagi-lagi Tama terpana menatap perempuan yang membawa yang masuk membawakan teh untuknya itu. Laila meletakkan teh panas itu di atas meja kerja Tama dan pura-pura tidak tahu dengan tatapan tak berkedip Tama padanya.
"Ini, tehnya. Da," Laila melirik Tama sekilas.
"Ya, makasih, ya." Tama mengangguk dan tersenyum pada Laila.
"Nanti barang-barangnya dipindahin lagi ke atas, ya." Pesan Tama.
"Boleh, nggak Da, kalau baju-baju Laila tetap di kamar tamu?" Laila menunduk dan meremas jemari tangannya. Alis Tama bertaut. Ada apalagi dengan perempuan ini, pikirnya heran.

"Kenapa memangnya?" Tama menatap Laila mencari jawaban.
"Laila malu sama Mba Susi dan Mak Eti, Da." Suara Laila terdengar lirih. Tama terbahak. Ternyata itu yang dipikirkan istrinya ini.

"Ya, salah siapa. Main kabur aja," ucap Tama santai. 
"Pokoknya pulang Uda kerja, semua baju kamu udah masuk ke dalam lemari ini." Suara Tama terdengar begitu tegas. Sepertinya tak bisa dibantah.

"Ya, Da." Laila mengangguk pasrah. Tama tersenyum. Senang melihat perempuan di depannya bersikap patuh padanya. Laila pun berbalik dan menuju pintu.
"Eh, mau ke mana?" Tama menghentikan langkah laila. Laila kembali berbalik dan menatap Tama.
"Mau ke bawah, Da. Mau menyiapkan sarapan."
"Bawain teh Uda sekalian. Uda mau minum di bawah aja." Tama menunjuk cangkir tehnya dengan dagu. Ya Tuhan, baru juga diantar, masa disuruh bawa lagi turun.

Tapi Laila tak membantah. Laila berjalan kembali ke meja kerja Tama dan mengambil  cangkir teh tersebut. Tama tersenyum senang. Hatinya mendendangkan nyanyian, begini indah ternyata memiliki istri. Dilayani dengan sepenuh hati. Tama  mengikuti Laila turun ke bawah.
"Uda mau duduk di mana?" Tanya Laila begitu sampai di bawah.
"Di meja makan aja, biar bisa lihat kamu masak." Tama memandang Laila dengan tatapan mata menggoda. Wajah Laila bersemu merah.

"Pagi-pagi udah merayu." Bibir Laila mencebik.
"Siapa lagi yang akan merayu kamu kalau nggak Uda." Tama mengedipkan matanya pada Laila. Laila hanya melengos dengan hati berdebar tak karuan. Begini saja rasanya udah nggak karuan-karuan.

Laila meletakkan cangkir teh di atas meja makan. Tiba-tiba Laila mendengar suara ponselnya berbunyi. Laila bergegas menuju meja  TV, ponselnya sedang di cas di sana. Laila mencabut charger ponselnya dengan tergesa begitu melihat nama ayahnya tertera di layar ponsel.
Tapi karena terlalu buru-buru, ponselnya jatuh ke lantai dan berderai.
"Ya Allah." Laila menyebut nama Allah karena kaget melihat ponselnya telah sudah tak berbentuk lagi. Buru-buru dikumpulkannya kembali ponsel, baterai dan penutup baterai. Susah payah Laila melekatkan kembali penutup baterai ponselnya dengan bantuan selotip.
"Kenapa?" tiba-tiba Tama telah berdiri di hadapan Laila.
"Astaghfirullah, Da. Bikin kaget aja." Laila pun menyembunyikan ponselnya ke belakang punggungnya.
"Kenapa disembunyikan? Ada yang rahasia?" tanya Tama menyelidik. Laila menggeleng dan menggigit bibir bawahnya.

"Sini, Uda mau lihat." Tama mengulurkan tangannya. Lagi-lagi Laila menggeleng. Tama menjadi heran.
"Kenapa, sih? Pasti nih kamu sedang menyembunyikan sesuatu." Tama pun semakin mendekat. Laila mundur selangkah.

"Sini!" Tama mulai mencoba menjangkau ke belakang punggung Laila. Karena Laila menolak terus untuk memberikan ponselnya, Tama sampai memeluk Laila dan merebut ponsel Laila dengan paksa.
Tama melihat ponsel di tangannya, lalu menatap Laila .
"Ini ponsel kamu?" tanya Tama heran.
"Iya, Da." Laila mengangguk seraya meringis menahan malu.
"Kenapa pake selotip segala?" suara Tama bergetar.
"Hihihi, baterainya gembung, Da." Laila mencoba tertawa menyembunyikan rasa malunya.

Hati Tama terasa basah. Sekian lama istrinya ini tinggal di sini, ia tak tahu jika ponsel istrinya sudah tak berbentuk seperti ini. Tama merasa berdosa. Tama lalu mengantongi ponsel istrinya.
"Siapa tadi yang telphon?"
"Ayah, Da." Laila mencoba tersenyum.
"Ini telphon lagi Ayah, ya." Tama pun mengulurkan ponselnya pada Laila. Laila menerimanya dengan hati gembira. Lalu buru-buru ia menekan nomor ayahnya. Tak berapa lama Laila terlihat asyik bicara dengan ayah dan bundonyo. Alhamdulillah bundonya telah bisa bicara dengan sedikit lancar. Laila senang bisa mendengar suara bundonya kembali.

Setelah puas melepas rindu dengan ayah dan bundonya, laila pun menyerahkan ponsel Tama kembali.
"Makasih, ya, Da." Laila tersenyum dengan mata berbinar.
Tama mengangguk dan kembali beranjak ke ruang makan. Mak Eti dan Anita telah selseai menata sarapan di meja makan. Laila mengambil tempat di samping Tama.

Lalu seperti kebiasaannya beberapa hari terakhir, Laila mulai menyendokkan sarapan untuk Tama. Pagi ini menunya bihun goreng dengan tambahan bakso dan udang. Sejak Laila berada di rumah ini, Tama selalu sarapan dengan menu yang berbeda setiap harinya.
Tama merasa amat bahagia dengan sikap Laila yang selalu melayaninya dengan baik. Merek mulai sarapan berdua. Tama menanyakan kabar Ayah dan Bundo Laila. Dengan gembira Laila bercerita jika bundonya telah kembali sehat. Tama ikut senang mendengarnya. Tama bisa melihat, Laila begitu mencintai dan menyayangi bundonya.
****
Setelah Tama berangkat kerja, Laila mullai memindahkan kembali baju-bajunya ke atas. Mba Susi dan Mak Eti yang sedang membersihkan karpet ruang salat dengan vakum, menatap Laila dengan tatapan mata menggoda.
"Kenapa dipindahin lagi, Uni?" Mba Susi seperti biasa tak dapat menyembunyikan rasa keponya.
"Nanti kalau ada tamu yang datang, susah Mba. Laila nanti ga bisa ambil baju ke kamar tamu." Laila mencoba memberikan alasan yang masuk akal. Mba Susi tersenyum.
Sementara Mak Eti terlihat kembali asyik dengan pekerjaannya.

"Ya, suami istri itu memang harus selalu berdekatan, Uni. Uni jangan jauh-jauh dari Pak Tama. Orang seperti Pak Tama pasti banyak yang ngincar, Ni. Udah ganteng, banyak duit, baik hati lagi." Mba Susi mengerling ke arah Laila.
"Hush. Kalau ngomong ya yang baik-baik. Ngga boleh ngomong seperti itu." Mak Eti menyikut lengan Mba Susi. Mba Susi nyengir merasa malu.
"Eh, maaf, Uni." Mba Susi merasa bersalah. Laila tersenyum.
"Nggak apa-apa, Mba. Laila ke atas dulu ya, Mba Susi, Mak Eti." Laila pun mulai menaiki anak tangga dengan beberapa hanger baju di tangannya.

"Iya, Uni." Mba Susi mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
Sebelum zuhur, Laila telah selseai membereskan barang-barangnya yang di kamar tamu dan menyusunnya dengan rapi di lemari Tama. Laila merasa lelah juga. Ia duduk dan menyandarkan punggungnya ke kepala tempat tidur. Laila memejamkan matanya. Dan lama-lama kesadarannya pun hilang. Laila tertidur dalam posisi masih duduk bersandar di tempat tidur.
Entah berapa lama ia tertidur, ketika tiba-tiba ia merasakan sesuatu menyentuh pipinya dengan lembut. Laila membuka matanya perlahan. Dan dalam jarak yang begitu dekat terlihat tama sedang menatapnya dengan tatapan penuh kasih. Laila tersipu.
"Uda sudah pulang?" Laila merapikan bajunya yang tersingkap sampai ke paha. Tama melirik sekilas. Dan lagi-lagi Tama menahan napas menenangkan debaran di dadanya. Entah mengapa akhir-akhir ini dadanya sering sekali berdetak tak beraturan.
"Ini untukmu." Tama mengulurkan sebuah kantong pada Laila.
"Apa ini, da?" Laila menerimanya dengan ragu.
"Buka aja." Tama tak mengalihkan tatapannya pada Laila. Dengan dada berdebar, Laila menerima kantong yang berisi sebuah kotak persegi itu. Laila melihat ke arah Tama kembali.

"Ayo, buka." Tama mengangguk. Laila akhirnya membuka kotak di tangannya dengan tergesa. Mata Laila membulat melihat apa yang ada di tangannya.
"Ini untuk Laila, Da?" Laila menatap Tama ragu.
"Iya, kamu suka?" tama menyentuh pipi Laila sekilas. 
"Duh, makasih banget, Da. Tapi ini pasti mahal, Da." Laila menatapTama dengan rasa tak enak hati.
"Hei, semua yang Uda punya juga milikmu. Untuk apalagi sekarang Uda mencari rezeki kalau tidak untuk membahagiakanmu." Tama mengacak rambut Laila.

"Sekali lagi makasih, Da." tiba-tiba Laila memeluk Tama tanpa aba-aba. Tama kembali menegang. Tubuhnya terasa kaku dan lidahnya mendadak kelu.
"Eh, iya." Tama tergagap. Laila  melepaskan pelukannya.
"Uda sudah makan?" Tanya Laila.
"Belum." Tama menggeleng. 
"Ayo, Laila siapkan makan untuk Uda." Laila meletakkan ponsel barunya di atas kasur, lalu bergegas turun dari kasur.

"Uda mau nunggu di sini atau ikut ke bawah?"
"Ikut kamu aja ke bawah." 
"Ayo!" Laila  menarik tangan Tama. Mereka turun ke bawah seraya bergandeng tangan. Mba Susi yang sedang membantu Mak Eti di dapur, menoleh begitu mendengar suara langkah kaki menuruni anak tangga. Mba Susi tersenyum seraya menyikut lengan Mak Eti. Mak Eti ikut menoleh. Dan perempuan paruh baya itu tersenyum bahagia melihat kedua orang yang telah dianggapnya sebagai anak sendiri itu terlihat semakin dekat dan semakin mesra.

"Uda, duduk di sini dulu, ya." Laila menarik kursi dan menyilakan Tama untuk duduk. Tama hanya bisa menurut. Lalu Laila pun mulai meletakkan masakan yang telah selsai dimasak Mba Susi dan Mak Eti di meja makan. Tama memperhatikan semua pekerjaan istrinya itu dengan hati bahagia.
Tak berapa lama, makanan pun selesai dihidangkan. 
"Makan sekarang?" tanya Laila.
"Boleh." Tama mengangguk. Laila pun menyendokkan nasi ke piring Tama.
"Mau pake apa?" 
"Ayam cabe hijau sama capcai." Laila mengambilkan yang diminta Tama. Kok serasa ngurus ponakan yang masih kecil ya? Laila tersenyum sendiri. Ternyata laki-laki itu manja juga ya. Laila baru tahu sekarang. Hehe.

*****
Setelah Tama selesai salat zuhur, Tama dan Laila naik ke 
lantai dua. Sesampai di kamar, Laila mengambil ponsel barunya dan membawanya ke ruang sebelah. Laila membuka buka fiturnya. Tama ikutan duduk di samping Laila seraya membawa laptopnya. Tama ingin memeriksa laporan keuangan tokonya yang telah dikirim oleh pegawainya tadi pagi.

Laila membuka youtube. Tak berapa lama terdengar suara khas ustad kondang Abdul Somad. Laila suka sekali mendengar ceramah-ceramah ustad yang berasal dari Riau itu. Ceramahnya segar dan tidak membosankan. Ternyata  ustad yang selalu terlihat berpenampilan sederhana itu sedang membahas tentang kewajiban salat berjamaah ke msejid bagi kaum laki-laki.
"Laki-laki yang salat di mesjid atau di musala adalah laki-laki saleh. Dan laki-laki yang salat di rumah adalah laki-laki saleha." Laila terkikik mendengar ucapan Ustad Somad. Sementara Tama yang ikut menyimak terlihat tersenyum miring. Ya, Tama memang sangat jarang salat berjamaah di mesjid atau musala.
"Uda laki-laki kan, Da?" tiba-tiba Laila bertanya seraya menoleh dengan tatapan mata menggoda pada Tama.
"Hei, kamu mau membuktikan kelelakianku?" Tama merasa terpancing mendengar ucapan Laila. Sekarang giliran Laila yang tersenyum miring.

"Ih, Uda itu ya pikirannya suka aneh. Nggak nyambung." Laila mencubit perut Tama dengan gemas. Tapi Tama malah memegang tangan Laila dan menatap perempuan itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Laila menunduk.
"Saya lelaki normal, Laila. Jadi pikiran atau ucapan seperti tadiadalah bukti kenormalan saya." Tama menarik tangan Laila dan mendekatkan wajahnya pada Laila. Laila memejamkan matanya. Dan sebuah kecupan yang lembut menyentuh bibirnya.
"Makasih, ya." Tama mengacak rambut Laila dengan penuh rasa sayang. Laila hanya bisa mengangguk. Debaran di hatinya telah berkejaran tak tentu arah.
"Mulai magrib nanti Uda akan salat di musala, ya." Tama menatap Laila seraya tersenyum lembut. Mata Laila membulat dan seketika berbinar.
"Benaran, Da?" Laila merasa dadanya penuh oleh rasa bahagia. Sebenarnya diam-diam beberapa hari belakangan ini, Laila selalu berdoa, agar Tuhan membukakan hati Tama untuk salat berjamaah di mesjid atau musala perumahan. 
"Ya, akan Uda usahakan untuk salat lima waktu di mesjid atau musala." Janji Tama.
"Alhamdulillah." Laila mengucap syukur pada Allah.

****
Laila senang akhirnya Tama memang membuktikan ucapannya pada Laila. Laki-laki itu mulai salat berjamaah di waktu subuh, magrib dan isya di musala. Waktu zuhur dan ashar, Tama berada di toko atau di kantor. Menurut Tama, ia juga selalu pergi ke musala atau ke mesjid ketika sedang berada di luar rumah. Laila begitu bahagia mendengarnya.
Hari ini seperti biasa, sebelum magrib, Laila telah duduk di ruang tamu menunggu kepulangan Tama. Tak berapa lama terdengar suara mobil memasuki halaman. Laila bergegas membukakan pintu. Tak berapa lama terlihat Tama turun dari mobil. Tapi dahi Laila mengernyit. Tama tidak sendiri. Seseorang ikut turun dari mobil setelah Tama.
"Rani." Bibir Laila berdesis menyebut nama Rani. Seketika dada Laila beremuruh. Mau apa perempuan itu datang lagi ke rumah ini. 
"Assalammualaikum, Uni." Rani mengucapkan salam dan menatap Laila dengan   tatapan sombong.
"Waalaikumslaam," jawab Laila singkat.
"Rani langsung ke kamar, ya, Da." Pamit Rani pada Tama. Tama hanya mengangguk. Hatinya sudah tak enak menerima tatapan tak bersahabat Laila.

Sementara Laila telah duluan menaiki anak tangga menuju kamar mereka. . Tama mengikuti langkah kaki Laila dengan tergesa. Laila langsung menuju ruang nonton TV. Ia tak hendak mengacuhkan Tama. Dulu laki-laki itu mengatakan tidak mau semobil berdua dengan Rani karena bukan mahrom. Eh, sekarang malah enak-enaknya pulang berdua. Hati Laila merutuk kesal.
"Kamu kenapa sih, Sayang?" Tama mengejar Laila ke ruang teater.
"Nggak kenapa-kenapa." Laila menjawab ketus.
"Nnggak kenapa-kenapa, kok udah nggak kayak kemarin lagi, salim ama suami pas suami pulang?" Tama duduk di samping Laila.
"Minta salam aja sama  Rani." Laila menjauh dari Tama.

Tiba-tiba Tama terbahak.
"Oh, Rani. Jadi kamu cemburu sama Rani?" Tama menatap Laila yang sedang memainkan ponselnya. Laila mendongak. Cemburu? 
"Siapa yang cemburu? Aku cuma nggak suka aja sama laki-laki yang nggak konsisten. Dulu  bilangnya, nggak mau pergi dan pulang kerja hanya berdua aja dengan Rani. Nggak mahrom. Eh, nyatanya sekarang, kayaknya seneng banget tuh pulang berdua." Laila mencibir pada Tama. Tama malah senyum-senyum mendengar dan melihat sikap Laila yang terlihat makin menggemaskan kalau sedang marah.

"Sayang, maaf. Tadi Rani kan mau nebeng ama Uda Arif. Eh, mobil Uda Arif pakai acara bocor ban pula. Uda Arif minta tolong sama Uda untuk antarin Rani." 
"Kenapa nggak disuruh naik grab?" Laila menatap Tama tajam.
"Uda juga sudah bilang gitu tadi. Tapi kata Rani, dia mau ambil barang-barangnya yang masih tertinggal di sini. Jadi Uda pikir, bagus jugalah. Biar nggak ada alasan lagi buat dia untuk datang ke sini." Tama memeluk pundak Laila dengan mesra.

"Besok pagi kamu ikut ya sama Uda. Biar Uda nggak berdua aja di mobil sama Rani." Tama merengkuh bahu Laila dan mengecup puncak kepala Laila dengan penuh kasih.
"Nggak. Nggak mau." Laila melepaskan pelukan Tama  dan bangkit dari duduknya.
"Lha, nanti cemburu lagi kalau Uda cuma berdua aja sama Rani di mobil." Tama mengejar Laila ke kamar tidur.
"Suruh aja naik grab." Laila menjawab acuh. Tama tersenyum melihat gaya istrinya itu.

"Iya, deh. Kalau nyonya suruh begitu, Uda bisa apa. Uda cuma bisa nurut. Dari pada jatah Uda nggak keluar." Tama mengerling nakal pada Laila dan ikut duduk di atas kasur di samping Laila.
"Jatah apa?" tanya Laila heran.
"Kamu sudah nggak haid lagi kan? Sudah mulai salat kan?" Tama menatap Laila penuh harap.
"Kalaupun sudah salat, aku tetap mau bilang masih haid." Laila bangkit lagi dan masuk kamar mandi. Malas rasanya ia berada dekat-dekat dengan laki-laki itu. Hatinya masih kesal.  Nanti kalau Rani melancarkan rayuan mautnya gimana?

Ya Tuhan, masih lamakah marah istrinya ini? Tama mengusap wajahnya dengan kasar.
bersambung ....

Eps 1 >> Eps 2 >> Eps 3 >> Eps 4 >> Eps 5 >> Eps 6 >> Eps 7 >> Eps 8 >> Eps 9 >> Eps 10 >> Eps 11 >> Eps 12 >> Eps 13 >> Eps 14 >> Eps 15 >> Eps 16 >> Eps 17 >> Eps 18 >> Eps 19 >> Eps 20 >> Eps 21 >> Eps 22

Artikel keren lainnya:

Ceramah Singkat: Faktor-faktor Pencipta Ketenangan Jiwa

Materi Kultum: Faktor-faktor Pencipta Ketenangan Jiwa
Assalamu ‘Alaykum  Warahmatullahi Wabarakatuh
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Paling tidak ada lima faktor yang mempengaruhi ketenangan jiwa seseorang yaitu: situasi dan kondisi sekitar, rasionalisme, kesehatan, unsur material, dan nilai kerja.
Situasi dan kondisi sekitar. Ketika kemampuan yang dimiliki seseorang tidak sebanding dengan beban yang dipikulnya, atau apabila lingkungan seseorang selalu bertentangan dengan hati nurani, maka akan  menimbulkan gangguan psikologis yang pada gilirannya menjurus kepada keterpaksaan. Kondisi ini apabila dibiarkan berlarut-larut akan dapat menimbulkan kelabilan jiwanya.
Rasionalisme. Bila rasio itu digunakan secara berlebihan akan dapat menimbulkan kegersangan jiwa, karena secara esensial rasio hanya merupakan penemu alternatif, bukan pemberi kepuasan. Keadaan ini pernah dialami umat Islam pada Perang Badar dan Perang Uhud yang secara rasional dalam segala hal umat Islam kalah dengan musuh sehingga menimbulkan isu keraguan akan ‘pertolongan Allah’ (Ali Imran,3:126 dan al-Anfal, 8:10). Demikian juga yang dialami Ibrahim yang ingin bukti nyata akan kemahakuasaan Allah berdasarkan rasio, yang akhirnya menyadari kelemahan akal (al-Baqarah, 2:260).
Kesehatan. Sudah barang tentu bahwa kesehatan sangat menentukan bagi adanya ketenangan jiwa seseorang. Oleh karenanya Islam menekankan bahwa akal yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat, meskipun tidak selamanya demikian.
Unsur materi. Kendatipun bukan menjadi tujuan, materi adalah sarana kehidupan yang sangat mempengaruhi ketenangan jiwa seseorang. Salah satu contoh dapat dilihat dalam pelaksanaan ibadah. Tidak sedikit pelaksanaan ibadah yang tidak dapat dipisahkan dari unsur material. Apabila tidak disadari kedudukan materi di dalam kehidupan dan pelaksanaan ibadat, maka akan menjurus kepada ‘fitnah’ dan membawa kealpaan untuk mengigat Allah sebagaimana dialami oleh ummat Nabi Isa as. (al-Maidah,5:113) dan mereka menjadi budak nafsu (Yunus,10:7), an-Nalh, 16:112, dan al-Hajj, 22:11).
Nilai kerja. Bila pekerjaan tidak berkaitan dengan ridha Allah, maka di saat-saat tertentu boleh jadi seseorang itu tidak mendapat perkenan di hadapan Tuhan. Bila hal ini berlangsung, maka orang tersebut bisa jadi merasa bersalah dan dikejar-kejar dosa, dan senantiasa dibayangi pertanyaan apakah aktifitas yang dilakukannya dianggap baik menurut agama. Itulah sebabnya nilai pekerjaan seseorang turut mempengaruhi ketenangan jiwanya.
Berangkat dari kenyataan itu, maka ketenangan jiwa akan diperoleh seseorang apabila ia bersedia menjalankan kelima faktor itu diatas petunjuk Allah SWT, pencipta kelima faktor ketenangan jiwa manusia itu. Cara yang dapat ditempuh agar mendapatkan ketenangan adalah menjadikan iman dan Islam sebagai landasan dan pencarian ridha ilahi sebagai tujuan dalam aktifitas kesehariannya.
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa iman yang membentuk jiwa yang tenang itu bukanlah hal yang berdiri sendiri, tetapi harus didukung banyak hal. Karena itu pekerjaan harus dibangun dengan landasan keimanan dan keislaman agar memberikan ketenangan jiwa bagi pelakunya dan memberi kegairahan kerja. Ketenangan jiwa akan meningkatkan produktifitas karyawan jauh melebihi karyawan perusahaan lain yang tidak dibangun di atas landasan keislaman dan keimanan.
Wassalamu ‘Alaykum  Warahmatullahi Wabarakatuh

Artikel keren lainnya:

17 Gambar Inspiratif Tentang Sedekah

Sedekah itu memberi memberi sesuatu kepada orang lain dengan sukarela dan ikhlas. Mungkin ada diantara kita masih enggan untuk bersedekah atau belum membiasakan diri untuk selalu sedekah. 
Berikut ada beberapa gambar yang mudah-mudahan menginspirasi kita untuk senantiasa sedekah. Klik pada gambar jika ingin memperbesar!
#1 Kita masih mengikuti godaan syetan untuk bersedekah
#2 Sedekah gak harus kaya
#3 Sedekah gak membuatmu miskin
#4 Sedekah itu investasi
#5 Sedekah pahalanya buaaaanyaaaak

#6 Sedekah itu membahagiakan
#7 Sedekah itu karena empati
#7 Sedekah itu mengurangi beban
#9 Sedekah itu karena empati
#10 Daripada mubadzir mending sedekah
#11 Senyum juga sedekah
#12 Menanam pohon juga sedekah
#13 Sedekah untuk anak cucu
#14 Sedekah juga harus mendidik
#15 Kalau sedekah jangan riya

#16 Kalau sedekah jangan pamer
#17 Pilih jadi dermawan atau jadi sikikir?
Pembaca yang baik berkomentar dengan baik.... hehe

Artikel keren lainnya:

Hikmah Dibalik Kesulitan yang Menimpa Kita (Al-Insyirah Ayat 5-6)

Hikmah Dibalik Kesulitan | Kajian Al-Insyirah Ayat 5-6 | 1 Kesulitan = 2 Kemudahan
Teman-teman sekalian. Saya dapat sebuah BC di grup WA yang menurut saya bagus sekali materinya. Saya post ulang di blog ini yang mudah-mudahan menginspiriasi dan memotivasi kita dalam menjalani kehidupan ini.
Ilustrasi Kesulitan
Burung hantu.
Sejak lahir, burung hantu menderita satu kesulitan yaitu tidak bisa menggerakkan bola matanya. Karena sebenarnya mata yang dimiliki burung hantu bukan berbentuk bola seperti manusia, sehingga kedua mata tersebut hanya bisa menatap lurus ke depan.
Meski demikian, Allah Maha Bijaksana. Kesulitan tersebut tidak dibiarkan Begitu saja, karena Allah Menciptakan desain anatomi khusus, yang memungkinkan burung hantu memutar kepalanya hingga 270 derajat putaran. Tidak hanya itu, burung hantu juga dilengkapi dengan tiga lapis kelopak mata. Satu untuk tidur, satu untuk berkedip, dan satu lagi untuk Membersihkan Matanya.
Jadi meski Burung hantu memiliki satu kesulitan, bersamanya Allah sertai dua kemudahan. Kemudahan tersebut ialah kemampuan memutar kepala, dan kelopak mata yang berlapis-lapis.
Kelelawar.
Hewan malam lainnya yang juga terlahir nembawa kesulitan adalah kelelawar. Mereka lahir dalam keadaan memiliki kaki yang kecil dan rapuh. Begitu lemahnya, hingga kaki kelelawar tak bisa menopang tubuhnya sendiri untuk berdiri.
Lagi-lagi kita melihat kebijaksanaan Allah pada mamalia kecil ini. Kepada kelelawar diberikan otot khusus pada kaki sehingga ia bisa nyaman bergelantungan dalam keadaan terbalik. Kekuatan sayap kelelawar pun tercipta dengan sangat unik, sehingga dari posisi terbalik ia bisa terbang begitu mudahnya dengan cara menjatuhkan diri dari atas ketinggian.
Maka meski kelelawar memiliki satu kesulitan, bersamanya Allah sertai dua kemudahan, yaitu kemampuan bergelantung terbalik, dan sayap uniknya yang sanggup terbang dengan gerakan khas.
Benarlah kiranya kedua ayat dalam surat Al-Insyirah ini:
Allah swt berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, "sesungguhnya bersama kesulitan (yang sama) ada kemudahan (yang lain lagi)." (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5-6)
Para ulama Bahasa Arab mengupas rahasia bahwa kata "al-'usri" menggunakan redaksi alif lam yang menunjukkan makna definitif, berarti kesulitan yang dimaksud dalam kedua ayat tersebut adalah satu kesulitan yang sama.
Sedangkan kata "yusron" sebaliknya tanpa imbuhan alim lam yang termasuk nakirah atau untuk menunjukkan bahwa kemudahan dalam ayat berikutnya adalah berbeda dengan kemudahan yang dimaksud pada ayat sebelumnya.
Maka sesungguhnya, satu kesulitan akan disertai dengan dua kemudahan! Maha Benar Allah atas segala FirmanNya.
Jika kepada mahluk-mahluk mungil saja Allah memberikan dua kemudahan pada setiap kesulitan mereka, maka kita sebagai manusia lebih pantas lagi untuk yakin bahwa Allah juga akan menyertai setiap masalah kita dengan dua kemudahan (solusi).
Sungguh Allah Maha Luas rahmat-Nya.
Silahkan copy-paste bagi yang memerlukan. Semoga bermanfaat.

Artikel keren lainnya:

Tips Sukses Blogging Bulan Ramadan

Tips Ngeblog Menjelang Ramadan | Tips Sukses Blogging Di Bulan Ramadan
Banyak momen yang berkesan yang hanya terjadi di Bulan Ramadan.
Artikel ini merupakan repost dari vidio dengan judul “Tips Persiapan Ramadan 2019 untuk Publisher” yang dikirim oleh tim google Indonesia kepada para publisher. Tentunya artiekl ini tidak sama persis karena ada banyak tambahan dan penyesuaian.
Ramadhan Karim
Ada tiga perubahan perilaku masyarakat selama bulan Ramadan:
Perubahan spiritual
Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah bagi ummat Islam. Siangnya berpuasa dan malamnya melaksanakan shalat tarawih. Begitu juga banyak tradisi yang dilakukan oleh orang Indonesia ketika Bulan Ramadan, diantaranya buka bersama, i’tikah bersama, pesantren kilat, berderma, mudik, kumpul bareng keluarga besar, dll.
Penampilan fisik
Biasanya juga kalau menjelang akhir Ramadan banyak yang memadati mall-mall untuk membeli baju baru. Adapula yang mengubah gaya rambutnya, make upnya dan penampilan lainnya untuk bertemu dengan sanak kaluarga.
Konsumsi media
Ternyata di Bulan Ramadan, konsumsi terhadap media sangatlah tinggi khususnya TV dan internet. Hal ini bisa menjadi peluang bari para blogger untuk bisa berbagi lebih banyak dan juga mendapat earning lebih banyak.
Ada tiga cara supaya sukses blogging di Bulan Ramadan.
1. Optimasi Konten
Bulan Ramadan adalah bulan ibadah dimana interaksi dengan hal-hal yang behubungan dengan agama pun meningkat. Maka sebaiknya kita mempersiapkan konten-konten yang berhubungan dengan agama seperti ceramah, hukum puasa, hukum zakat, cara salat tarawih, dll. Tentunya hal ini bisa dilakukan oleh para blogger yang punya basik pendidikan agama.
Sedangkan bagi para blogger yang pengetahuan agamanya kurang, masih banyak topik yang bisa menjadi bahan postingan, seperti makanan yang cocok untuk berbuka, baju baru, tempat wisata, tips menggunakan THR, tips liburan, dll. Bisa juga kita memberi tips untuk para jomblo bagaimana cara menjawab atau menyikapi pertanyaan “kapan nikah?”. Biasanya kalau lagi kumpul bareng keluarga, ini pertanyaan seram yang sering muncul. Pernah kan?
Kemudian, salah satu supaya artikel kita banyak dikunjungi adalah dengan menambahkan atribut menarik pada judul postingan. Atribut kata kunci yang disukai para netizen diantaranya:
The Best
Artinya terbaik atau yang paling bagus. Contoh:
“HP Selfie Terbaik”
“Laptop Gaming Yang Paling Bagus”
The Trendist
Artinya terbaru. Contoh:
“Gaya kerudung 2019”
“Mode Hijab Terbaru”
The Most Value
Biasanya dengan atribut promo atau murah. Contoh:
“Tiket Pesawat Murah”
“Promo Jilbab”
Catatan: Sebaiknya para sobat blogger sudah memposting artikel tersebut minimal 2 minggu sebelum Ramadan.
2. Meningkatkan Performa Blog/Web
Karena banyak pengguna internet menggunakan smartphone atau tablet, maka blog kita harus responsif dan AMP tentunya. Selain itu, untuk memberi kenyamanan kepada para pengguna, para blogger juga harus meningkatkan kecepatan loading blog. Kalau blog sobat lola (loading lama) maka sudah pasti pengunjung akan langsung close dan cari web yang lain yang cepat loadingnya.
Para sobat bisa mengecek loading blog/web sobat melalui Google Pagespeed, GTMetrix atau Pindom.
Tips supaya blog sobat cepat loadingnya:
• Jangan terlalu banyak iklan,
• Ringkas Template,
• Bila menggunakan gambar, kompres terlebih dahulu,
• Gunakan kode asinkron pada adsense.
3. Optimasi Iklan
Langkah ke-3 agar sukses blogging di Bulan Ramadan adalah dengan mengoptimalkan iklan. Karena banyak menggunakan HP dan Tablet, maka iklan sobat harus AMP tentunya. Selain itu, sobat juga bisa menggunakan iklan otomatis di HP. Cara optimasi iklan diantaranya:
Masuk ke adsense > iklan > iklan otomastis > iklan otomatis untuk amp. Selanjutnya copi dan masukkan kode di blog sobat.
Pasang Iklan otomatis AMP
Sobat blogger juga mengoptimasikan dari iklan-iklan yang baru dengan membiarkan google menerapkan iklan secara otomatis di blog sobat. Caranya masuk ke menu optimasi dan pilih biarkan Google mengoptimalkan untuk Anda.
Optimasi Iklan
Sekian dan demikian pemaparan tentang kiat sukses ngeblog di Bulan Ramadhan. Semoga berhasil dan selamat berpuasa.

Artikel keren lainnya:

Gambar Puasa Di Bulan Ramadhan

Bulan ramadhan adalah bulan yang sangat spesial bagi ummat islam di seluruh dunia. Pada bulan ini ummat islam berlomba-lomba untuk memperbanyak kebaikan. Pada siang harinya kita tidak boleh makan dan minum sampai waktu maghrib. Semoga puasa kita pada tahun ini lancar ya! Amiiiin.
Nah saya akan memberikan gambar-gambar tentang puasa dan serba-serbi di bulan ramadhan.
# Isi dengan banyak kebaikan
Alangkah malangnya bila ramadhan diisi dengan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti tidur atau main game saja. Mari kita menyibukkan diri dengan banyak shalat, membaca Al-Qur'an, i'tikfa, dan bersedekah dalam mengisi bulan ramadhan.
Ramadhan berkah
# Tahan lapar dan haus!
# Ini singkatan puasa
PUASA = Pikiran jangan macam-macam, Ucapan jangan jorok-jorok, Aksi jangan tidak baik, Sesama hormati selalu, Amal diperbanyak.
Singkatan PUASA
# Sabar ya!
Salah hikmah adanya ibadah puasa adalah melatih kesabaran. Selagi puasa kita harus menahan lapar, haus dan nafsu lainnya. Ingat ya! sabar itu bukan berlaku di bulan puasa aja, di bulan lainnya pun kita harus selalu bersabar.
Sabar ya
# Tetap Fokus
Memang kalau lagi lapar, penglihatan terasa buyar dan pendengaran sama-samar.
Lap terlihat dadar
# Berburu Pahala
Plesetan piala dunia 2014
# Kondisi taraweh terkadang kemajuan
Biasanya kalau menjelang akhir ramadhan, yang penuh bukan masjid tapi mall-mall.
# Taraweeehnya yang bener
Ada juga jamaah yang kabur sebelum taraweh selesai. Mungkin husnudzonnya adalah mereka melanjutkan tarawihnya di rumah.
# Stiker Taraweh
# Pantun tentang puasa
# Puasa itu menyehatkan
Ternyata banyak penyakit yang disebabkan karena makanan. Dengan berpuasa maka tubuh kita akan mengeluarkan toksit-toksit yang ada di dalam tubuh kita.
------------
lainnya: Serba-serbi Ramadhan
------------

Artikel keren lainnya:

Tips Menjadi Siswa Berprestasi Bidang Akademik dan Non Akademik

Tips Menjadi Siswa Berprestasi | Beprestadi Bidang Akademik dan Non Akademik
Menjadi siswa yang berprestasi memang tidak mudah. Perlu kerja keras untuk membuat suatu prestasi. Tetapi dibalik kesulitan dan kepayahan yang kamu rasakan ada kebanggaan dan kesenangan tersendiri yang hanya kamu yang dapat merasakannya. Selain itu, kamu juga akan menjadi kebanggaan orang-orang di sekitarmu jika kamu menjadi siswa yang berprestasi.
Sang Juara
Berikut, Saya akan berbagi berbagai tips dan langkah jika ingin menjadi siswa yang berprestasi:
Kenali minat dan bakat
Jika kamu ingin menjadi siswa yang berprestasi, maka kamu harus menggali potensi yang terdapat pada diri kamu. Potensi tersebut bisa dalam bidang akademik maupun non akademik. Coba perhatikan oleh kamu sesuatu apa yang kamu biasanya melakukannya dengan senang dan mudah? Contohnya kamu lebih senang bermain catur dan kamu merasa jago dalam olah raga ini. Jika demikian, kamu berpotensi dalam olah raga catur.
Semua orang pasti punya kelebihan, hanya saja banyak orang yang tidak bisa mengenali dirinya sendiri. Kelebihan seorang siswa tidak hanya terbatas pada bidang akademik saja. Mungkin kamu berbakat pada bidang olah raga, seni, tata boga, sastra, dll. Ayo kenali minat dan bakat kamu!
Kembangkan potensi diri
Apabila sudah menukan minat dan bakat kamu, sekarang kamu harus mengembangkan kompetensi tersebut. Cara mengembangkan kompetensi bisa dengan ikut semacam klub, ekskul, dan privat. Jangan sampai bakat yang kamu miliki terpendam, terkubur, dan lenyap.
Banyak berlatih
Apapun bakat kamu, kamu haruslah banyak berlatih untuk mengasah skill. Ingat! Tidak ada orang yang langsung mahir dari lahir. Semua orang hebat yang ada saat ini, mereka selalu berlatih tiada henti untuk mencapai kemampuan maksimal mereka. Satu hal yang akan kamu rasakan dalam berlatih adalah “bosan”. Kamu juga harus melawan rasa bosan kamu dalam berlatih jika kamu ingin menjadi orang yang berhasil.
Quotes Muhammad Ali
• Selalu ikuti instruksi pelatih
Pelatih atau insrtuktur adalah orang bisa memfasiltasi kita dalam meningkatkan skill. Tentunya mereka adalah ahli dalam bidangnya dan tahu bagaimana caranya supaya kita meningkatkan skill. Jadi, ikutilah segala macam arahan dari pelatih kita.
• Disiplin
Disiplin adalah syarat mutlak jika kamu ingin berhasil dalam hal apapun. Begitu pula jika kamu ingin berprestasi dalam suatu bidang, maka kamu harus selalu disiplin, baik disiplin dalam berlatih, disiplin mengatur waktu, disiplin dalam beristirahat, dsb. Orang yang tidak displin berarti dia sedang menyia-nyiakan kesempatan untuk berhasil. Banyak orang gagal dalam prestasi bukan karena dia tidak berbakat tetapi karena dia tidak disiplin.
• Ikut klub atau ekskul yang sesuai
Pastinya banyak klub yang bisa mewadahi kamu dalam mengembangkan bakat. Contohnya kalau kamu suka dalam sains, ikutilah klub sains atau perkumpulan siswa yang suka sains. Adapun di sekolah, biasanya ada berbagai ekskul yang bisa diikuti seperti ekskul olah raga, sains, seni, dll. Tujuan ikut klub atau ekskul adalah untuk berlatih, sharing, dan saling memotivasi.
Jika memang tidak ada klub dan ekskul yang sesuai minat dan bakat kamu, cobalah kamu menjadi pelopor membuat klub atau ekskul tersebut. Selain mendapat banyak teman, kamu juga bisa mengembangkan bakat leadership kamu. Artinya sekali mendayung, dua pulau terlewati.
• Berpartisipasi dalam lomba
Seseorang yang disebut juara adalah orang terlibat dalam suatu kompetisi. Kamu tidak akan disebut berprestasi kalau tidak pernah ikut dalam suatu perlombaan. Ikutlah dalam perlombaan mulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kota, provinsi, hingga ke tingkat international.
Tujuan berpartisipasi dalam suatu kompetisi adalah untuk mengukur kemampuan kamu serta mengevaluasi latihan yang telah dijalani. Selain itu, kamu juga bisa memupuk mental kompetitif dan sikap sportif terhadap rival. Jangan sampai kamu hanya manjadi jago kandang saja.
• Kalau kalah, jangan menyerah
Tidak semua perlombaan yang kamu ikuti, kamu akan menjadi pemenangnya. Jika kamu kalah atau tidak berhasil dalam suatu perlombaan, jangan sekali-kali kamu menyerah. Kekalahan bukan akhir segalanya. Teruslah berlatih dan jadikan kekalahan sebagai bahan evaluasi untuk menggapai prestasi yang lebih di masa yang akan datang.
Hasil gambar untuk quotes menyerah
Jangan Menyerah
• Berprestasi di hati orang tua, guru dan teman
Teman-teman semuanya!
Memang membanggakan menjadi siswa yang berprestasi di sekolah. Alangkah lebih bangga lagi kalau kamu menjadi siswa berprestasi di hati orang tua, para guru dan teman-teman kamu. Santunlah dihadapan orang tua dan guru. Bersikap respectlah kepada sesama kamu. Jadilah pribadi yang menyenangkan dan dikangenin oleh semua orang. Itulah sejatinya prestasi.

Artikel keren lainnya:

Teks Lirik Sawer Sunda Nikahan

Syair Sawer Bahasa Sunda | Teks Lirik Sawer Sunda Nikahan
Dalam adat Sunda, pernikahan biasanya dilengkapi dengan saweran nyawer. Sawer artinya menaburkan. Adapun dalam pernikahan biasanya menaburkan uang, permen, bahkan kalau zaman sekarang pakai kupon. Waktu saya kecil dulu, saya sangat senang sekali berebut saweran dengan anak-anak lainnya.
Acara Nyawer
Sebenarnya dalam lirik sawer itu ada banyak nasihat untuk kedua mempelai. Sawer itu karya para Kiyai terdahulu yang menerjemahkan hadis dan Al-Qur’an ke dalam bentuk syair. Bila kita  telaah secara mendalam, sawer itu bukan hanya kumpulan syair semata melainkan kaya petuah dan nasihat bagi kita dalam menjalani hiruk pikuk rumah tangga.
Berikut teks lirik syair saweran sunda:
1. Bismillah damel wiwitan
Mugi Gusti nangtayungan
Eulis- Asép nu réndéngan
Mugia kasalametan

2. Salamet nu panganténan
Ulah aya kakirangan
Sing tiasa sasarengan
Sangkan jadi kasenangan

3. Sing senang laki rabina
Nu diwuruk pangpayunna
Nyaéta badé istrina
Masing dugi ka hartina

4. Hartikeun eulis ayeuna
Lebetkeun kana manahna
Manawi aya gunana
Nu dipamrih mangpaatna


5. Mangpaatna lahir batin
Eulis téh masing prihatin
Ayeuna aya nu mingpin
Ka carogé masing tigin

6. Tigin eulis kumawula
Ka raka ulah bahula
Bisi raka meunang bahla
Kudu bisa silih béla

7. Silih béla jeung carogé
Ulah ngan pelesir baé
Mending ogé boga gawé
Ngarah rapih unggal poé

8. Répéh rapih nu saimah
Rumah tangga tumaninah
Tapi lamun loba salah
Laki rabi moal genah

9. Bisi teu genah ku raka
Prak baé wakca balaka
Lamun raka goréng sangka
Buru bawa suka-suka

10. Suka-suka ti ayeuna
Da eulis atos laksana
Ngajodo anu sampurna
Ngahiji salalamina

11. Salamina saréng dulur
Eulis kudu bisa akur
Akuran ka unggal lembur
Sangkan jadi buah catur

12. Mun catur sing seueur bukur
Ulah ngan kalah ka saur
Napsuna ulah takabur
Hirup resep loba batur

13. Sareng batur kudu jujur
Layeut reujeung nu sakasur
Runtut raut salelembur
Nagara gé subur ma’mur

14. Subur ma’mur sauyunan
Mun aya tamu payunan
Tapi ulah timburuan
Boh bilih silih benduan

15. Ngabenduan ka carogé
Ngan ulah paséa baé
Énggal atuh geura hadé
Ambéh geugeut saban poé

16. Saban poé ulah lali
Titik rintih suci ati
Témbongkeun sing béar budi
Ciri nyaah ka salaki

17. Lalaki mun sok nyandung
Omat ulah waka pundung
Komo lamun bari bingung
Keun antep sina ngaberung

18. Ngaberung tong dihalangan
Asal cukup sandang pangan
Sina lilir ku sorangan
Sangkan panggih kasenangan

19. Senangkeun eulis pikiran
Pikiran didadasaran
Tukuh muntang ka Pangéran
Supaya meunang ganjaran

20. Ganjaran ti Maha Suci
Énggal atuh geura tampi
Ayeuna eulis ngahiji
Sakapeurih sakanyeri

21. Sakanyeri jeung salaki
Mun eulis seueur rejeki
Poma ulah sok kumaki
Masing tumut ka salaki

22. Tumutkeun eulis ayeuna
Ayeuna tos laksana
Laksana datang jodona
Haté bangblas lalugina

23. Lugina dunya ahérat
Gusti maparinan rahmat
Kana waktu ulah telat
Disarengan silih hormat

24. Silih hormat ka sasama
Sing nyaah ka ibu rama
Lakonan paréntah agama
Tangtuna hirup sugema

25. Sugema hirup di dunya
Nyaéta kudu tatanya
Rék nanya pék kanu enya
Badanna buru ditanya

26. Tanya baé ku haténa
Tah éta pikeun saksina
Saksi diri pribadina
Nu tara jalir jangjina

27. Mun jangji nu ngajadi
Éta jangji anu pasti
Pasti jodo ti ajali
Pikiran céngéng ka Gusti

28. Gusti mah teu weleh nyaksi
Nyaksi gerentesna ati
Ucap lampahna kasaksi
Satincak-tincakna ngarti

29. Hartikeun masing karaos
Ulah luas-luis léos
Sumawonna poporongos
Pilari jalan nu raos

30. Raoskeun jaga ku eulis
Eulis ulah sok gumeulis
Najan geulis baris ledis
Ninggang mangsa titis tulis

31. Titis tulis bagja diri
Patokan nu ti ajali
Kajeun siga widadari
Da moal beunang dibeuli

32. Dibeuli ku harta banda
Da moal bisa kajaga
Nu tangtu bakal ngaduda
Nyicingan di alam baka

33. Alam baka kalanggengan
Langgeng rasa ka Pangéran
Supaya ulah rayungan
Ngabogaan papacangan

34. Boga rasa kudu ngarti
Tata titi surti arti
Kudu silih beuli ati
Pikiran dadamelan Gusti

35. Gusti Allah nu kawasa
Ngayakeun dunya tiasa
Pepek eusi dunya rosa
Sayagi pikeun manusa

36. Manusia mahluk punjulna
Palinter pangabisana
Ngakalan eusi dunyana
Nu kantun tumarimana

37. Tumarima ka Pangéran
Tumutkeun kana dawuhan
Qur’an hadis tuduh jalan
Ti para Nabi panutan

38. Panutan urang sadaya
Poma ulah rék cangcaya
Sadaya kudu percaya
Ka Gusti Allah nu Mulya

39. Mulyana nu Maha Agung
Sing saha baé ditulung
Ku bumi alam dijungjung
Nyaahna kaliwat langkung

40. Nyaah baé nu Kawasa
Ka masing-masing manusa
Ulah dir gagah perkosa
Bisi urang loba dosa

41. Dosa mah ti pada jalmi
Welas asih ka sasami
Micinta ka lemah cai
Layeut jeung batur sabumi

42. Sing layeut laki rabina
Ulah aya kuciwana
Silih anteur kahayangna
Akur reujeung barayanna

43. Mun akur ka sadayana
Témbongkeun budi basana
Nu bener tingkah polahna
Supaya hirup sampurna

44. Sampurna euis ayeuna
Yap ka dieu pamegetna
Bapa badé ngawurukna
Diregepkeun ku asépna

45. Regepkeun téh ku haténa
Bapa mépélinganana
Tadina asép ngaduda
Ayeuna mah gaduh garwa

46. Sareng garwa kedah layeut
Sing rapet sacara leugeut
Poma ulah pikir heureut
Sangkan silih pikameumeut

47. Mikameumeut sareng bojo
Laksana asép ngajodo
Tapi lamun ngabobodo
Bojo moal mikasono

48. Mun sono asép ka istri
Sing pageuh saperti patri
Campur gaul sareng santri
Kalayan ati nu suci

49. Nu suci pasti beresih
Tara aya nu dipamrih
Ka bojo teu weléh asih
Sagala sareng pamilih

50. Pilih ku asép ayeuna
Nya pék tanya ku haténa
Nu goréng jeung nu hadéna
Sing karasa ku dirina

51. Diri pangasih Gustina
Gusti mah moal nyiksana
Moal badé ngaganjarna
Kumaha waé amalna

52. Amal hadé tangtu genah
Laki rabi tumaninah
Lamun amal anu salah
Jaga baris nyorang susah

53. Susah lamun teu ngarobah
Nu ngajak ngarah ngarinah
Napsu nu mawa sarakah
Pék atuh paké ibadah

54. Mun ibadah anu tangtu
Bagikeun kanu pihatu
Mikeuna tong ragu ragu
Bilih istri janten bendu

55. Bendu istri asép bingung
Ulah waka sok ditundung
Lamun istri terus pundung
Pangmésérkeun geulang kalung

56. Geulang kalung serba saé
Énggal atuh geura anggé
Dianggéna saban poé
Nu kantun pelesir baé

57. Pelesir eulis ka kota
Tah bawa duit sajuta
Mun aya kahayang ménta
Tatapi ulah lahuta

58. Lahuta aya kahayang
Nyariosna ngagorolang
Nu bakal moal kasorang
Pikir anu mawa bingbang

59. Bingbang bongan sok sulaya
Mikahayang anu teu aya
Ahirna pakia-kia
Ngajauhan ka baraya

60. Baraya lamun ngahiji
Éta nu langkung utami
Hubungan anu sajati
Ngariung sapara wargi

61. Wargi asép sadayana
Sakitu mikadeudeuhna
Barungah dina manahna
Nu janten ibu ramana

62. Ibu rama ngiring dunga
Asép ngagaduhan garwa
Istrina lamun satia
Hiji baé tong ngadua

63. Ngadua gaduh istrina
Moal bérés salamina
Pakucrut rumah tanggana
Mun teu cocog jeung agama

64. Éra atuh ku tatangga
Sapopoé ngan paséa
Ku istri dipikangéwa
Ku tatangga diléléwa

65. Lamun boga harta banda
Sing kuat nahan gogoda
Bisi kagoda ku randa
Pikir heula jero dada

66. Pikir asép sing waspada
Supaya teu ngarasula
Mun keukeuh pikir midua
Akibat jadi paséa

67. Paséa jeung pamajikan
Napsu sétan barangasan
Teu ngajadi kauntungan
Tetep dina karugian

68. Rugi lamun ngumbar napsu
Napsu pangajak nu palsu
Ngaranjing ngajadi asu
Nu tangtu badan kalangsu

69. Kalangsu bongan sorangan
Osok daék ririungan
Mimitina heuheureuyan
Dina tempat pamaénan

70. Maén dadu maén kartu
Éléh meunang tacan tangtu
Mun meunang udud surutu
Mun éléh ngobral sapatu

71. Ngobral barang kawalahan
Harta banda dijualan
Di imah awut-awutan
Lebur ancur bébéakan

72. Béak duit dipikiran
Éléh maén kawalahan
Tapi keukeuh panasaran
Napsu teu beunang ditahan

73. Ditahan henteu katahan
Dipikir terus-terusan
Datang napsu panasbaran
Sétan iblis ngadeukeutan

74. Sétan nu ngajak jarambah
Nu mawa kana sarakah
Dipaké kana awuntah
Disorang napsu nu runcah

75. Rucahna antep-antepan
Teu ngarérét réréncangan
Cicing dina palacuran
Teu inget ka pamajikan

76. Pamajikan teu dirérét
Duit metet dina dompét
Tapi méré kékéréhét
Ku tarik-tarikna pélét

77. Kapélét ku pamakéna
Pabeulit pikiranana
Teu karasa ku dirina
Diumbar waé napsuna

78. Napsuna mangprung ngaberung
Teu aya anu dirarung
Miboga rasa adigung
Tungtungna ripuh jeung bingung

79. Bingung bongan osok salah
Teu bisa nahan amarah
Jangji ka batur sok gaplah
Teu inget kana papatah

80. Papatah ti para sepuh
Ulah boga rasa angkuh
Mun jangji kudu sing tukuh
Ucap lampah masing ampuh

81. Masing ampuh ti ayeuna
Sing bisa mawa hirupna
Jauhkeun napsu goréngna
Deukeutkeun napsu hadéna

82. Deudeuh teuing putra ibu
Omat tong ngalajur napsu
Ulah maén lacur ngadu
Mun bener nyaah ka ibu

83. Nyaah deudeuh mikasono
Ciri pola kanggo conto
Mangka hadé ulah poho
Bojo téh bawa lalajo

84. Lalajo bari pelesir
Tingali sisi basisir
Sugan awas tina pasir
Alam dunya geura taksir

85. Geura taksir pangaturan
Dadamelanna Pangéran
Aya gedong matak héran
Luhur pageuh nanakéran

86. Teu ngaruag teu ngariek
Sakitu eusina uyek
Pirang-pirang nu ngaleyek
Tapi hanteu ngarempeyek

87. Ya Allah anu ngayuga
Ieu alam ngan nyalira
Bumi langit gé tohaga
Eusina mani pohara

88. Eusi dunya warna-warna
Cahaya panon poéna
Sato tatangkalanana
Cawisan keur manusana

89. Manusa maruji sukur
Ka Gusti Allah nu ngatur
Pangantén sing subur mamur
Kalayan hirupna jujur

90. Masing jujur sahaluan
Ayeuna asép duaan
Ulah aya pacéngkadan
Sing bisa silih bélaan

91. Béla pati jiwa raga
Dunya katut ahératna
Ku asép kudu dijaga
Sangkan eulis gumbirana

92. Gumbira nu panganténan
Papatah tamba lumayan
Ku eulis asép lenyepan
Nyawérna téréh wekasan

93. Nyawér téh turun tumurun
Tuturunan ti karuhun
Pamugi ulah dikantun
Sawér turun hatur nuhun

94. Sawér hartina panggeuing
Papatah geura nyararing
Dangding bari ngahariring
Pépéling masing aréling

95. Aréling urang sadaya
Ka Gusti Allah nu Mulya
Ulah aya panca bahya
Sadaya mugi waluya

96. Waluya para wargina
Rawuh para panganténna
Gumuruh rasa batinna
Caang haté ka gustina

97. Gusti abdi muji nuhun
Ngumbara mangtaun-taun
Ku bumi alam dilahun
Nimat kateda kasuhun

98. Duh Gusti nu langkung héman
Mugi sadaya sing iman
Nya netepan kaislaman
Mugi maot mawa iman

99. Bapa nyawér téh parantos
Mung kantun badé wawartos
Ka ondangan nu ngarantos
Mugi sami pada ngartos

100. Pada ngartos sadayana
Nu dicarioskeunana
Lebetkeun kana manahna
Naropong jalan sampurna 

Kalau ada yang baca sampai bait ke-100, saya do’akan mudah-mudahan rumah tangganya sakinah, mawadah, dan penuh rahmah. Amin.

Artikel keren lainnya: