Home · Parenting · Konseling · Blogging · Tips · Daftar Isi

Masih Adakah Surga Untukku Part 14

#Masih Adakah Surga Untukku
#Laila
#Episode 14

Setelah selesai menunaikan sholat zuhur, Tama pun membawa Laila dan Rani ke kantornya. Mereka sampai di sebuah gedung perkantoran di Jakarta Pusat. Kantor Tama terletak di lantai lima. Mereka berjalan beriringan memasuki gedung. Memasuki lift dan menuju lantai lima.

Kantor Tama dan kedua kakaknya tidak terlalu besar. mereka hanya mengambil sebagian dari gedung di lantai lima. Pegawai mereka cuma berjumlah dua puluh lima orang. Perusahaan ini bergerak di bidang konveksi dan tekstil, dan pengiriman pakaian-pakaian untuk eksport ke luar negeri.
Sesampai di dalam kantornya, para karyawan langsung menyambut kedatangan Tama. Tama memperkenalkan Laila, istrinya, dan Rani  anak mamaknya. Setelah berbasa basi sejenak, Tama pun mengajak Laila dan Rani memasuki ruangan kakaknya.
"Wah, pengantin baru. Segitu sibuknya ya, sampai ga sempat ke kantor dan ga sempat ajak istrimu ke rumah Uda." Uda Arif langsung berdiri dari tempat duduknya menyambut kedatangan Tama dan Laila.
"Ah, Uda kayak ga pernah jadi pengantin baru aja." Tama tertawa dan mengajak Laila serta Rani untuk duduk di kursi tamu di ruangan kakaknya itu. Laila hanya tersipu malu mendengar candaan kakak dan adik di depannya ini.
"Bagaimana kabarnya, Laila? Betah di Jakarta?" Uda Arif ikut duduk di antara mereka.
"Alhamdulillah betah, Da." Laila tersenyum.
"Gimana ga betah, tinggal ama suami ganteng begini, baik hati lagi." Tama berkata pongah pada udanya seraya menepuk  dadanya. Mata Laila membulat mendengar ucapan laki-laki di sampingnya ini.

Uda Arif tergelak. 
"Kalau tak ditinggal pergi lagi nanti, berarti benaran betah tinggal sama kamu." Uda Arif bermaksud mencandai Tama, tapi kata-katanya tak ayal membuat Laila tersentak. Laila menunduk dan meremas jemari tangannya. Ternyata tak gampang bagi orang untuk melupakan kesalahan yang pernah kita lakukan.

"Uda, becanda jangan kelewatan." Tama mendelik pada udanya melihat perubahan sikap Laila. Lalu Tama menyentuh jemari tangan Laila dan menggenggamnya dengan erat memberi kekkuatan.
"Maaf, Uda ga bermaksud apa-apa." uda Arif menyadari ia telah keceplosan bicara. Selama ini mereka memang selalu begitu kalau bercanda. Saling ejek dan menggoda satu sama lain.
"Oh iya Rani, apa kabar?" uda Arif menoleh pada Rani yang tersenyum puas mendengar ucapan laki-laki gagah itu pada Tama  dan Laila.
"Alhamdulillah baik, Da." 
"Benaran mau kerja di Jakarta?"
"Iya, Da. Jika Uda berkenan menerima Rani di sini."

"Ya, kalau Tama bilang bisa, berarti ya bisalah kamu kerja di sini. Saham adik gantengku  ini  yang paling banyak di sini." ucap Uda Arif seraya menunjuk Tama dengan dagunya. Uda Arif mengeluarkan ponselnya dan menelphon uda Zakaria.
Tak berapa lama, uda Zakaria masuk dan bergabung dengan mereka. Lalu mereka menayakan apa Rani mau mulai kerja hari ini atau besok. Rani dengan semangat mengatakan ingin langsung mulai kerja. Tama lega, itu artinya ia tak perlu mengantar anak mamaknya itu ke rumah tinggal para karyawan.
"Ajaklah Laila ke rumah. BIar kenal dengan Uni Via dan ponakan-ponakan." uda Arif berpesan sebelum Tama dan Laila pamit.
"Iya, nih pengantin baru. Parah banget. Kayak sudah tak punya saudara aja dia di Jakarta." uda Zakaria menimpali.

"Orang cantik ga boleh sering-sering ke luar rumah. Nanti cantiknya hilang, diliatin ama orang-orang." Tama mengedipkan matanya menggoda kedua abangnya.
"Jangan mau dikurung terus di rumah Laila." uda Zakaria berkata pada Laila. Laila hanya tersenyum malu.

"Buru-buru amat adek kita yang satu ini, udah ga sabar ya mau ngurung Laila di kamar?" uda Arif berbisik di telinga Tama. Tapi Laila masih bisa mendnegar ucapan laki-laki itu. Kembali wajah Laila merona. Tama tergelak dan memukul bahu abangnya itu.
"Sudah, ah. Kami pamit. Titip Rani ya. Ajarin dia pergi dan pulang ke rumah karyawan dengan grab." Tama berpesan sebelum meninggalkan ruangan uda Arif.
"Tenang, Rani aman bersama kami." uda Zakaria menjawab dengan senyuman. Laila pun pamit pada uda Arif dan uda Zakaria. Terakhir Laila menyalami Rani.
"Pamit ya, Ran. Semoga kamu betah ya kerja di sini." Laila mengulurkan tangannya pada Rani. Rani menerimanya dengan malas.

Setelah itu Tama dan Laila menuju ke parkiran. Sebelumnya Tama meminta sekuriti untuk mengambil koper Rani di mobil dan menyuruh sekuriti meletakkannya di ruangan abangnya Arif.
Begitu duduk di belakang stir, Tama menarik napas lega. Rasanya bebannya karena kehadiran Rani di rumahnya sedikit berkurang. Jika nanti bertemu di kantor, tidak akan terlalu repot pikir Tama. Apalagi Tama tidak seperti kedua abangnya yang rutin setiap hari ke kantor. Tama hanya memegang audit keuangan perusahaan. Jadi Tama bisa mengerjakannya di manapun ia berada.
"Jadi mau kemana kita sekarang?" Tama menoleh pada Laila sebelum ke luar dari parkiran perkantoran. 
"Terserah Uda aja. Laila kan ga tahu Jakarta." 
"Wah, berarti bisa dijual nih di Jakarta."
"Ya, jual aja kalau memang laku." Suara Laila terdengar ketus.

"Ah, ga ah. Ntar aku merana tinggal sendiri." Tama menatap Laila dengan mata menggoda. 
"Sudah ga ada Rani, ga usah akting lagi." wajah Laila masih keliatan jutek. Tama terbahak.
"Memang gombalin istri harus nunggu ada Rani dulu, ya?"
"Jadi tadi itu ngegombal?" Laila menatap Tama tajam. Tama menggaruk kepalanya yang tak gatal. Duh, salah bicara lagi dia.

"Ga gombal kok, serius." Tama mengangkat dua jarinya dan menatap Laila dengan mimik wajah serius. Sekarang giliran Laila yang kikuk ditatap seperti itu.
"Ayo, ah, Da. Kapan mau jalannya nih." Laila pun memasang sabung pengamannya.
"Oke kita ke mall dulu ya. Nyari kosmetik kamu. Tapi janji, ya, dandannya cuma buat aku," ucap Tama seraya menjalankan mobil. Mata Laila mengerjap. Ya, Tuhan, tolong jaga dada ini, jangan terlalu riuh berdentang, Laila berbisik dalam hati.
Kenapa laki-laki ini semakin manis ya? Laila merasa heran juga. Apa dia telah membuka hatinya untuk Laila? Semula Laila berpikir, sikap manis dan mesranya karena ada Rani. Tapi setelah Rani tak ada, sikapnya masih tetap manis. Tuhan, boleh kah aku meminta agar laki-laki ini selalu bersikap seperti ini setiap hari? Laila berdoa dalam hati. Dan senyum indah tak mau ungkai dari bibirnya.
Sepanjang perjalanan lagu Anji menemani mereka. Ketika lagu Bidadari Tak Bersayap mengalun indah, Tama ikut bernyanyi dengan penuh perasaan. Laila senyum-senyum sendiri mendengar dan melihat gaya Tama.
Kamu yang aku butuhkan untuk jadi teman hidupku
Bidadari tak bersayap datang padaku
Dikrim Tuhan dalam wujud wajah kamu
Dikirim Tuhan dalam  wujud diri kamu

Sungguh tenang kurasa saat bersamamu
Sederhana namun indah kau mencintauku
Sederhana namun indah kau mencintaiku

Sampai habis umurku, sampai habis usia
Maukah dirimu jadi teman hidupku
Kaulah satu di hati, kau yang teristimewa
Maukah dirimu hidup denganku

Diam-diam aku memandangi wajahnya
Tuhan ku sayang sekali wanita ini
Tuhan ku sayang sekali wanita ini

Sampai habis nyawaku, sampai habis usia
Maukah dirimu jadi teman hidupku
Kaulah satu di hati, kau yang teristimewa
Maukah dirimu jadi teman hidupku

Katakan "yes I do," jadi teman hidupku
dudududududu dudududu dududu

Hampir satu jam, akhirnya mereka memasuki parkiran sebuah mall yang  masih terletak di Jakarta Pusat.
Tama bergegas membukakan pintu untuk Laila sebelum Laila turun. Beriringan mereka memasuki mall yang lumayan ramai  itu.

Tama lalu membawa Laila ke counter kosmetik yang terdapat di lantai dua. 
"Silakan kamu pilih mana yang kamu butuhkan." Tama mempersilakan Laila untuk memilih. Laila yang sudah dipandu oleh seorang pelayan toko, hanya mengambil pembersih wajah, alas bedak, bedak padat, dan sebuah lipstik berwarna bibir. Itupun produk dalam negeri sendiri. Maklumlah, biasanya dia kan hanya seorang mahasiswa, yang uang belanjanya pun dijatah, sehingga Laila harus pintar-pintar memilih produk yang terjangkau oleh kantongnya.

Laila pun menuju kasir diikuti oleh Tama.
"Cuma segini?" tanya Tama heran.
"Iya, memang Uda mau juga?" tanya Laila dengan senyum menggoda.
"Ush, memangnya aku si Mimi." Tama mendelik pada Laila. Laila tertawa melihat ekspresi wajah tama. Tama tertegun melihat tawa lepas Laila. Rasanya baru kali ini Tama melihat Laila tertawa seperti itu. Dunia terlihat begitu indah menyaksikan tawa wanita di depannya ini.

"Bentar ya." tiba-tiba Tama beranjak. Laki-laki itu menuju rak parfum. Beberapa saat terlihat Tama meimilih-milih aneka parfum di depannya. Setelah mendapatkan yang rasanya cocok, Tama pun mebawanya ke kasir. Lalu kasir pun mulai menghitung belanjaan mereka.
Kening Laila mengernyit, melihat harga parfum yang tertera di layar komputer kasir. Mahal amat, pikir Laila. 
"Buat siapa sih, Da. Beli parfum sampe tiga dengan harga semahal itu?" Laila tak dapat juga menahan diri untuk tidak bertanya.
"Ya, buat kamu lah. Pake kalau lagi di rumah." bisik Tama di telinga Laila. Wajah Laila merona mendengar kata-kata Tama. Laki-laki ini ... aduh Laila kehilangan kata-kata mengahadapi laki-laki tampan ini.

Setelah menyelesaikan transaksi, mereka pun ke luar dari counter kosmetik tersebut. Tama membawa Laila menuju toko tas  yang tak begitu jauh dari counter kosmetik. Laila kembali menatap Tama dengan heran.
"Kita nyari tas dulu ya. Tas kamu kayak tas mahasiwa," ucap Tama menjawab kebingungan Laila.  
Haa? Mau membelikan tas aja kok pake acara menghina dulu ya? Uh, bibir Laila mengerucut karena kesal mendengar ucapan Tama.

"Kenapa itu bibir? Mau dicium?" Tama mendekatkan wajahnya pada Laila. Laila reflek mundur dengan mata membulat. Ya Tuhan, lama-lama memang bisa jantungan dia karena sikap laki-laki ini.
"Kalau ga mau dicium, cepat kamu pilih tas yang paling cantik." Tama berbisik di telinga Laila. Pelayan di toko itu senyum-senyum melihat tingkah Tama dan Laila.
Laila buru-buru menjauh dari Tama dengan wajah takut. Tama terkekeh melihat ekspresi wajah Laila.

Beberapa buah tas telah dilihat dan dicobain Laila. Tapi begitu melihat harganya, buru-buru Laila meletakkannya kembali. Sungguh tak tega rasanya membelanjakan uang sebanyak itu untuk sebuah tas.
"Ga ada yang cocok?" tiba-tiba Tama telah berada di samping Laila. 
"Ada sih, Da. Tapi, apa ga ada toko tas yang harganya lebih murah dikit, Da?" Laila berbisik pada Tama, karena pelayan toko juga mengikuti mereka.

Ya, Tuhan. Sekarang giliran Tama yang merasa heran. Kok ada ya perempuan seperti istrinya ini. Tinggal pilih juga, kok mikirnya dalem amat. Tama geleng-geleng kepala. 
"Ini suka, ga?" Tama mengambil sebuah tas yang tadi dipegang Laila dan telah dicobainnya.

Laila mengangguk ragu. Tas berbahan kulit berwarna hitam dengan tali yang cantik. Terlihat begitu mewah.
"Satu aja, Da." Laila protes melihat Tama memesan kedua buah tas itu pada pelayan. Tiba-tiba Tama mencium pipi Laila sekilas. Deg, jantung Laila serasa berhenti berdetak. Ya Tuhan, badan Lalia mendadak terasa panas dingin. Kaki dan tangannya gemetar.
Tama pun menyerahkan kedua tas itu kepada pelayan.
"Ambilkan yang masih baru, ya." pesan tama.
"Baik, Pak." pelayan perempuan itu mengangguk dan tersenyum ramah.

"Satu aja, Da." Laila protes melihat Tama memesan kedua buah tas itu pada pelayan. Tiba-tiba Tama mencium pipi Laila sekilas. Deg, jantung Laila serasa berhenti berdetak. Ya Tuhan, badan Lalia mendadak terasa panas dingin. Kaki dan tangannya gemetar.
"Kalau protes lagi, aku cium lagi, ya." ancam Tama sadis. Laila bergidik. Tama tersenyum melihat raut wajah Laila yang menjadi merah kuning hiaju.  Lucu sekali perempuan ini, bisik hati Tama.
Tak berapa lama pelayan memberikan struk pembelian pada Tama. Tama menuju kasir dan membayar kedua tas itu. Setelah selesai, pelayan memberikan dua kantong besar berisi tas pilihan Tama tadi pada Laila. Laila menerimanya dengan mata berbinar. Tak pernah membayangkan akan punya tas secantik itu.
"Da, makasih ya." Laila menatap Tama dengan tatapan penuh kebahagiaan. Tama mengangguk dan hatinya ikut bahagia melihat wajah Laila diliputi kebahagiaan seperti itu.
Mereka pun berjalan beriringan ke luar mall menuju parkiran.
Sampai di mobil, Laila membuka kantong tas di pangkuannya. Dikeluarkannya tas yang berwarna broken white. Dengan penuh semangat perempuan cantik itu mengeluarkan tas itu dari bungkusnya. Lalu dengan sigap, dipindahkannya semua isi tasnya ke dalam tas baru itu.

Tama memperhatikan tingkah Laila dengan seksama.
"Laila langsung pake, ya, Da." Laila mendekap tas barunya. Matanya berbinar indah. Tama tersenyum melihat tingkah istrinya ini. Benar-benar seperti anak kecil, tadi gayanya benar-benar menolak. Sekarang langsung memakainya dengan suka cita. Ternyata tak sulit untuk menyenangkan dan membahagiakan hati seorang wanita. Spontan Tama mengusap puncak kepala Laila yang tertutup hijab.

"Kamu, suka?" tanya Tama sebelum menjalankan mobil ke luar dari parkiran mall.
"Hehe, iya, Da. Tasnya cantik." 
"Syukurlah kalau kamu suka. Nanti kalau mau apa-apa jangan dipendam. Kamu tahu ga, sejak tamat kuliah, aku sudah merintis  usaha sendiri. Dan ketika aku telah punya uang yang cukup, aku ga punya orang yang bisa ikut menikmati hasil usaha aku tersebut. Kedua orang tua aku selalu menolak jika aku kirimkan uang, kata mereka, uang hasil sawah dan kebun di kampung tak pernah habis untuk mereka makan berdua. Semua saudara telah punya usaha sendiri. Semua hidup berkecukupan. Karena itulah aku tak pernah pelit untuk berbagi rezeki pada orang lain." Laila menoleh pada Tama. Laki-laki yang baik, bisik hati Laila. Laila tersenyum, dan tiba-tiba Tama meraih tangan Laila menggenggamnya erat.

"Dan sekarang aku bahagia, aku telah punya seseorang yang bisa menikmati harta dan rezeki yang aku punya. Jadi jangan pernah nolak apapun yang aku berikan untukmu. Aku bahagia mencukupkan semua kebutuhanmu, aku bahagia membelikan semua keperluanmu." Tama lalu mencium tangan Laila.
Laila serasa kehabisan nafas. Kata-kata dan sikap Tama begitu hangat dan menyentuh hatinya. Tuhan, maafkan aku yang telah bersalah pernah mengecewakan laki-laki ini. Maafkan aku telah pernah mencabik-cabik harga diri laki-laki ini. Mata Laila terasa panas. Pandangannya menjadi kabur. Dan bening itu mengalir satu demi satu membasahi pipinya. Laila terisak.
Laki-laki di sampingnya ini tak pantas menerima sikap jahatnya. laki-laki ini terlalu baik. Laila merasakan dadanya menjadi sakit mengingat apa pernah dilakukannya pada suaminya ini.
"Hei, kamu kenapa?" Tama kaget mendapati Laila yang telah terisak. Laila menoleh pada Tama dengan wajah basah penuh air mata. Laila mengambil tangan Tama dan menciumnya dengan takzim.
"Maafkan Laila, Da. Maafkan Laila." suara Laila terdengar parau di antara isak tangisnya. Tama terkesima.
"Uda sudah memaafkanmu." Tama mengelus puncak kepala Laila. Laila mengangkat wajahnya dan tersenyum bahagia mendengar ucapan Tama.
"Boleh Uda memelukmu?" Tama menatap Laila penuh harap. Laila mengangguk. Dengan suka cita, Tama merengkuh tubuh istrinya itu ke dalam pelukannya. Laila membenamkan wajahnya di dada Tama.
bersambung .....

Eps 1 >> Eps 2 >> Eps 3 >> Eps 4 >> Eps 5 >> Eps 6 >> Eps 7 >> Eps 8 >> Eps 9 >> Eps 10 >> Eps 11 >> Eps 12 >> Eps 13 >> Eps 14 >> Eps 15 >> Eps 16 >> Eps 17 >> Eps 18 >> Eps 19 >> Eps 20 >> Eps 21 >> Eps 22

Artikel keren lainnya:

Ceramah Singkat: Visi Hidup Seorang Muslim

Materi Kultum: Visi Hidup Seorang Muslim
Assalamu ‘Alaykum  Warahmatullahi Wabarakatuh
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Dalam setiap khutbah jum'at sang khatib sering menghimbau untuk meningkatkan taqwa kepada Allah. Tentunya dengan memelihara diri dari perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama Allah agar terhindar dari azab, sebagaimana firman Allah yang artinya : "Peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi) hari, yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian, masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya." (Al-Baqarah: 281).
Disamping memelihara diri dari perbuatan menyimpang dari aturan Allah, juga harus diiringi dengan sikap agar tidak lalai dari mengingat Allah meski berhadapan dengan berbagai kesibukan, sebagaimana Firman Allah : "Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan salat, dan (dari) membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (pada hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang." (An-Nur: 37).
Setiap mukmin yang mengharap kesuksesan, hendaknya dapat memadukan antara kegiatan berusaha dengan ketaatan kepada Allah, agar usahanya mendapat jaminan balasan tidak hanya di akhirat berupa terhindar dari siksa api neraka, melainkan juga balasan di dunia, berupa rizqi yang tidak terbatas, sebabagaimana firman Allah :
لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَن يَشَاء بِغَيْرِ حِسَابٍ
“(Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas”.  (QS. An-Nur:38)
Dunia telah diciptakan Allah sebagai suatu tempat untuk mengumpulkan bekal menuju kampung Akhirat. Dalam mengisi kehidupan hendaklah manusia bekerja secara shaleh.
Bekerja secara shaleh artinya melaksanakan pekerjaan secara profesional dan sungguh-sungguh, sesuai dengan tata aturan, tidak membabi buta, tidak serampangan dan sesuai prosedur yang ditetapkan. Bahkan untuk bisa meraih sukses, manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk berkreasi, berinofasi dan mencari peluang-peluang baru untuk kebahagiaan dunianya. Sebab Allah menghargai setiap aktifitas manusia yang dilakukan secara kreatif sebagaimana FirmanNya: “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia akan dirugikan” (QS.Hud:15)
Namun demikian seorang muslim jangan sampai melupakan akhlak atau budi pekerti sebagai hamba Allah dalam aktifitas usahanya, seperti mengembangkan sikap amanah, baik amanah dalam menjalankan kepercayaan yang diberikan, atau amanah dalam pengertian sikap jujur dalam menjalankan pekerjaannya.
Ketika kesuksesan telah diraih ia bersedia untuk berinfaq, zakat dan shadaqah sebagai sikap Tawadhu’ (Rendah Hati) menghilangkan kesombongan serta kesyukuran dengan membantu orang lain.
Wassalamu ‘Alaykum  Warahmatullahi Wabarakatuh

Artikel keren lainnya:

Pengertian Backlink dan Manfaatnya

Apa itu Backlink?
Yang akan dibahas pada postingan kali ini adalah tentang backlink. Ingat backlink bukan blackpink! Kalau blackpink itu grup vokal dari Korea yang nyanyi du du du ale ale emping oleh oleh. Sedangkan backlink adalah link atau tautan yang merujuk ke situs atau blog yang kita punya.
Backlink ke Blog
Cara Mendapatkan Backlink
> Berkomentar pada blog dengan menyisipkan link
Ketika para sobat menjelajah atau jalan-jalan ke blog orang lain, tinggalkanlah komentar yang ada linknya ke blog sobat. Komentar dengan link juga bermanfaat bagi siempunya blog untuk berkunjung balik ke blog sobat.
----------
----------
> Share ke media sosial
Menurut saya, cara ini adalah yang paling mudah. Tekan tombol share dan beres deh. Namun ada yang perlu sobat perhatikan, yakni janganlah membagikan url blog sobat dengan membabi buta atau spam. Bisa jadi url blog sobat dianggap spam dan akan diblokir, sehingga sobat tidak bisa lagi membagikan link blog ke medsos.
> Bertukar link
Bila sobat punya kenalan blogger cobalah untuk saling bertukar link dan saling merekomendasikan untuk mengunjungi blog. Saran saya bagi yang ingin bertukar link adalah bertukarlah dengan blog yang mempunyai postingan berada di halaman pertama google. Hal ini dilakukan supaya kemungkinan klik ke blog kita semakin besar.
Manfaat Backlink
> Mudah untuk terindeks
Pernahkah sobat blogger pemula mengalami blognya tidak muncul di halaman google? Untuk blog baru atau artikel yang baru diposting tidak akan langsung muncul di google. Apabila banyak backling menuju blog sobat akan mempermudah artikel-artikel sobat untuk terindeks.
> Meningkatkan posisi blog pada SERP
SERP merupakan singkatan dari search engine result page. Backlink dapat meningkatkan posisi artikel-artikel blog di halaman mesin pencarian khususnya google.
> Mempertahankan posisi pada SERP
Apabila artikel kita sudah nangkring di halaman pertama SERP bahkan berada di rangking pertama, maka tentunya sobat harus mempertahankan posisi tersebut. Salah satu caranya adalah dengan backlink.
> Meningkatkan ranking blog
Untuk mengetahui posisi peringkat blog sobat, cobalah periksa di alexa.com. Salah satu acuan alexa.com dalam menentukan alexa rank atau peringkat situs sobat adalah banyaknya backling ke situs sobat.

Artikel keren lainnya:

Tebak-tebakan Bahasa Sunda (Tatarucingan) Lengkap Dengan Jawabannya

Sampurasun sadayana! Kumaha damang?
Orang Sunda senang sekali dengan yang namanya tebak-tebakan atau dalam bahasa Sunda disebut tatarucingan. Nah yang pengen referensi untuk soal tebak-tebakan dan jawabannya dalam bahasa Sunda, berikut ada beberapa contohnya.

S: Di tengah pasar aya naon?
J: aya huruf “S”

S: Luhureun i mah aya naon?
J : Luhureun i mah aya titik

S: Bahasa arab na kopeah ?
J: Wadah hulu

S: Bumbu dapur anu sahuruf naon ?
J: U yah

S: Sato Naon anu sahuruf  ?
J: I kan

S: Di paraban kalah beugang ?
J: Batu asahan

S: Perdana mentri jepang anu lahirna di jayapura ?
J: Kurasa takada

S: Ari nakol bedug aya sabaraha warna?
J: Tilu warna (ti luarna)

S: Kaca naon anu matak ngabeuratkeun?
J: Kacalikan gajah

S: Peuting asak, lamun beurang atah?
J: Lampu bohlam

S: Minyak naon anu rame pisan?
J: Minyaksikan sepak bola

S: Akar di luar tangkalna di jero?
J : jenggot

S: Kaluarna laun, asupna tarik?
J : leho

S: Boga sisit lain oray, boga makuta lain raja?
J: Ganas/Danas

S: Dicabak aya, dilieuk euweuh?
J : Ceuli

S: Ditakol nyendol, teu ditakol nyendol?
J : Goong

S: Oray hejo panonna loba?
J : Peuteuy

S: Nini bongkok kumaha sarena?
J: Peureum

S: Didengkangkakkeun, diangkat terus diasupkeun?
J : Kacamata

S: Jam naon anu bisa nembang?
J : Jamrud

S: Baso dibalikkeun jadi naon?
J: Bahe

S: Sapi naon anu bau?
J: Sapiteng

S: Pang nyeubutkeun lima macam ngaran buah-buahan tapi kudu sakali kecap ?
J: Rujak

S: Di asupkeun kalah kaluar ?
J: Kancing

S: Asup tina beuteung, kaluar tina tongong ?
J: Tai sugu

S: Piring naon anu bisa nempo bulan pas peuting?
J : Piring bolong

S: Hayam rintit nonggeng ka langit?
J: Ganas/danas

S: Dibuka bajuna terus diasupkeun?
J: Dahar cau

S: Dibuka bajuna, dibawa kanu poek, terus jadina melendung?
J: Dahar permen karet

S: Dikocok, dipencet terus kaluar nu bodas?
J: Tip ex

S: Budak leutik ngambay peujit?
J: Jarum jeng bola

S: Dahareun anu daharna kudu hiji-hiji?
J: Tek wan (take one)

S: Nagara naon anu sepi?
J: Kuwait (quite)

S: Nagara naon anu dua huruf?
J: U Ganda (UU)

S: Sato naon anu dua huruf?
J: U dan G

S: Dieusian ngahampangan?
J: Balon

S: Tukang naon digeroan kalah lumpat?
J: Tukang maling

S: Tukang naon digeroan kalah naek?
J: Tukang gali sumur

S: Turun 4, naek jadi 3?
J: Ngubur mayit

S: Sato naon anu pang leutikna saalam dunya?
J: Cacing cacingan

S: Batman nginum fanta, ari Superman nginum naon?
J: Minumpas kejahatan.

S: Petina hiji, mayitna loba?
J: Korek api

S: Kaca naon anu nyeri?.
J: Kacabok

S: Kaca naon anu seungit?
J: Kacapiring.

S: Sato naon anu sukuna dina sirah awakna dina sirah?.
J: Kutu

S: Sato naon anu sirahna dina suku, jangjangna dina suku, beuteungna ge dina suku?
J: Manuk katincak

S: Kapas  sakilo, batu  sakilo, lamun ditinggangkeun kana suku nyeri nu mana?
J: Nyeri suku

S: Ku naon tukang baso nakolan mangkok?
J: Ku sendok

S: Soeh teu bisa dikaput, kotor teu bisa diseuseuh?
J: Keretas

S: Bajuna hejo, leumpangna nguriling bari udud.?
J: Obat nyamuk

S: Sukuna hiji, panonna tilu?
J: Lampu setopan

S: Ka handap muka ka luhur nutup?
J: Seleting

S: Maju eleh, mundur meunang?
J: Nu keur lomba tarik tambang

S: Lamun bodas disebut kotor, lamun hideung disbut bersih?
J: Bor/Papan tulis hideung

S: Kalong naon anu pinter maen bal?
J: Kalonggak beckham ya…Del Piero

S: Bisa naek teu bisa turun?
J: Haji

S: Bisa turun teu bisa naek?
J: Hujan

S: Kalimah naon anu dibaca ti hareup jeung ti tukang sarua hartina?
J: Kasur ini rusak

S: Gajah naon anu sukuna dua?
J: Gajah nu keur keprok

S: Disebut sakali jauh, disebut dua kali deukeut?
J: Langit

S: Hurup naon anu ngeunah?.
J: Nya T

S: Lamun Superman ngapung tara ngadeukeutan panonpoe, naon sababna?
J: Sabab sieun S-na leeh kapanasan

S: Setan naon anu bisa nangtungkeun sepedah?
J: Setandar

S: Make baju lain manusa, make dudukuy lain patani?
J: Bebegig

S: Kasur naon anu matak nyeri?
J: Kasura

S: Monyet naek kana tangkal kai, tinggal naonna?
J: Tinggal turunna

S: Pare naon anu teu ngeunah?
J: Parea-rea omong

S: Jalma meuli kasur keur naon?
J: Keur beunta

S: Hayam naon anu sok diteangan ku jelema?
J: Hayam leungit

S: Naon miripna onta jeung jengkol?
J: Onta mah di Arab, kangkung mah diurab.

S: Tukang naon anu teu bisa ngitung?
J: Tukang poto, ditanya  3x4 sabaraha? Jawabanna  2000.

S: Sato naon anu pangharam-haramna?
J: Anak bagong euweuh bapaan

S: Rancung lain landak, hejo lain tentara?
J: Kaktus

--------------
Mangga, yang punya tebak-tebakan bahasa Sunda selain yang saya posting silakan tanyakan di kolom komentar. Nanti saya jawab!

Artikel keren lainnya:

Nadzoman Basa Sunda Tarekh Kangjeng Nabi Muhammad SAW

Nadzoman Basa Sunda Tarekh Kangjeng Nabi Muhammad SAW
Mangga nyanggakeun kango sadaya anu peryogi nadzoman ku basa sunda anu eusina tarekh Kangjeng Nabi Muhammad SAW. Mugia jadi pepeling kango urang sadayana supados terang kana siroh Nabi Muhammd SAW.

1
Nabi urang  saréréa,
Kangjeng Nabi anu mulya,
Muhammad jenenganana,
Arab Kurés nya bangsana.

2
Ramana Gusti Abdullah,
Ibuna Siti Aminah,
dibabarkeunana di Mekah,
wengi Senén taun Gajah.

3
Robiul awal bulanna,
tanggal kadua belasna,
April bulan maséhina,
tanggal kadua-puluhna.

4
Ari bilangan taunna,
lima ratus cariosna,
tujuh puluh panambihna,
sareng sahiji punjulna.

5
Siti Aminah misaur,
waktos babarna kacatur,
ningal cahaya mani ngempur,
di bumina hurung mancur

Babar taya kokotoran
Orok tos kenging nyepitan
Soca lir kenging nyipatan
Sarta harum seuseungitan
6
Parangina Kangjeng Nabi,
jatnika pinuh ku puji
pinter tur gedé kawani,
sabar nyaah ka sasami.

7
Keur opat taun yuswana,
diberesihan manahna,
nabi dibeulah dadana,
malaikat nu meulahna.

8
Jibril kadua réncangna
Mikail jenenganana,
ngeusikeun kana manahna,
elmu hikmah sapinuhna.

9
Tuluy dada Kanjeng Nabi,
gancang dirapetkeun deui,
sarta teu ngaraos nyeri,
dicap ku Hotami Nabi.

10
Rama Nabi kacaturkeun
pupusna kacarioskeun
basa Nabi dibobotkeun
dua sasih kaunggelkeun

11
Kagenep taun yuswana
ditilar pupus ibuna
Nabi dirorok eyangna
Abdul Mutalib asmana

12
Kersana Rabbul’alamin
Kangjeng Nabi nu prihatin
yuswa dalapan taun yakin
éyangna mulih ka batin

13
Sabada wapat éyangna
Nabi dirawat pamanna
Abi Talib kakasihna
sadérék teges ramana

14
Kangjéng Nabi sering pisan
dicandak ka Nagara Sam
sok nyandak barang dagangan
di dinya téh pajeng pisan

15
Kacatur di éta nagri
loba pandita Yahudi
sareng pandita Nasrani
nu tepang jeung Kangjeng Nabi

16
Sadayana sasauran
ieu jalmi mo nyalahan
pinabieun ahir jaman
Torét, Injil, geus ngiberan

17
Sipat Nabi panganggeusan
aya di anjeunna pisan
harita loba nu iman
ka Nabi ngangken panutan

18
Karesepna Kangjeng Nabi
ka Gusti Allah ngabakti
di Gunung Hira maranti,
ibadahna saban wengi.

19
Di dinya jol kasumpingan,
Jibril nu nurunkeun Kur’an,
kalawan dawuh Pangéran,
Nabi didamel utusan.

20
Harita yuswana Nabi,
patpuluh taun kawarti,
diutus ku Allah pasti,
ngémbarkeun agama suci.

21
Anu iman pangheulana,
Siti Khodijah garwana,
Abu Bakar kaduana
sohabat nu pangmulyana

22
Murangkalih nu nonoman,
anu pangheulana iman,
Sayidina Ali pisan,
ka Nabi sadérék misan.

23
Jeung ari jalma beulian,
anu pangheulana iman,
Sayid Bilal kaleresan,
anu jadi tukang adan.

24
Ari lolobana pisan
ka Nabi téh ngamusuhan,
nganiaya ngajailan,
teu aya pisan ras-rasan.

25
Nuju tanggal tujuh likur,
bulan Rajab nu kacatur,
runut kaol nu kamashur
Kangjeng Nabi téh disaur.

26
Dipapag ku malaikat,
nyandak burok nu kasebat,
leumpangna téh cara kilat,
tutunggangan Nabi angkat.

27
Ti Mekah ka Baitul Maqdis,
teu lami-lami antawis,
ku jalmi henteu katawis,
Kersana Gusti nu Wacis.

28
Ti Baétul Makdis terasna,
naék tangga saterusna,
mi’raj téa kasebatna,
ka langit Nabi sumpingna.

29
Tujuh langit sadayana,
sareng aras pangluhurna,
disumpingan sadayana,
katut surga-narakana.

30
Kangjeng Nabi ditimbalan,
ku Gusti Nu Sipat Rahman,
anjeunna kudu netepan,
solat muji ka Pangéran.

31
Sadayana jalmi iman,
sami gaduh kawajiban,
solat nu lima giliran,
henteu meunang dikurangan.

32
Solat éta minangkana,
dina agama tihangna,
jalmi nu luput solatna,
nyata rubuh agamana.

33
Kapir Mekah kacaturkeun,
barang Nabi nyarioskeun,
mi’raj lain dimulyakan,
anggur pada nyeungseurikeun.

34
Pada hasud ngakalakeun,
ti dinya Allah ngersakeun,
Kangjeng Nabi dialihkeun,
ka Madinah disirnakeun.

35
Para sohabat pirang-pirang,
nu buméla milu iang,
milu ngalih saabrulan,
henteu pisan sumoréang.

36
Tambih kamulyaan nabi,
di madinah asal sepi,
jadi ramé ku nu ngaji,
muji ka Nu Maha Suci.

37
Sapuluh taun lamina,
di Madinah jumenengna,
agama Islam cahyana,
gumebyar ka mana-mana.

38
Ari mungguh Kangjeng Nabi,
nyaahna langkung ti misti,
ka umatna jaler istri,
leuwih ti sepuh pribadi.

39
Welas asih ka nu miskin,
sumawon ka budak yatim,
pada seubeuh ku paparin,
kadaharan jeung pisalin.

40
Akurna ka urang kampung,
calik satata ngariung,
tara angkuh jeung adigung,
sanajan ka urang gunung.

41
Ka nu nandang kasusahan,
gering jeung kapapaténan,
ngalayad sarta ngubaran,
ngajajapkeun ka kuburan.

42
Manis saur manis budi,
éstu mustikaning jalmi,
sajagat mo’ mendak deui,
saé rupa jeung parangi.

43
Raray lir bulan purnama,
halisna lir katumbiri,
waos lir inten widuri,
salira harum wawangi.

44
Éstu kersaning Pangéran,
lain seungit dimenyanan,
karinget pada nandéan,
diparaké seuseungitan.

45
Pirang-pirang mujijatna,
tawis kanabianana,
Kur’an nu nomer hijina
mujijat nu pangmulyana.

46
Tangkal nu pérang daunna,
disiram urut abdasna,
ngadadak loba buahna,
sarta hirup saterasna.

47
Domba nu banget kuruna,
sarta lalépét susuna,
diusap ku pananganna,
ngadadak juuh susuna

48
Dina hiji waktos deui,
sahabat bet kirang cai,
teras baé Kangjeng Nabi,
mundut cai anu kari

49
Cai ngan sakedét pisan,
éstu kabéh pada héran,
Nabi neuleumkeun panangan,
dumadak tuluy manceran.

50
Cai mancer loba pisan,
ka luar tina panangan,
sela-sela ramo pisan,
cukup keur jalma réaan.

51
Ya Allah Nu Sipat Rohman,
abdi téh iman ka Tuhan,
teu aya deui Pangéran,
lain ti Allah Nu Héman.

52
Nu ngadamel bumi-alam,
rawuh jeung eusina pisan,
nu wajib diibadahan,
taya anu nyasamian.

53
Sareng abdi iman deui,
ka Muhammad Kangjeng Nabi,
yén éta utusan Gusti,
miwulang ka jalmi-jalmi.

54
Nu sipat kapercantenan,
wijaksana tur budiman,
bener wungkul sasauran,
lain saur kaheureuyan.

55
Hurmat urang ka anjeunna,
dina mangsa jumenengna,
sareng sabada wapatna,
éstu teu aya béntenna.

56
Duh Gusti jungjunan abdi,
Sayidina Muhammad habibi,
pamugi salira nampi,
ka nu hina diri abdi.

57
Abdi umat ahir jaman,
anu banget panasaran,
hoyong tepang ngadeuheusan,
seja tumut serah badan.

Artikel keren lainnya: